Skripsi Analisis Bahasa Dialek Kempo Di Kecamatan Sano Nggoang

(Kode PEND-BSI-0002) : Skripsi Analisis Bahasa Dialek Kempo Di Kecamatan Sano Nggoang

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menyatukan berbagai bahasa yang ada di wilayah nusantara. Setiap bahasa mempunyai karateristik berbeda, namun bahasa juga mempunyai banyak ciri yang hampir mirip tapi tidak sama. Sehingga dari perbedaan itu perlu mengadakan penelitian yang mendalam supaya dapat dipahami oleh pengguna bahasa atau pun yang belajar bahasa itu sendiri. Salah satu ciri tersebut adalah bahasa akan berkembang seiring dengan perkembangan zaman.” Bahasa itu bersifat dinamis, tidak terlepas dari berbagai kemungkinan yang sewaktu-waktu dapat terjadi ”, (Chaer, 1995: 117). Perubahan tersebut dapat terjadi pada tataran apa saja baik secara fonologis, morfologis, sintaksis, semantik, dan leksikon.
Bahasa juga merupakan salah satu aspek kebudayaan yang penting, yang juga menjadi kunci terbaik untuk memahami kehidupan masyarakat dalam segala bentuknya. Adanya berbagai bentuk dalam bahasa itu sendiri sangat memungkinkan kita untuk bertanya dan bahkan untuk menganalisis serta membuat deskripsi bahasa tersebut.
Selanjutnya pokok pembicaraan yang ideal adalah hubungan dan bentuk bahasa yang bagaimana yang terjadi antara bahasa dan masyarakat pengguna bahasa itu sendiri. Jawabanya adalah adalah hubungan antara bentuk-bentuk bahasa tertentu yang sering disebut variasi, ragam atau dialek dengan penggunaannya untuk fungsi-fungsi tertentu di dalam masyarakat, (Chaer, 1995 : 50).
Kita banyak menemukan variasi, ragam atau dialek di tengah-tengah lingkungan masyarakat tutur, tetapi kita masih belum membedakan manakah yang menjadi pola dalam penggunaannya, sehingga dalam memenuhi pengertian tentang analisis suatu bahasa menjadi lebih terarah dan mudah dipahami.
Karena pokok bahasan ini lebih mengarah pada pengkajian analisis sintaksis, maka konsepnya pun tidak beda jauh, yang dilakukan adalah mengamati dan menginterpretasikan sebuah bahasa yang menjadi obyek dalam penelitan ini.
Fenomena yang sedang terjadi dalam masyarakat adalah belum mengerti struktur kalimat suatu bahasa, sehingga perlu suatu penelitian agar tidak terjadi salah penggunaan dalam kalimat baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk pengucapannya.
Saat ini perlu diperhatikan dalam menganalisis suatu bahasa adalah keadaan harafiah dan filosofi bahasa itu sendiri. Apabila suatu bahasa tidak dapat menunjukan kenyataan sebagai bahasa yang dapat dikomunikasikan, kita tidak dapat mengkaji, menganalisisnya suatu data yang valid.
Melihat fenomena seperti itu sehingga dialek Kempo di Kecamatan Sano Nggoang merupakan segmen penting bagi peneliti bahasa. Peneliti ketahui dalam dialek Kempo banyak bentuk kalimat yang belum diklasifikasikan, namun pendapat itu masih dalam tataran hipotesis kerja peneliti. Penelitian sintaksis dialek bahasa Kempo dilatarbelakangi keinginan untuk melakukan analisis dan penafsiran perbedaan unsur-unsur kebahasaan terlebih dalam bentuk kalimat. Penelitian ini sangat penting untuk melihat kecendrungan sebuah kalimat dalam dialek Kempo yang ditumbuh di Kecamatan Sano Nggoang apakah kearah perkembangan posetif atau sebaliknya.
Penelitian ini sangat esensial untuk dilaksanakan, mengingat bagaimanapun sulitnya bentuk-bentuk kalimat bahasa dialek Kempo di Kecamatan Sano Nggoang dengan tingkat sosial kebahasaan bertolak dari pemikiran bahwa semua bentuk kalimat dalam dialek Kempo yang ada tidak akan mempunyai peran dan fungsi yang sama dalam pemakaiannya dalam komunikasi di masyarakat.
Hak-hal yang diutarakan di atas itulah yang menjadi latar belakang subtansial untuk menganalis secara sintaksis dialek bahasa Kempo di Kecamatan Sano Nggoang, hal-hal lain yang menjadi pemicu dipilihnya masalah ini dan kemudian diangkat dalam sebuah penelitian adalah bentuk-bentuk kalimat yang menjadi dasar persoalan yang dianggap belum diklasifikasikan apakah itu kalimat perintah ataukah itu kalimat setara ataupun bentuk kalimat yang lain.

1.2 Permasalahan
1.2.1 Ruang lingkup Masalah
Penelitian yang berhubungan dengan bentuk kalimat yang digunakan oleh paralingual, sangat rentan untuk bersinggungan dengan aspek sosiolinguistik, kemudian secara simultan juga menjangkau aspek historis sebuah bahasa. Aspek geografis dan sejarah sebuah bahasa juga sangat berhubungan dengan analisis sintaksis.
Secara garis besar penelitian dialek mempunyai dua bidang analis yang pertama kajian diakronis sebuah bahasa dan analisis sinkronis (deskriptif), penelitian sinkronis akan menghadapi banyak permasalahan yang harus dianalisis, antara lain: aspek fonologi, morfologi, sintaksis, leksikon, dan semantik. Namun analisis dalam penelitian ini hanya memberikan spesifikasi pada tataran sintaksis saja. Proses sintaksis yang dianalisis, terlebih pada bentuk-bentuk kalimat saja.

1.2.2 Pembatasan Masalah
Mengingat sangat luasnya lingkup penelitian sintaksis dialek bahasa Kempo maka dalam penelitian dialek bahasa Kempo di Kecamatan Sano Nggoang ini akan dikhususkan pada aspek bentuk-bentuk kalimat. Agar mendapat kemudahan dalam analisis.

1.2.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagaimana sejarah dialek bahasa Kempo ?
b. Bagaimana perbedaan pemakaian unsur bahasa Kempo tersebut berhubungan dengan tingkat sosial dialek ?
c. Bagaimana bentuk kalimat jika ditinjau dari sudut makna ?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang diharapkan akan tercapai dalam penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan bagaimana sejarah dialek bahasa Kempo ?
b. Mendeskripsikan bagaimana perbedaan unsur bahasa Kempo tersebut berhubungan dengan tingkat sosial dialek ?
c. Mendeskripsikan bagaimana bentuk kalimat jika ditinjau dari sudut makna ?

1.4 Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pengetahuan dan masukan pada perkembangan ilmu kebahasaan, khususnya mengenai deskripsi bentuk-bentuk kalimat masyarakat pengguna dialek bahasa Kempo di Kecamatan Sano Nggoang.
b. Bagi lembaga pembinaan dan pengembang bahasa hasil penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur dalam kemantapan pembinaan dan pengembangan bahasa pada lembaga pendidikan.