Frasa berasal dari kata ‘phrase’ dalam bahasa inggris. Definisi ‘phrase’ jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah kelompok kata tanpa kata kerja, terutama yang merupakan bagian dari kalimat. Jadi frasa adalah kumpulan kata nonprediktif. Artinya, frasa tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Itulah yang membedakan frasa dari klausa dan kalimat.
Frase adalah unsur klausa atau satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi. Dari batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa Frase mempunyai dua sifat:
1. Frase merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih.
2. Frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frase itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu S,P,O,PEL, atau KET.
Atau, Frasa adalah kelompok kata yang terdiri dari unsur inti dan unsur keterangan yang tidak dapat melampauibats fungsi sintaksis. Artinya, frasa tidak dapat menduduki dua fungsi yang berbeda dalam kalimat sekaligus.
B. Klarifikasi Frasa
a. Jenis-Jenis Frasa
1. Frasa Nominal
Frasa Nominal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan menggunakan kata benda.
- Baju baru.
- Mahasiswa baru.
- Kapal terbang itu
a. Struktur Frasa Nominal
- N + N : Adik saya.
- N + V : Teman berjuang.
- N + A : Rumah mewah.
- N + Nu : Ayam dua ekor.
- N + FP : Jeruk dari bali.
- Ar + N : Sang Kancil.
- Yang + N/V/A/Nu/FP : yang itu, yang sedang bekerja, yang cantik, yang empat buah, yang dari Bandung.
- Nu + N : Sepuluh orang siswa.
b. Makna Frasa Nominal
1. Penambahan : Adik kakak.
2. Pemilihan : Senin atau minggu.
3. Kesamaan : Bandung, kota kembang.
4. Penjelas : Rumah jelek.
5. Pembatas : Cincin perak.
6. Penunjuk : Bangunan itu.
7. Jumlah : Sepuluh ekor sapi.
8. Sebutan : Bapak Gubernur.
2. Frasa Verbal
Frasa Verbal adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata kerja.
- Akan pergi.
- Sudah minum.
- Tulis dan hapus.
a. Struktur Frasa Verbal
- V + V : Makan dan minum.
- Ad + V : Sudah pulang.
b. Makna Frasa Verbal
1. Penambahan : Makan dan minum.
2. Pemilihan : Menulis atau membaca.
3. Ragam :
o Kemungkinan : Mungkin masih tidur.
o Kemampuan : Dapat dikerjakan.
o Kepastian : Pasti pulang.
o Keinginan : Ingin mencuci.
o Kesediaan : Sanggup bertanggungjawab.
o Keharusan : Harus pergi.
o Keizinan : Boleh pindah.
4. Aspek :
o Futuratif (akan berlangsung) : Akan berangkat.
o Duratif (sedang berlangsung) : Sedang mandi.
o Perfektif (sudah berlangsung): Telah diumumkan.
o Frekuentif (berkali-kali) : Sering pergi.
o Negatif : belum bekerja.
3. Frasa Numeralia
Frasa Numeralia adalah kelompok kata yang dibentuk dengan kata bilangan.
- Satu buah.
- Sepuluh orang.
- Satu ons.
a. Struktur Frasa Numeralia
- Nu + N : Dua buku.
- Nu + V : Lima saja.
- Ad + Nu : Tinggal empat.
b. Makna Frasa Numeralia
1. Jumlah : Enam lembar.
2. Pembatasan: Hanya dua.
3. Kualitas : Serba tiga.
4. Frasa Adjektival
Frasa Adjektival adalah kelompok kata yang menggunakan sifat atau keadaan sebagai inti dan menambahkan kata lain yang berfungsi menerangkan.
- Tadi sore.
- Sekarang malam.
- Kemarin pagi.
a. Struktur Frasa Adjektival
- A + A : Putih berseri.
- A + Ad : Gemuk sekali.
- Ad + A : Tinggal pergi.
b. Makna Frasa Adjektival
1. Penumlahan : Cantik molek.
2. Pemilihan : Kaya atau miskin.
3. Tingkat : Sangat mewah.
4. Negatif : Tidak bahagia.
5. Aspek : Masih semangat.
6. Modalitas : Pasti mahal.
5. Frasa Preposisional
Frasa Preposisional adalah frasa yang terdiri atas kata depan. Dengan kata lain sebagai unsur penjelas.
- Ke Bandung.
- Dari kota.
- Kepada hadirin.
a. Makna Frasa Adjektival
1. Alat : Atas nama keluarganya.
2. Cara : Secara bersama-sama.
3. Asal : Dari Jakarta.
4. Peserta : Dengan orang tuanya.
5. Pelaku : Oleh dirinya.
6. Penderita : Akan isinya.
7. Penerima : Bagi istrinya.
8. Keberadaan : Di sekolah.
9. Perbandingan : Seperti orang gugup.
10. Sebab : Karena keterbatasan materi.
11. Perkcualian : Kecuali dia.
12. Batas Akhir : Sampai akhir hayat.
13. Antara : Antarasesama umat.
b. Frasa Berdasarkan Komponen Pembentuknya
1. Frasa Eksosentris
Frasa Eksosentris adalah frasa yang lingkungan posisi/letaknya tidak sama dengan salah satu unsurnya sehingga salah satu unsurnya itu tidak ada yang dapat menggantikan fungsi frasa tersebut.
Frasa eksosentrik merupakan frasa yang komponen-komponennya tidak berperilaku yang sama dengan keseluruh-annya. Misalnya, frasa di sekolah, yang terdiri atas komponen di dan sekolah. Frasa ini dapat mengisi fungsi keterangan, misalnya dalam kalimat berikut.
- Rini begadang di.
- Rini begadang sekolah.
Baik komponen di atau sekolah tidak dapat menduduki fungsi keterangan dalam kalimat tersebut. Akhirnya, kalimat pun tidak berterima jika keduanya dipisahkan dan menduduki salah satu fungsi dalam kalimat.
2. Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang unsur-unsurnya mempunyai posisi/letak yang sama dengan unsur lainnya didalam frasa itu.
- Paman sedang mencakul di kebun.
- Paman mencakul di kebun.
c. Hubungan Antar Unsur Dalam Frasa
Unsur-unsur dalam frasa memiliki hubungan semantis tertentu. Hubungan semantik antarunsur yang ada dalam suatu frasa adalah hubungan koordinatif, hubungan atributif, hubungan apositif.
1. Hubungan Koordinatif
Hubungan koordinatif adalah hubungan yang menyatakan bahwa konstituen-konstituen (unsur-unsur) pembentuk satuan yang lebih besar memiliki kedudukan yang setara. Hubungan koordinatif yang lazim ditemukan dalam kontruksi frasa adalah hubungan yang bersifat penambahan dan pemilihan.
- Ibu dan bapak.
- Murid dan guru.
- Makan dan minum.
2. Hubungan Atributif
Berbeda dengan frasa yang sifatnya koordinatif, frasa golongan ini terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau.
- Pembangunan lima tahun.
- Sekolah inpres.
- Buku baru.
Kata-kata yang di cetak tebal dalam frasa-frasa tersebut, yaitu pembangunan, sekolah, dan buku merupakan unsur pusat (UP), yaitu unsur yang secara busional sama dengan seluruh frasa dan secara semantik merupakan unsur terpenting , sedangkan unsur lainnya merupakan atribut (ATR).
3. Hubungan Apositif
Hubungan apositif adalah hubungan yang menjelaskan sekaligus dapat berperan sebagai pengganti bagian yang dijelaskan. Di antara unsur pembentuknya tidak dapat dihubungkan dengan konjungsi. Dan biasanya setelah unsur pusat ditandai dengan munculnya tanda koma (,).
- Bandung, kota kembang.
- Indonesia, tanah air.
- Dinas, teman baikku.
d. Penanaman Frasa-Frasa Utama
Frasa-frasa utam aakan diberi nama sesuai dengan jenis/kelas kata yang menjadi inti frasa.
- Hadiah ulang tahunnya // cincin emas.
- Tempat kelahirannya // di desa terpencil.
Subjek setiap kalimat terdiri atas kelompok kata. Setiap kelompok kata memiliki inti, yaitu :
- Hadiah sebagai bagian inti dari hadiang ulang tahunnya.
- Tempat sebagai bagian inti dari tempat kelahirannya.
Kedua kata bagian kata inti tersebut ternyata semuanya kata benda. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semua subjek terdiri atas frasa benda (FB).
Predikat (P) kaliat pada kalimat contoh tersebut dapat dirinci menjadi
- Cincin emas : cincin = kata benda, jadi P = FB (Frasa Kata Bilangan)
- Di desa terpencil : di = kata depan, jadi P = FDep (Frasa Kata Depan)
Berdasarkan uraian tersebut, maka predikat kalimat terdiri atas FB, dan FDep.
e. Frasa-Frasa Utama
Tanpa melihat jumlah yang ada dalam sebuah kalimat, betapa pun besarnya sebuah kalimat hanya bisa dibagi menjadi dua frasa utama.
- Murid itu // mengambil kapur.
- Ayahnya // seorang guru.
Kalimat- kalimat tersebut terdiri atas dua frasa yang dibatasi oleh tanda //. Yang ada di depan tanda // di beri nama frasa I, dan yang ada dibelakang tanda // diberi nama frasa II. Kedua frasa tersebut tersusun dengan penentuan fungsi sebagai berikut.
- Frasa I : adalah frasa yang diterangkan
- Frasa II : adalah frasa yang menerangkan
Frasa diterangkan dan frasa menerangkan disebut predikat. Dengan kata lain, subjek adalah frasa utama yang diterangkan, dan predikat adalah frasa utama yang menerangkan.
f. Bentuk Frasa
Berdasarkan jumlah kata yang menjadi frasa, maka bisa dibedakan adanya dua bentuk frasa, yaitu:
1. Kata sebagai frasa/atoma sintaksis
Dari segi bentuk, sebenarnya agak menyalahi ketentuan yang sudah dibicarakan bahwa frasa itu seharusnya berwujud kelompok kata. Akan tetapi, dilihat dari segi pengertian kesatuan sintaksis, maka bisa saja terjadi bahwa satu kesatuan sintaksis itu hanya terdiri atas satu kata. Frasa yang hanya terdiri atas satu kata disebut atoma sintaksis (Putrayasa, 2002).
- Sebentar / dia / pergi.
- Dia / disayang / orangtuanya.
- Lagunya / dibenci / masyarakat.
2. Kelompok kata sebagai frasa
- Harga mobil mewa itu/sangat mahal.
- Majalah pertama / sudah diterbitkan / oleh balai pustaka
g. Penukaran Letak Frasa
Frasa-frasa dalam sebuah kalimat dapat dipertukarkan letaknya sejauh tidak mengubah arti kalimat semula.
Seminggu yang lalu, mahasiswa baru itu belum dikenal oleh mereka.
Kalimat tersebut terdiri atas 4 frasa, yaitu (1) seminggu yang lalu, (2) mahasiswa baru itu, (3) belum dikenal, (4) oleh mereka.
Frasa-frasa tersebut dapat dipertukarkan letaknya sehingga terjadilah struktur sebagai berikut.
1. Seminggu yang lalu, oleh mereka, mahasiswa baru itu belum dikenal.
2. Seminggu yang lalu, mahasiswa baru itu oleh mereka belum dikenal.
3. Seminggu yang lalu, belum dikenal oleh mereka mahasiswa baru itu.
4. mahasiswa baru itu, Seminggu yang lalu belum dikenal oleh mereka.
mahasiswa baru itu, Seminggu yang lalu oleh mereka belum dikena