Daily problems. Masalah kita sehari-hari. Siapa yang belum pernah menghadapi daily problems alias masalah yang muncul sehari-hari? Pasti kita semua mempunyai daily problems masing-masing, baik masalah dengan diri sendiri ataupun masalah dengan orang lain.
Apapun masalahnya, terkadang kita selalu menghadapinya dengan nafsu dan amarah. Padahal sebenarnya, jalan terbaik adalah menghadapi masalah-masalah tersebut dengan kepala dingin.
Untuk remaja seperti kita, masalah yang timbul mungkin beda dengan masalah yang dialami orang tua. Contoh simpel, mungkin kita pernah punya guru atau dosen yang nyebeliiiiiin banget, sudah pelajarannya susah, gurunya pun bikin emosi. Hasilnya nilai kita selalu jelek atau bahkan nggak lulus ujian. Kesal? Hmmm… you need a trickly trick there.
Contoh lainnya, apa sih, yang harus kita katakan kepada orang tua yang marah saat kita pulang ke rumah melewati batas jam malam? Atau bagaimana caranya untuk ‘memaksa’ teman-teman di sekolah atau kampus untuk memilih kita sebagai ketua OSIS atau gubernur BEM berikutnya? Belum lagi dengan lingkungan baru kita di dunia pekerjaan. Jawabannya= Targetkan, lalu menangkan hatinya.
Kita mungkin pernah berlaku tidak sopan, tidak hormat, atau tidak mendengarkan guru/dosen. Haruskah kita protes di saat beliau tidak meluluskan pelajaran kita? Guru/dosen kita punya hak untuk memutuskan nilai kita, tetapi, kita pun punya hak untuk memperjuangkan usaha belajar. Untuk menghindari hal-hal semacam ini, menangkan hatinya. Kalau kita tidak merasa mampu untuk menjadi yang nomor satu di kelas, buatlah agar kita menjadi nomor satu di hati guru/dosen tersebut. Buat tugas tepat waktudan sigap saat dimintai tolong. Gampang, kan?
Lupa waktu? Pulang terlalu malam? Orang tua marah-marah nggak aruan? Kita cuma bisa bilang,” Yah, namanya juga anak muda…” beruntung kalau orang tua kita mau mengerti dengan gaya hidup anak zaman sekarang. Kalau nggak? Kembali lagi, menangkan hatinya. Ceritakan pada mereka kegiatan harian kita, ceritakan lingkungan permainan kita, ceritakan kemana dan bagaiman kita pergi ke sana. Minta maaf, ngobrol, turuti keinginannya, buat perjanjian, dan bersama-sama membuat hubungan yang baik antara orang tua dan anak. Orang tua manasih, yang nggak luluh dengan niat baik anaknya? Ingat, jujur kepada orang tua dalam masalah apa pun akan selalu lebih baik daripada ngumpet-ngumpet di belakang!
Semua calon bupati, walikota, dan gubernur, bahkan presiden melakukan kampanye sebelum pemilihan. Mereka melakukan berbagai aksi social, turun ke jalan, menyampaikan visi dan misinya, dan menggandeng banyak tokoh lain untuk turut mendukungnya. Untuk apa sih tentu untuk memenangkan hati masyarakan, hati para calon pemilihnya. Begitupun kalau kita punya ambisi untuk menang, mendapat jabatan di sekolah, kampus, dan organisasi. Kita harus bisa memenangkan hati orang banyak.
Contoh di atas adalah sebagian kecil dari macam-macam contoh yang bisa hadir di hari-hari kita. Tetapi ingat, memenangkan hati tidak sama dengan menjilat.
Menghalalkan segala cara agar bisa mendapatkan posisi tertentu atau untuk bisa mendapatkan izin tertentu, it’s a BIG NO! orang juga bisa menilai kok mana yang tulus dan mana yang tidak. The real winner shows the real quality! - Zizi.