PENGANTAR ILMU EKONOMI / INFLASI DALAM PEREKONOMIAN

TUGAS STRUKTUR PENGANTAR ILMU EKONOMI
INFLASI DALAM PEREKONOMIAN



Oleh
Nama
  : Arifin Budi Purnomo
NIM    : A1C012025
Prodi   : Agribisnis (Ganjil)



KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
2012
I.                  
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Inflasi merupakan masalah yang
selalu dihadapi setiap perekonomian suatu Negara. Sampai dimana buruknya
masalah ini berbeda diantara satu waktu ke waktu lainnya, dan berbeda pula dari
suatu negara ke negara lain. Tingkatan  inflasi, yaitu presentasi kecepatan kenaikan
harga-harga dalam suatu tahun tertentu biasanya digunakan sebagai ukuran untuk
menunjukan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi.

B.     Rumusan masalah
1.      Apakah
pengertian inflasi?
2.      Apa
jenis-jenis inflasi?
3.      Apakah
dampak dari inflasi terhadap perekonomian suatu negara?
4.      Bagaimana
keadaan inflasi di Indonesia?

C.    Tujuan
1.      Memahami
pengertian istilah inflasi
2.      Mengetahui
apa saja jenis-jenis dari inflasi
3.      Mengerti
akan dampak inflasi terhadap perekonomian suatu negara
4.      Mengetahui
keadaan inflasi di Indonesia




II.               
PEMBAHASAN

A.    Pengertian

Dalam ilmu
ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga barang secara umum dan
terus-menerus dalam kurun waktu tertentu (kontinyu). Dengan kata lain, inflasi
juga disebut sebagai proses menurunya nilai mata uang dalam kurun waktu
tertentu. Dalam hal ini bukan merupakan tinggi rendahnya tingkat suatu harga,
melainkan merupakan proses dari peristiwa naik turunya suatu harga(Subagyo,
2008).

B.     Jenis-Jenis Inflasi
Penggolongan
jenis-jenis Inflasi ada bermacam-macam. Jenis tersebut digolongkan berdasarkan
parah atau tidaknya inflasi tersebut, berdasarkan asal inflasi serta
berdasarkan faktor-faktor yang menimbulkan suatu inflasi.
1.      Berdasarkan parah atau tidaknya
Berdasarkan
parah atau tidaknya, inflasi dibagi menjadi empat yaitu:
a)     
Inflasi ringan

Inflasi ini terjadi pada negara berkembang dan laju inflasinya kurang dari 10%
per tahun.
b)     
Inflasi sedang
Merupakan
inflasi yang lajunya antara 10%-30% per tahun. Tingkat ini mulai membahayakan
kegiatan perekonomian. Pendapatan masyarakat yang berpendapatan tetap mulai
turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil dibanding kenaikan harga.
c)     
Inflasi berat

Inflasi ini lajunya antara 30%-100% per tahun kenaikan harga sulit dikendalikan.
d)    
Inflasi liar

Inflasi ini lajunya diatas 100% per tahun.
2.      Berdasarkan faktor-faktor yang
menimbulkan
Berdasarkan
faktor-faktor yang menimbulkan suatu inflasi, inflasi dapat dimagi menjadi:
a)      Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi
tarikan permintaan terjadi bila sector perusahaan tidak mampu dengan cepat
melayani permintaan masyarakat dalam wujud pasaran. Masalah kekurangan barang
akan berlaku dan ini akan mendorong pada kenaikan harga-harga. Inflasi tarikan
permintaan bisanya berlaku ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat. Dalam periode
seperti ini permintaan masyarakat bertambah dengan pesat dan perusahaan pada
umumnya akan beroperasi pada kapasitasnya yang maksimal. Kelebihan-kelebihan
permintaan yang masih wujud akan menimbulkan kenaikan harga-harga.
b)      Inflasi Desakan Biaya
            Inflasi desakan biaya adalah masalah kenaikan harga-harga
dalam perekonomian yang diakibatkan oleh biaya produksi. Pertambahan biaya
produksi akan mendorong perusahaan-perusahaan menaikkan harga, walaupun mereka
harus mengambil resiko akan menghadapi pengurangan dalam permintaan
barang-barang yang diproduksikannya.

3.      Berdasarkan asalnya
Berdasarkan
asalnya inflasi, inflasi dibagi menjadi dua, yakni:
a)     
Inflasi yang berasal dari dalam
Misalnya,
inflasi karena defisit anggaran belanja negara. Inflasi ini diatasi dengan
mencetak uang baru untuk memenuhi kebutuhan pemerintah.
b)     
Inflasi yang berasal dari luar
Inflasi
ini karena adanya inflasi di luar negeri yang berpengaruh pada kenaikan harga
barang-barang impor.

C.   
Akibat-akibat
Buruk dari Inflasi

Akibat-akibat buruk dari inflasi
dibedakan kepada dua aspek yaitu:
1.      Akibat Buruk Kepada Perekonomian
Akibat
buruk kepada perekonomian akan mengacu pada ketiadaan pertumbuhan ekonomi
sebagai akibat dari inflasi yang serius. Hal tersebut dipengaruhi faktor
penting dibawah ini:
a)     
Inflasi menggalakkan penanaman modal spekulatif
Pada masa inflasi terdapat kecenderungan
diantar pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat
spekulatif. Membeli rumah dan tanan dan menyimpan barang yang berharga akan
lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif.
b)     
Tingkat bunga meningkat dan akan mengurangi
investasi
Untuk menghindari kemerosotan nilai
modal yang mereka pinjamkam, instuisi keuangan akan menaikkan tingkat bunga
keatas pinjaman-pinjaman mereka. Makin tinggi tingkat inflasi, makin tinggi
pula tingkat bunga yang mereka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan
mengurangi kegairahan penanam modal untuk mengembangkan sektor-sektor yang
produktif.
c)     
Inflasi menimbulkan ketidakpastian  keadaan ekonomi di masa depan.
Inflasi
akan bertambah cepat jalanya apabila tidak dikendalikan. Pada akhirnya inflasi
akan menimbulkan ketidak pastian dan arah perkembangan ekonomi tidak lagi dapat
diramalkan dengan baik. Keadaan ini akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi.
d)    
Menimbulkan masalah neraca pembayaran
Inflasi
akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat tetapi sebaliknya perkembangan ekspor
akan lambat. Disamping itu aliran modal keluar akan lebih banyak daripada yang
masuk ke dalam negeri. Berbagai kecenderungan ini akan memperburuk keadaan
neraca pembayaran, defisit neraca pembayaran yang serius mungkin berlalu. Hal
ini seterusnya akan menimbulkan kemerosotan nilai mata uang.

2.     
Akibat
Buruk Ke Atas Individu Dan Masyarakat
Akibat
buruk ke atas individu dan masyarakat dibedakan kepada tiga aspek seperti yang
diterangkan dibawah ini:
a)  
Memperburuk distribusi pendapatan.
Dalam masa
inflasi nilai harta-harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan pabrik dan
pertokoan akan mengalami kenaikan harga yang ada kalanya lebih cepat dari
kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya, penduduk yang tidak mempunyai harta
yang meliputi sebahagian besar dari golongan masyarakat yang berpendapatan
rendah. Dengan demikian inflasi melebarkan ketidaksamaan distribusi pendapatan.
b)  
Pendapatan riil merosot.
Sebahagian tenaga kerja di setiap Negara terdiri
dari pekerja-pekerja bergaji tetap. Dalam masa 
inflasi biasanya kenaikan harga-harga selalu mendahului kenaikan
pendapatan. Dengan demikian inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan
pendapatan riil sebahagian besar tenaga kerja. Ini berarti kemakmuran
masyarakat merosot.
c)  
Nilai riil tabungan merosot
Dalam perekonomian biasanya masyarakat menyimpan
sebahagian kekayaanya dalam bentuk deposito dan tabungan di institusi keuangan.
Nilai riil tabungan tersebut akan merosot sebagai akibat inflasi. Juga
pemegang-pemegang uang tunai akan dirugikan karena kemerosotan nilai riilnya.



D.    Keadaan Inflasi di Indonesia
        Berikut laporan aporan Inflasi Berdasarkan Perhitungan Inflasi
Tahunan berdasarkan web Bank Indonesia 
Bulan          Tahun    Tingkat Inflasi
November   2012     4.32 %
Oktober      2012     4.61 %
September  2012     4.31 %
Agustus       2012    4.58 %
Juli              2012    4.56 %
Juni             2012    4.53 %
Mei             2012   4.45 %
April           2012    4.50 %
Maret         2012    3.97 %
Februari     2012    3.56 %
Januari       2012     3.65 %

            Berdasarkan
tabel data inflasi yang dikutip dari situs web Bank Indonesia diatas, jelas
bahwa Inflasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 2012 berkisar antara
3.56 %
sampai
4.61 %. Kaitannya dalam bahasan
sebelumnya mengenai jenis-jenis inflasi berdasarkan parah atau tidaknya,
Inflasi di Indonesia masih tergolong pada Inflasi rendah yakni kurang dari 10%.
Hal ini dapat kita kaitkan dengan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini
mengenai pertumbuhan ekonomi. Beberapa waktu yang lalu terdengar bahwa
Indonesia memiliki
pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara
negara ASEAN. Hal ini tidak mengherankan, karena banyak para investor baik dari
dalam maupun luar negeri menanamkan modal usahanya. Hal tersebut akan berdampak
pada terbukanya lapangan pekerjaan dan akan memperbaiki pertumbuhan
perekonomian dan mengurangi Inflasi.

I.                  
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari
uraian diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa inflasi merupakan
suatu
proses meningkatnya harga barang secara umum dan terus-menerus dalam kurun
waktu tertentu dan dalam suatu tempat tertentu.
Inflasi dapat
dibedakan beberapa jenis. Berdasarkan parah atau tidaknya, Inflasi dapat
dibedakan menjadi Inflasi ringan, Inflasi liar, Inflasi berat, dan Inflasi
sedang. Berdasarkan faktor yang menimbulkan, inflasi dibedakan menjadi Inflasi
Tarikan Permintaan dan Inflasi Desakan Biaya. Sedangkan berdasar asalnya, inflasi
dapat dibedakan menjadi Inflasi yang berasal dari dalam dan berasal dari luar.
Akibat-akibat buruk dari inflasi
·        
Akibat Buruk Terhadap Perekonomian
1.     
Inflasi menggalakkan penanaman modal spekulatif
2.      Tingkat
bunga meningkat dan akan mengurangi investasi
3.      Inflasi
menimbulkan ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
4.      Menimbulkan
masalah neraca pembayaran
·        
Akibat Buruk ke Individu dan Masyarakat
1.      Mmemperburuk
distribusi pendapatan.
2.      Pendapatan
riil merosot.
3.      Nilai riil
tabungan merosot
Berdasarkan dara dari situs Bang
Indonesia, keadaan Inflasi di Indonesia tergolong pada inflasi ringan yakni
kurang dari 10%.
B.     Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari
masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Maka dari itu,
penulis menyarankan kepada para pembaca untuk melakukan penelitian lanjut
dengan pendekatan yang lebih mendalam terhadap apa yang telah dipaparkan
diatas.

DAFTAR
PUSTAKA

Data
Inflasi Bank Sentral Republik Indonsia tahun 2012.
http://www.bi.go.id .
diakses tanggal 14 Desember 2012.

Subagyo,
Yayan. 2008. Tingkat Inflasi. Institut
Sains & Teknologi Akprind,
Yogyakarta.

Sukirno,
Sadono. 2002. Pengantar Teori
Makroekonomi.
Raja Grafindo
Persada. Jakarta.