Catatan awal perjalanan panjang bisnisku

Assalamu’alaikum Wr Wb

Hari ini aku ingin menceritakan sedikit pengalamanku dalam belajar berbisnis. Semuannya berawal ketika waktu liburan semester pertama telah habis. Ibuku menawari sekaligus memberi tantangan agar aku belajar berbisnis ketika di Purwokerto. Sebenarnya sih aku gak punya pengalaman sedikitpun dalam berbisnis. Lagian pula di Purwokerto aku juga disibukkan oleh kegiatan kampus dan pesantren yang saya ikuti. Namun, sepertinya tidak ada salahnya untuk mencoba.Aku membawa 25 bungkus produk lokal semacam jenang yang bernama Prasikan khas Solo untuk aku coba tawarkan ke toko-toko terdekat.

Hari itu aku ditemeni temenku Pahri keliling sekitar Purwokerto untuk menawarkan produkku sekaligus untuk jalan-jalan hehe. Niat utama sih pengenya jalan-jalan, sambilk bawa kamera dan foto-foto :D.

Sehabis sholat dzhuhur di MAFAZA aku langsung cabut. Dengan motor Kawasaki (pinjeman) aku dan Pahri dengan pede menelusuri jalan. Namun nampaknya ban motor yang kami tunggangi kemps, kami pun harus mengisi angin ke bengkel terdekat.

 Perjuangan kami masih berlanjut. Setelah ban motor sudah waras, tanpa basa basi langsung meluncur. Namun anehnya lagi ternyata bensin mau abis mbok! Hadewh... Aku pun segera mencari pom bensin terdekat (gaya dikit, padahal Cuma mau beli bensin 5 rb :D). Tapi gak taunya, pom bensin yang aku tuju antrianya,,, tau nggak,,,, panjang nye mboOk…. Ampe ngantuk aku nunggunya.

Namun nampaknya berkat perjuangan mengantri dengan tertib dan penuh kesabaran tadi, Allah member pertolongan. Cakep banget rencananya. Keluar dari pom bensin si Pahri temenku yang kocak itu melihat ada satu took oleh-oleh khas Purwokerto terpampang jelas. Tanpa banyak pertimbangan langng aja kita samperin.

Sesampai didepan toko, aku malah bingung mau ngomong apa coba. Tanpa persiapan dan pengalaman aku maju aja pokoknya. Dengan modal madul (alias asal-asalan) aku bertanya pada mbak yang jaga.

Aku     : Assalamu’alaikum mbak

Mbak   : Wa’alaikum salam. Iya ada yang bisa saya bantu?

Aku     : Gini mbak, sebelumnya saya perkenalan dulu ya mbak..

Saya Arifin, mahasiswa agribisnis pertanian UNSOED. Gini mbak,,,(tiba-tiba mbaknya memotong pembicaraanku).

Mbak   : Bentar-bentar mas, saya panggilkan ibu dulu ya.. (ternyata mbaknya bukan yang punya toko)

Tiba-tiba ibu-ibu seumuran 40 tahun datang dengan ramah menyapaku.

Ibu      : Ada yang dapat saya bantu mas?

Aku     : Iya buk, ini saya Arifin dari mahasiswa pertanian UNSOED. Saya sedang kuliah di jurusan Agribisnis. Dan kebetulan saya lagi belajar bisnis (polos banget pokoknya aku jelasinnya :D). Saya mempunyai produk semacam jenang (sambil menunjukkan produkku)

Ibu       : O ini ya dek, ini prasikan kan? (ternyata ibunya sudah tau) kalo yang semacam ini tahan berapa lama?

Aku      : Iya buk, itu prasikkan khas solo dan daerah saya sukoharjo. Kalo itu hanya bertahan sekitar 2-3 bulan buk.

Ibu       : Ini masnya mau jual atau nitip?

Aku      : Kalo biasanya nitip atau jual? (polos banget pokonya, lagi pula aku gak tau apa-apa coba)

Ibu       : Kalo mas mau nitip juga bisa.

Aku      : (Alhamdulillah guman dalam hati) Iya buk nitip dulu juga gak papa.

Ibu       : Kalo ini dari masnya berapa?

Aku     : Sebenarnya saya sih disuruh jualnya 6000 (jujur banget pokoknya)

Ibu       : kalo 6000 ya kemahalan lah mas, ini isinya berapa?

Aku     : O gitu ya buk, ini isi 10 biji buk, yaudah 5500 aja juga gak papa buk (pasrah)

Ibu       ; o iya, mas mau nitip berapa sekarang?
Aku     : hmm kalo sekarang saya Cuma bawa contohnya 4 biji buk (kocak)

Ibu       : Lhoh,, (ketawa kecil), yaudah gak papa, besok mas bisa kirim 10 bungkus dulu.

Aku     : O iya buk, makasih. (dengan nada riang)



Setelah sedikit berbincang dengan ibu mengenai produk yang menarik, pasar-pasar dagang akupun pamit pulang. Dengan perasaan penuh syukur pada Allah SWT, aku dan Pahri melanjutkan perjalanan (kaya sinetron pokoknya).

Namun berhubung cuaca waktu itu tidak begitu mendukung serta waktu hampir menuju adzan ashar, kami memutuskan untuk pulang.

Dari percobaan pertama pada hari itu saya menjadi bersemangat. Walau sempat ditolak juga oleh penjual lain, setidaknya ini menjadi pengalaman untuk melewati tangga menuju kesukesan. Aku memang sangat wam dalam berbisnis, namun mimipi untuk menjadi pengusaha muda sukses tetap saya pupuk. Walau hanya hal yang kecil, akan tetapi pengalaman hari itu cukup mewarnai catatan perjalananku dalam menaklukkan mimpi-mimpiku.

Sahabatku yang baik, mungkin hanya sedikit di atas yang dapat saya bagikan pada sobat semua. Tidak ada unsur apa melainkan hanya niatan kita semua belajar bersama bagaimana kita menghadapi realita kehidupan yang sekarang.

Kurangnya mohon maaf. Arifin Budi Purnomo pamit undur diri, Assalamu'alaikum Wr Wb :)