Sejarah Tanah, di dalam Geografi
(sumber/ source: Pramudiawati, Riana.2004. Geografi. Klaten: PTIntanPariwara.)
Proses pembentukan lapisan tanah oleh alam diperlukan waktu berabad-abad. Pembentukan tanah dimuali dari pelapukan batuan induk yang terletak di permukaan bumi. di sinilah sejarah pembentukan tanah dimulai. Akibat pelapukan itu, terkumpulah pecahan batuan di atas lapisan batuan induk. Pecahan batuan ini disebut regolith, berasal dari bahasa Yunani yang berarti selimut batu. Regolith ini bukanlah lapisan tanah itu sendiri, tetapi lebih tepat kiranya disebut pendahulu atau nenek moyang tanah. Dari kenyataan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tnaah memiliki sejarah. karena memiliki sejarah, maka tanah juga memiliki umur. Berdasarkan umurnya, tanah dibagi sebagai berikut.
1) Entisol atau tanah masa kini. Tanah ini sangat muda dan sering berkembang pada dataran banjir di sekitar sungai maupun pada tempat terkumpulnya pasir. Karena masih muda, tanah ini hanya berisi sedikit bahan organic. Meskipun begitu tnaah ini subur dan menghasilkan panen yang baik. Lebih dari 12% lahan di dunia tertutup lapisan tanah ini.
2) inseptisol atau tanah permulaan. Tanah ini agak lebih tua dari entisol dan sering digunakan untuk pertanian dan perladangan. Tanah ini menutup hampir 16% dari permukaan lahan bumi.
3) Ultisol atau tanah tua. Ultisol adalah tanah apda tahap perkembangan lebih lanjut atau usia tua. Tanah ini berisi lapisan tanah liat dan mengandung aluminium dengan sedikit bahan organic dan sedikit zat yang memberikan reaksi kimia. Tanah ini tidak cocok untuk pertanian, kecuali disuburkan terlebih dahulu. Sekitar 8,5% lahan di bumi tertutup oleh ultisol.
4) oksisol atau tanah oksida. Tanah ini sangat tua dan mengadung senyawa oksigen berupa aluminium dn oksida besi. Tanah ini sering berwarna merah bata akibat oksida besi (besi berkarat). Kandungan organiknya rendah sehingga tidak sesuai dengan pertanian. Tanah ini hampir 9% terdapat di permukaan bumi.