Ketika Bisnis Menjual Informasi Di Internet Dianggap Menjual Sampah

"Bisnis online menjual Informasi adalah bisnis menjual sampah". Sekiranya itulah kalimat yang pernah saya lihat di beberapa forum dan blog.

Memang setiap orang menanggapi metode bisnis menjual informasi ini dengan cara yang berbeda. Ada yang pro dan ada juga yang kontra. Mereka yang kontra menganggap bisnis menjual informasi hanya mengandalkan sistem penjualan. Karena kebanyakan para penjual memang menggunakan sistem reseller untuk penjualan produk mereka. Dan sistem inilah sebenarnya yang mendatangkan uang, bukan produk utamanya.

Bisnis menjual informasi menurut penulis sebenarnya sah-sah saja dilakukan. Demikian juga bisnis menjual informasi dengan sistem reseller yang kebanyakan dilakukan oleh orang-orang.

Sebut saja formulabisnis, uangpanas, rahasiabento, bikinduit, dan masih banyak lagi lainnya. Produk informasi seperti itu layak untuk dijual kepada market yang tepat yakni para pemula atau newbie. Walaupun ada beberapa produk yang isinya memang informasi sampah atau informasi yang tidak bermutu menurut objektif penulis.

Pada dasarnya ada dua jenis kelompok yang menanggapi sebuah informasi. Yang pertama adalah kelompok yang telah mengetahui dan menguasai suatu objek informasinya, dan yang kedua adalah kelompok orang yang tidak atau belum mengetahui objek informasi tersebut.

Misalnya saja informasi mengenai cara mencari uang di internet. Ada satu kelompok yang sudah mengetahui informasi mengenai cara mencari uang di internet . Dan ada juga kelompok yang belum mengetahui atau sama sekali tidak megetahui cara mencari uang di internet.

Nah disinilah sumber konflik yang terjadi selama ini. Kelompok yang pertama ( kelompok yang sudah mengetahui objek informasi ) inilah yang akan menganggap produk informasi tentang cara mencari uang di internet itu adalah hal biasa, tidak patut dijual, atau bahkan seperti yang penulis sebutkan tadi, sampah.

Tapi sebenarnya dilain pihak ada sebuah kelompok yang sangat membutuhkan informasi mengenai cara mencari uang di internet karena mereka belum tahu objek informasi ini dan tentu mereka akan menganggap hal ini adalah suatu hal yang luarbiasa menurut mereka.

Disinilah seseorang seharusnya dapat membedakan grade untuk setiap orang yang menanggapi sebuah objek informasi.

Kelompok yang telah mengetahui objek produk informasi yang ditawarkan kepada mereka ( atau yang gradenya lebih tinggi ) seharusnya tidak mencemooh atau menjelek-jelekan produk informasi tersebut . Karena meskipun mereka tidak membutuhkan informasi itu tapi dilain pihak ada sekelompok orang yang sangat membutuhkan informasi tersebut.

Mereka boleh saja merasa "bisa" dan menganggap enteng informasi tersebut.

Hal ini dapat dianalogikan dengan misalnya seorang penjual buku Matematika untuk Sekolah Dasar (SD). Kemudian penjual itu menawarkan buku yang dijualnya kepada sekelompok mahasiswa dan sekelompok siswa Sekolah Dasar. Tentu si kelompok mahasiswa dalam hati mereka akan tertawa melihat buku itu karena objek informasi yang dibahas didalamnya sudah tidak asing lagi bagi mereka.

Tapi bagaimana dengan sekelompok siswa Sekolah Dasar (SD) ? Pasti mereka akan antusias menanggapi buku yang dijual tersebut. Dan mereka pun akan membelinya.

Tidak mungkin sekelompok mahasiswa tadi akan menertawakan si penjual buku matematika SD tadi. Karena mungkin itulah sumber penghidupan bagi dirinya. Dan sangat tidak mungkin pula kelompok mahasisiwa tadi melarang si penjual untuk berjualan lagi atau melarang peredaran buku Matematika SD yang notabene "sampah" bagi mereka, karena masih banyak siswa yang gradenya lebih rendah dari mereka yang membutuhkan informasi yang ada dalam buku tersebut.

Dan adapun hasil dari proses pembelajaran pada setiap orang pun pasti akan berbeda beda. Kelompok siswa Sekolah Dasar (SD) itu mungkin ada yang langsung bisa menguasai materi yang diajarkan dalam buku matematika tersebut dan ada pula yang kurang bisa memahami penjelasan dari buku tersebut. Itu adalah hal biasa yang terjadi di sekitar kita, begitu juga di dunia bisnis internet.

Nah seperti itulah seharusnya "wajah" bisnis internet di Indonesia ini. Setiap kelompok seharusnya tidak saling menjelek-jelekan satu sama lain, dan juga kelompok yang merasa sudah "pintar" seharusnya tidak merasa sombong dan juga harus menghargai produk informasi yang telah dibuat oleh orang lain.

Kalaulah informasi yang dijual itu benar-benar "sampah" maka pada akhirnya akan berakibat buruk pada si penjual itu sendiri. Konsumenlah yang berhak menentukan dan menilai apakah informasi yang diberikan benar-benar bermanfaat atau tidak.

Mari kita belajar menghargai orang lain dengan menghargai karya orang lain !