Selamat malam,
Beberapa hari ini sepertinya saya terlena dengan segala macam yang berhubungan Dewi Lestari. Ya, setelah malam itu berkencan dengan cincauku Widya Prana Rini nonton RECTOVERSO. Tersihir dengan lima cerita pendek yang difilmkan. Baru kali ini menemui cerpen yang difilmkan. Setuju? Saya anggap semua setuju lah.
Sampai malam ini masih dengan sihir Dewi Lestari. Lagunya Aku Ada, Selamat Ulang Tahun, Peluk dan Cicak di Dinding semakin menghipnotis. ‘Akulah lautan memeluk pantaimu erat’ hem, diksinya dapat dari mana ya. Ini seperti racun. Mbak Dee telah meracuni saya dengan dasyat diksi yang dirangkai. Apakah saya bisa? Bisa donk, ya saya anggap yang membaca ini mengamini. Amiin
RECTOVERSO
Kumpulan cerita pendek dari sebuah lagu dan difilmkan kini. Saya ingat, membaca RECTOVERSO itu pinjem dari teman kos, dan teman saya itu pinjam punya pamannya. Wah muter-muter tuh buku, kasihan memang. Kumpulan cerpen warna hijau itu tak sengaja saya lirik di rak buku Farah. Kemudian setelah membaca ada ‘Dee’ langsung radar saya mendesak untuk meraih membacanya langsung tamat (dan langsung berburu lagu ‘Malaikat Juga Tahu’ dapatnya dari laptop Nia). Sayang, saat itu tidak ada CD yang melengkapi. Tapi tak apa, setidaknya sekarang sudah bisa menikmati semua lagunya. Mungkin teman-teman kos saya akan bosan ikut mendengar lagu yang itu itu saja saya putar. Maaf ya? oke sip, saya anggap semua memaafkan.
Awalnya dulu, pas denger sedikit kalau buku ini mau difilmkan, imajinasi saya langsung terarah pada video clip ‘Malaikat Juga Tahu’ yang diperankan Lukman Sardi. Kemudian ada masa dimana hal indah itu datang (ya ampun lebai sekali). Ketemu Dewi Lestari di Cafe Dixie, fotonya dan cerita sedikit ada di postingan yang lalu. Sebenarnya pertemuan itu tidak membahas RECTOVERSO, tapi MADRE. Ya, namanya juga ngobrol ya ngalor ngidul bahas tentang PERAHU KERTAS dan sebaginya (tentu tentang kenapa tokoh Keenan harus Adipati, padahal banyak yang berimajinasi Keenan itu lebih keren dari pada itu cowok). Dan sedikit tentang Rectoverso. Mbak Dee bilang kalau di ‘Malaikat Juga Tahu’ itu adalah acting Lukman Sardi yang paling keren. Saya jujur mengakuinya setelah menonton. Apakah kalian setuju? Harus yah.
Cerita pertama ada CURHAT UNTUK SAHABAT. Sayang banget itu yang memerankan kenapa Acha Septriasa, udah gitu cowoknya Indra Birowo lagi. Hadeeehhh, kurang tuir tuh orang. Acting Acha juga agak maksa maksa gimana gitu. Intinya, sedikit kecewa dengan pemilihan tokoh yang dipakai (sok kritikus banget). Di cerita peran cowoknya itu menurut saya harus lebih muda, cool dan tidak seperti Indra Birowo yang backgroundnya kocak. Jadinya aneh. Untuk kritik ini, cincauku Widya Prana Rini menyetujui, melalui cerita panjang sampai jam setengah tiga pagi. Apakah kalian setuju? Kalau kali ini saya tidak memaksa kalian menyetujuinya.
Cerita kedua FIRASAT. Aktornya Asmirandah dan suaminya Widi BeThree itu siapa. Saya lupa. Pokoknya yang mein di Kejar Tayang (Transtv) dulu, sama di iklan rokok Jaja itu. Kaget itu dialog pertama yang mengatakan, ‘kok aneh ya bu, setelah bertahun-tahun membuat roti, baru kali ini gagal. Apakah ini firasat?’ (ya kira-kira dialognya kayak gitu) dan membuat saya tertawa. Emang ada masalah dengan roti yang tidak mengembang. Haduh haduuuh. Bukan, bukan saya tidak suka dengan Asmirandah tapi kenyataannya memang agak tidak tertarik. Hahahhhaha, yang suami Widi iti juga mukanya lucu, jadi kurang cocok juga di film ini. Agak kecewa juga. Tapi suka sama endingnya, karena menurut buku yang saya baca, pemahaman saya yang mati itu cowok, ternyata bukan. Salah persepsi mungkin, tapi ya, itu saja yang membuat tertarik (sama sepedanya saya mau donk kalau di kasih).
HANYA ISYARAT, ya ampuuun. Mbaknya yang jadi actor utama suaranya sexy bangeeeetttttt. Udah gitu mainnya sama Fauzi Baadila yang sok cool dan lucu gitu. Tokoh cowok yang dijadikan pusat cerita ini juga ‘dapet’ bule bule gimanaaaa gitu. Cerita ketiga intinya ‘chick’ banget lah. Apalagi adegan pas menceritakan hal paling sedih. Ahhh, jadi sedih beneran.
“Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tak sanggup saya miliki.”
Gulink2 sambil nyeka air mata dulu ah. Setuju?
Selanjutnya CICAK DI DINDING. Hiyaaaahhhhhh kok hot banget yah. Saya membaca cerpennya, imajinasi saya tidak terbang sejauh itu. Sophia Ladjuba (udah ganti nama, tapi lupa nama yang sekarang siapa). Yama Carlos yang ouuuhhhh bangettt, trus Tyo Pakusadewo (bener gak ya ini namanya) yang ehemmm, gimana gituh. Hahhahaha. Berkat film ini, saya jadi tidak semena-mena terhadap cicak. Kenapa? Karena ia hewan setia menempel di dinding dan dalam diam menatap, menjaga tidurmu dari gangguan nyamuk. Setuju? Hiks, terharu.
Terakhir adalah MALAIKAT JUGA TAHU. Hanya film ini yang mampu meneteskan butiran bening dari mata saya. Bukan, bukan karena kedinginan di bioskop ya. tapi karena ceritanya yang luar biasa. Lukman Sardi yang autis bisa mencintai Leia (lupa siapa namanya, pokoknya yang jadi Srintil di Sang Penari) tapi Leia lebih memilih orang yang normal, adik Lukman Sardi (Abang).
‘seratus itu sempurna, kamu satu sempurna’
Kurang lebih seperti itu kutipannya.
Oke, saya baru saja membuka contekan, ada nama-nama yang sekarnag saya tahu. Leia= Prisilia Nasution dan rekan Asmirandah Dwi Sasono (bener gak yah).
Yaaaa, mbak Dee juga yang melalui Perahu Kertas mengatarkan saya memalui cerita SURAT DALAM BOTOL (silakan dibaca dipostingan sebelumnya). Ini adalah racun yang nikmat Mbak Dee, semoga saya kembali bersemangat menulis. Amiin
Saya tunggu film SUPERNOVA-nya.
Sebuah novel yang dulu hanya saya baca setengah karena gak jelas bicara tentang homo. Tapi akhirnya sekarang tergila-gila. Entah sampai kapan bisa menunggu SUPERNOVA sampai tamat. Penasaran pokoknya. Selamat deh buat Mbak Dee, setelah PERAHU KERTAS I, PERAHU KERTAS II, RECTOVERSO, dan akan menyusul MADRE & SUPERNOVA. Saya tak henti-hentinya juga menunggu, mungkin ada kesempatan FILOSOFI KOPI difilmkan.
‘kenapa memilih kopi pahit?’
‘agar kita bisa tahu, kalau di luar sana masih banyak hal manis.’
Jumat, 1 Maret 2013 23:52
Di kost, menanti dering sms yang tak juga bunyi dan berisik baling-baling kipas angin. GERAH! Selamat bermimpi.