Inkontinensia Urine: Stres (1986,2006) Diagnosis Keperawatan NANDA, NIC NOC
(Wilkinson, Judith M. 2009.Diagnosis Keperawatan Edisi 9.Jakarta: EGC.)
A. Definisi
Kebocoran mendadak urine akibat aktivitas yang meningkatkan penekanan terhadap abdomen
B. Batasan Krakteristik
1. Subjektif
Melaporkan kebocoran sedikit urine secara involunter:
a. Saat tidak ada kontraksi detrusor
b. Saat tidak terjadi overdistensi kandung kemih
c. Saat bekerja atau beraktivitas atau akibat bersin, tertawa, atau batuk
2. Obyektif
Tampak kebocoran sedikit urine secara involunter
a. Saat tidak ada kontraksi detrusor
b. Saat tidak terjadi overdistensi kandung kemih
c. Saat bekerja atau beraktivitas atau akibat bersin, tertawa, atau batuk
C. Faktor yang berhubungan
1. Perubahan degeneratif pada otot panggul.
2. Tekanan intra abdomen tinggi (misalnya: obesitas, uterus gravid)
3. Defisiensi sfinger uretra intrinsik
4. Kelemahan otot pangul
D. Saran penggunaan
Tidak ada
E. Alternatif Diagnosis yang Disarankan
1. Inkontinensia urine: fungsional
2. Inkontinensia urine: overflow
3. Inkontinensia urine: refleks
4. Inkontinensia urine: total
5. Inkontinensia urine: urgensi
6. Defisit Perawatan diri: eliminasi
7. Eliminasi urine, gangguan
8. Retensi urine
F. Hasil NOC
Lihat hasil NOC untuk eliminasi urine
G. Tujuan/ Kriteria Evaluasi
Lihat hasil NOC untuk Inkontinensia urine: Fungsional
1. Contoh Menggunakan Bahasa NOC
Menunjukkan Kontinensia Urine, yang dibuktikan oleh indikator berikut (sebutkan 1-5 tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering atau selalu ditunjukkan):
a. Kebocoran urine akibat peningkatan penekanan terhadap abdomen (misalnya, bersin, tertawa, mengangkat bebas)
b. Mengompol di siang hari.
2. Contoh lain
Pasien akan:
a. Mendeskripsikan rencana untuk mengatasi inkontinensia stres.
b. Mempertahankan frekuensi berkemih setiap lebih dari 2 jam sekali.
H. Intervensi NIC
1. Latihan otot panggul: menguatkan dan melatih otot levator ani dan otot urogenitalia melalui kontraksi voluntur berulang una mengurangi inkontensia stres, urgensia atau campuran.
2. Manajemen eliminasi urine: memelihara pola eliminasi urine yang optimum
3. Perawatan inkontinensia urine: membantu meningaktkan kontinensia dan mempertahankan integritas kulit perineum
I. Aktivitas Keperawatan
Lihat Aktivitas Keperawatan untuk Inkontinensia Urine: Fungsional
1. Penyuluhan untuk Pasien/ Keluarga
a. Anjurkan pasien untuk melakukan tindakan perawatan kulit dan higiene.
b. Ajarkan pemberian estrogen oral atau topikal secara mandiri untuk meredakan gejala
c. Ajarkan teknik yang menguatkan sfingter dan struktur penyokong kandung kemih (misalnya, latihan otot panggul, latihan stop-and-start urine)
d. Beri tahu pasien bahwa latihan perlu dilakukan selama beberapa minggu terlebih dahulu untuk mencapai perbaikan
2. Aktivitas Kolaboratif: konsultasikan dengan dokter tentang Manajemen medikal-bedah episode inkontinensia.
3. Aktivitas lain
a. Bantu pasien memilih pakaian yang tepat atau pembalut untuk Manajemen inkontinensia jangka pendek
b. Beri umpan balik positif untuk melakukan latihan dasar panggul
c. Perawatan Inkontinensia Urine (NIC): membatasi ingesti zat yang dapat menyebabkan iritasi kandung kemih (misalnya, kola, kopi, teh dan cokelat).