Hari ini kita berbicara dari hati ke hati. Mengenai pasangan yang sekarang mendampingi masing-masing. Ya, ternyata usia dalam membangun hubungan itu tak berjarak begitu jauh. Aku memutuskan tidak sendiri dengan menerima lelaki itu ketika akhir November,sedang kamu memutuskan untuk menjemput wanitamu awal Desember.
Ah, waktu. Mengapa ia terlalu mempermainkan hati. Mengapa tanpa sengaja juga kau tunjukkan rasa itu. Ya, sekarang tak ada pilihan lain selain mengatasnamakan kehendak Tuhan. Dia mendatangkan pendamping di saat kita saling sangsi dengan apa yang sebenarnya diam-diam mengganggu hati.
Sekarang sangsi itu tak perlu dipertegas. Sudah cukup kita saling tahu saja. Aku mengisahkan ini sebagai kenangan bahwa kita pernah memposisikan hubungan yang harusnya lebih dari kemarin. Aku tak akan melupakan senyum menyebalkanmu, kacamata yang setia, topi sebagai pemanis, tas hitammu dan gaya yang membuatmu sangat menyebalkan. Terima kasih untuk makan malam waktu itu, aku berharap suatu saat, entah kapan kita bisa mengulangnya dan hanya berdua. Temu kangen dengan tempat itu. Bahkan mungkin ketika kita nanti sudah bersanding dengan pasangan kita dan di belakang sudah ada wajah-wajah lucu pengikut.
Kamu tahu? Aku ingin mengunjungi Borobudur. Sangat ingin. Kenapa? Sepertinya kita akan lebih dekat di sana. Malam ini, mari kita bercerita, tentang kisah yang usai tanpa dimulai. Kisah yang diungkap dengan malu yang bersembunyi.
-Kos, 9-1-2013 22:42