MAKALAH EKONOMI : Regulasi Ekonomi dari Pelaporan Keuangan


Regulasi Ekonomi dari Pelaporan Keuangan

Tujuan Pembelajaran
@  Memahami argumen teoritis yang mengutamakan tidak adanya regulasi dalam pelaporan keuangan
@  Memahami kontra argumen yang mengutamakan pengaturan dalam pelaporan keuangan
@  Memahami istilah kunci dalam argumen regulasi, misalnya public goods dansignalling
@  Menilai sifat dasar secara politik dan ekonomi proses regulasi dan peran penting dari proses kerja dalam regulasi deliberasi dan pembuatan keputusan
@  Mengidentifikasi konsekuensi ekonomi dari standar akuntansi pada berbagai bagian yang dipengaruhi oleh proses penyusunan standar

Pelaporan keuangan bagi perusahaan  publik yang terdaftar telah diatur di AS sejak tahun 1930-an, ketika Kongres memberi kekuasaan pada SEC untuk mengatur pelaporan keuangan. SEC adalah agen federal, didirikan oleh pemerintah federal dan bertanggung jawab pada Kongres AS yang menurut UU kelalaian dari tindakan SEC. Bagaimanapun sebagai tercatat dalam Chapter 3, SEC memberikan wewenang membuat kebijakan akuntansi kepada sektor swasta; pertama kepada AICPA yang dilaksanakan oleh CAP dan APB dan kemudian dengan FASB. Kegagalan menjadi tanggung jawab SEC.

Pada awalnya pelaporan keuangan merupakan aktivitas yang diatur dan mungkin akan terus seperti itu. Ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi argumen antara yang pro dan kontra regulasi. Evaluasi tersebut akan membantu kita untuk memahami sifat dasar regulasi akuntansi dan konsekuensi yang muncul darinya. Sebagai kesimpulan kita akan menaksir mana yang lebih baik. Karena yang saat ini eksis adalah regulasi dan sepertinya akan diteruskan kita akan menguji apa pengaruhnya Pengujian akan membantu memahami bagaimana proses regulasi bekerja. Terakhir, kita diskusikan konsekuensi ekonomi dari regulasi akuntansi.

PASAR NON-REGULASI UNTUK INFORMASI AKUNTANSI
Beberapa argumen yang berbeda mendukung kasus pasar tanpa regulasi. Argumen semuanya berhubungan dengan insentif untuk perusahaan yang melaporkan informasi tentang dirinya pada pemilik dan pasar modal secara umum. Agency Theory menjelaskan bagaimana insentif hidup untuk pelaporan sukarela pada pemilik. Kerelaan yang lebih luas melaporkan pada pasar modal dijelaskan oleh signalling theory dan persaingan di pasar modal. Terakhir, timbul desakan  bahwa banyak informasi tidak dilaporkan secara secara sukarela akan mendapatkan melalui kontrak pribadi. Argumentasi yang mendukung non-regulasi pasar lebih luas pada dasarnya adalah teori deduktif.

Semenjak kita hidup dengan lingkungan yang diatur, tes empiris terhadap posisi pasar bebas menjadi sungguh sulit



Agency Theory
Teori agensi ilmu ekonomi memprediksikan dan menjelaskan perilaku bagian yang terlibat dalam sebuah perusahaan.  Secara hukum seorang agen adalah seseorang yang bekerja untuk kepentingan orang lain. Teori agensi ilmu ekonomi dibangun di atas konsep legal dari agensi. Teori agensi memandang perusahaan sebagai sebuah persimpangan hubungan keagenan dan mencoba memahami perilaku organisasi dengan menguji bagaimana bagian-bagian pada hubungan keagenan dalam perusahaan memaksimalkan manfaat untuk masing-masing.

Salah satu hubungan yang banyak adalah antara kelompok manajemen dengan pemilik perusahaan. Manajer digaji oleh pemilik untuk menjalankan mengelola aktivitas perusahaan, dengan demikian terbangunlah hubungan keagenan. Tujuan manajer dan pemilik mungkin bukan merupakan kesepakatan yang sempurna. Sangat mudah melihat bagaimana dalam maksimalisasi manfaat untuknya, perilaku manajer akan menjadi konflik dengan kepentingan pemilik. Pemilik berkepentingan intuk memaksimalkan ROI dan harga surat berharga, sementara manajer mempunyai kebutuhan ekonomi dan psikologi yang lebih luas, termasuk maksimalisasi total konpensasi mereka. Karena konflik yang potensial ini, pemilik dimotivasi mengontrak manajer, seperti dengan jalan meminimalisasi konflik tujuan antara kedua kelompok. Biaya yang dikeluarkan untuk memantau kontrak keagenan dibebankan pada manajemen, dan biaya-biaya ini akan mengurangi kompensasi manajer. Selanjutnya, manajer akan mendapatkan insentif dan menjaga agar biaya rendah dengan tidak adanya konflik dengan pemilik.

Teori agensi memposisiskan konflik antara manajemen dan pemilik dapat diredakan dengan pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan yang rutin adalah satu cara pemilk memonitor kontraknya dengan manajemen.  Akuntan merujuik pada tipe tradisional dari pelaporan sebagai pelayanan atau pertanggungjawaban pada pemilik. Teori agensi juga digunakan untuk menjelaskan permintaan untuk audit. Fungsi auditor adalah  pemeriksa independen dari laporan keuangan yang disampaikan manajer pada pemilik. Sejarah perkembangan pelaporan keuangan dan auditing didukung argumentasi teori agensi.

Minimalisasi biaya monitoring keagenan adalah insentif ekonomi untuk manajer untuk melaporkan hasil akuntansi yang dapat dipercaya oleh pemilik. Insentif berasal dari kenyataan bahwa manajer dinilai dan dibayar dengan dasar, sebaik apa yang dilaporkannya. Peaporan yang baik akan menaikkan reputasi seorang manajer dan reputasi yang baik akan menghasilkan kompensasi yang lebih tinggi karena biaya memantau keagenan akan minim jika pemilik merasa laporan akuntansi dapat dipercaya.

Competitive Capital Market dan Signalling Incentives
Teori agensi memberi sebuah framework untuk menganalisa insentif pelaporan keuangan antara manajer dan pemilik. ‘Teori sinyal’ menjelaskan mengapa perusahaan memiliki insentif bagi pelaporan secara sukarela pada pasar modal meskipun tidak ada keharusan persyaratan untuk melaporkan, firma saling bersaing agar jarang mendapat resiko modal dan dengan kesukarelaan pengungkapan sangat diperlukan untuk bersaingan dengan sukses pada pasar untuk modal resiko. Kemampuan perusahaan meningkatkan modalnya akan bertambah jika perusahaan mempunyai reputasi yang baik dengan mematuhi aturan pelaporan keuangan. Sebagai tambahan, pelaporan yang baik akan merendahkan biaya modal perusahaan karena hanya sedikit ketidakpastian terhadap perusahaan yang melaporkan secara luas dan dapat dipercaya, sehingga resiko investasi sedikit dan kewajiban rate of return  yang lebih rendah.

Insentif diadakan untuk mempersiapkan prospektus secara sukarela pada saat terjadi kenaikan modal dan dilaporkan secara teratur untuk menjaga kelanjutan kepentingan investor pada peusahaan. Perusahaan dengan kinerja yang baik memiliki kekuatan insentif untuk melaporkan hasil operasinya. Tekanan persaingan juga sebuah kekuatan yang mendorong perusahaan tetap melaporkan walaupun mereka tidak menghasilkan sesuatu yang baik. Mendiamkan (sebuah kegagalan untuk laporan) akan dianggap sebagai berita buruk. Perusahaan dengan berita yang normal akan termotivasi untuk melaporkan hasil mereka untuk menghindari dicurigai memiliki hasil yang tidak baik. Tinggallah perusahaan yang buruk yang tidak melaporkan. Situasi ini akan membuat perusahaan dengan ‘berita buruk’ untuk mengungkapkan hasil untuk menjaga kredibilitasnya di pasar modal.

Insentif ekonomi untuk melaporkan (meskipun berita buruk)  adalah jantung dari argumentasi teori sinyal untuk pelaporan keuangan secara sukarela. Terdapat ketidakseimbangan informasi antara perusahaan dengan pihak luar karena pihak dalam (perusahaan) mengetahui lebih banyak tentang perusahaan dan prospeknya pada masa yang akan datang daripada pihak luar (investor). Situasi ini menimbulkan ketidakpastian informasi, sehingga investor akan memproteksi diri dengan menawarkan harga yang lebih rendah untuk perusahaan. Bagaimanapun, nilai sebuah perusahaan dapat ditingkatlan bila perusahaan laporan -dengan sukarela melaporkan (sinyal) informasi tentang dirinya- dapat dipercaya dan hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian investor tentang prospek masa depan perusahaan. Pertumbuhan pokok teoritis dan riset empirik mendukung argumen insentif untuk pengungkapan keuangan secara sukarela (sebagai kebalikan dari kewajiban).

Riset terhadap dampak sinyal dari ramalan earnings manajemen dengan pengungkapan sukarela, sebenarnya memilki dua aspek sinyal
N The surprise of the income numbers forecast/kejutan terhadap angka laba yang diramalkan
N The surprise attributable to the earnings forecast itself/kejutan yang diakibatkan ramalan earning tersebut
Dari keduanya, dengan cukup mengejutkan periset menemukan bahwa ramalan pada hakikatnya kejutannya lebih penting daripada kedua elemen sinyal di atas. Riset teranyar lainnya yang difokuskan pada standar dimana sebuah tahap panjang seperti periode yang menyajikan SFAS No. 106 pada manfaat lain paskapenghentian  (chapter 16). Pada awal penggunaannya, secara umum diartikan sebagai ‘berita baik’, diakhirnya secara umum mengindikasikan ‘berita buruk’. Menggunakan riset analitis, hipotesis Frantz, dimana alternatif-alternatif akuntansi yang ada  (misalnya; penyusutan garis lurus vs dipercepat). ‘Berita baik’ disinyalkan dengan mengambil pilihan laba yang lebih rendah dan ‘berita buruk’ disinyalkan dengan mengambil alternatif laba yang lebih tinggi. Dalam kasus terdahulu, perusahaan mensinyalkan bahwa mereka memiliki prospek earning dan arus kas yang baik pada masa yang akan datang, karenanya kesempatan melanggar kesepakatan hutang relatif rendah. Pada kasus terakhir, laba yang lebih tinggi mensinyalkan pasar dimana perusahaan tidak dapat mengambil kesempatan melanggar kesepakatan hutang.

Beberapa fakta empiris yang ada bahwa pelaporan yang disyaratkan  SEC bukanlah perbaikan yang signifikan melebihi pelaporan yang sukarela, yang diprioritaskan pada 1933 dan 1934 acts. Sebuah studi menyimpulkan bahwa prospektus yang disyaratkan SEC tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas surat berharga yang ditawarkan untuk pelanggan publik. Studi lain menguji pelaporan annual secara sukarela lebih diutamakan dibandingkan SEC 1934 dengan 10.000 annual report. Kesimpulan dasar pada studi adalah pelaporan yang diwajibkan SEC telah ditemukan pada (pelaporan atas) dasar sukarela. Temuan ini menyebutkan tidak ada kualitas atau manfaat dari pengungkapan, namun mendukung argumen bahwa pengungkapan secara sukarela akan terjadi pada sebuah pasar modal yang kompetitif.

Private Contracting Opportunities
Argumen ke-3 yang mendukung pasar non-regulasi adalah presumsi bahwa setiap orang yang dengan sungguh-sungguh menginginkan informasi tentang sebuah perusahaan akan dapat memperolehnya. Beberapa bagian dengan sendirinya akan membuat kontrak untuk informasi dengan perusahaan , atau dengan pemilk atau secara tidak langsung melalui perantara informasi, seperti analis saham. Jika informasi sungguh-sungguh diinginkan harus tersedia publikasi dan gratis setiap pribadi dapat membeli informasi yang diinginkan. Dengan cara ini, kekuatan pasar semestinya dihasilkan pada alokasi yang optimal dari sumber-sumber kepada produksi informasi.

Sebuah pengujian dari pasar saham, menyatakan bahwa masyarakat memang akan melakukan kontrak secara pribadi untuk informasi. Pasar surat berharga adalah lebih banyak sebagai pasar untuk informasi sebagaimana sebuah pasar untuk surat berharga. Surat kabar investor hanya tersedia untuk pelanggan, merupakan contoh yang baik dari membayar untuk informasi pribadi. Pembelian yang agak kurang formal adalah perusahaan pialang untuk pertimbangan investasi. Biaya untuk pertimbangan investasi tersebut merupakan biaya yang seharusnya termasuk bea komisi.

Karena setiap pribadi berkesempatan melakukan kontrak untuk informasi tambahan, argumen bahwa intervensi pasar dalam bentuk aturan mewajibkan pengungkapan adalah tidak berguna dan tidak diinginkan. Dalam pandangan ini, permintaan terhadap informasi akan optimal jika kekuatan pasar menentukan produksi (penawaran) dan pengungkapan informasi akuntansi. Beberapa fakta yang ada perubahan filosofis pada arahan ini oleh SEC. Seorang komisioner SEC mengatakan sistem yang mewajibkan pengungkapan mungkin tidak menjadi jalan yang efektif untuk pengiriman informasi ke pasar modal –dan hal itu tidak menjalankan maksud untuk memaksa masyarakat investasi dengan informasi yang mereka tidak ingin. Ini mengingatkan bagaimana SEC agar mengimplementasikan sebuah program besar untuk men-deregulasi pengungkapan.

(satu langkah menuju deregulasi adalah shelf registration  ‘registrasi rak’ (aturan 415) yang memperbolehkan penjualan yang lebih cepat dari penawaran rutin dari hutang dan ekuitas oleh perusahaan besar. Ini tidak bermanfaat untuk mengarsip perspektus yang spesifik dengan SEC untuk setiap individu yang menawarkan sekuritas. Satu perspektus dapat digunakan untuk berbagai isu dalam periode yang tercover oleh shelf registration

PASAR DIREGULASI
Regulasi pasar dapat dijustifikasi berhubungan dengan kepentingan publik. Dalam konteks ini, terdapat 2 alasan yang secara normal digunakan untuk mempertahankan regulasi. Satu alasan adalah kemungkinan terjadinya kesalahan pada sistem pasar bebas yang disebut market failure, dan akan mengakibatkan munculnya ketidakoptimalan dalam alokasi sumber daya. Monopoli alamiah seperti yang terjadi pada industri kebutuhan, adalah sebuah contoh kegagalan pasar yang membutuhkan intervensi dari peraturan untuk mencegah kekurangan penawaran dan harga monopoli.  Alasan kedua adalah kemungkinan pasar bebas bertentangan dengan tujuan sosial. Misalnya, dapat dikatakan pasar bebas tidak cukup mengkomunikasikan informasi pada kepada pasar sekuritas, mengakibatkan manajer dan pihak dalam lainnya yang mempunyai informasi, tidak didapatkan pemegang saham. Sebagai tambahan,informasi yang disediakan pada pasar non-regulasi tidak menyediakan keterbandingan yang di antara semua perusahaan.  Sebuah justifikasi filosofis dari proses penyusunan standar adalah (disebut kodofikasi) adalah didasarkan pada perbaikan secara evolusi terhadap standar akuntansi pada sebuah masyarakat yang terbuka dan demokratis.

Kegagalan Pasar
Ada beberapa argumen yang menyokong regulasi karena kegagalan pasar. Argumen-argumen tersebut memberi perhatian pada perusahaan sebagai pemasok monopoli dari informasi, kegagalan dari pelaporan keuangan mengantisipasi kecurangan dan kebangkrutan dan barang publik adalah sifat dasar informasi akuntansi dan pelaporan keuangan.

Perusahaan sebagai Sebuah Pemasok Monopoli Informasi
Satu argumen adalah kegagalan pasar terjadi karena perusahaan memonopoli pasokan informasi tentang dirinya. Situasi ini menciptakan peluang untuk membatasi produksi informasi dan penentuan harga secara monopoli, jika pasar tidak diregulasi. Kewajiban melakukan pengungkapan akan menghasilkan lebih banyak informasi dan biaya yang lebih rendah pada masyarakat dari yang dapat dicapai pada pasar non-regulasi. Sejak perusahaan memonopoli, ia akan memperoleh skala ekonomis dalam produksi dari informasi spesifik perusahaan. Bagaimanapun dengan menjadi produsen monopoli, perusahaan akan memproduksi lebih rendah (melaporkan lebih rendah) informasi dan menetapkan biaya secara monopoli. Kemungkinan situasi ini terjadi pada industri utilitas. Solusi tindakan pengaturan pada industri utilitas adalah mengizinkan monopoli produksi, tetapi mengatur harga.

Dengan regulasi akuntansi, argumennya adalah akan lebih baik untuk menekan mewajibkan pelaporan daripada memiliki individu yang bersaing membeli informasi secara pribadi dan pada harga monopoli. Dengan kata lain, mewajibkan pengungkapan publik merupakan metode mengefektifkan biaya(cost-effective method) untuk mendapatkan informasi yang spesifik bagi yang menginginkannya. Adalah membuang sumber daya masyarakat bagi semua orang membeli informasi yang sama tentang perusahaan.

Biaya produksi dari kewajiban persyaratan pelaporan mungkin sangat kecil sejak sebagian besar dari informasi dasar dihasilkan sebagai produk sampingan dari sistem akuntansi internal. Jika biaya produksi informasi marginal rendah, maka biaya sosial dihubungkan dengan kewajiban persyaratan akan kecil, dan catatan sebelumnya, pengungkapan kewajiban akan menghemat uang investor jika alternatifnya adalah kontrak pribadi. Argumen yang sangat menarik, walaupun kurang dalam pemeriksaan empirik. Jika biaya produksi tidak rendah, bagaimanapun, siapa yang akan menanggung biaya produksi menjadi bebas pengungkapan publik. Perusahaan akan menampung atau meninggalkan biaya regulasi pada konsumen dan oleh karena itu, pemilik atau konsumen dan mensubsidi biaya informasi. Inilah yang menaikkan isu siapa yang menanggung biaya regulasi pelaporan keuangan.

Kegagalan Pelaporan Keuangan dan Audit
Kecaman terhadap praktik akuntansi dan proses penyusunan standar (pada chapter 3) secara umum difokuskan pada apa yang diduga pelaporan keuangan berkualitas rendah, walaupun di bawah regulasi. Alasan yang diungkapkan adalah standar akuntansi dan auditing yang buruk, terlalu banyak fleksibilitas manajemen dalam pilihan kebijakan akuntansi dan kelemahan auditor secara berkala.

Kecurangan perusahaan tidak terdeteksi oleh auditor dan kelalaian perusahaan tidak ditandai lebih lanjut oleh salah satu dari laporan keuangan atau laporan audit seperti yang disebut sebagai fakta bahwa sistem pelaporan keuangan telah gagal melindungi kepentingan publik. Argumennya adalah regulasi yang lebih baik, berguna untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan tujuan melindungi kepentingan publik dari kecurangan dan kelalaian.

Ekonomi kapitalis didasarkan pada kompetisi pasar modal sektor swasta. Informasi merupakan bagian penting dari infrastruktur pasar modal. Pelaporan keuangan yang baik diperlukan untuk menciptakan kepercayaan investor pada kejujuran pasar modal sehingga tabungan terhubungkan dengan investasi yang produktif. Sebagai tambahan, informasi yang baik akan memimpin kepada keputusan investasi dan alokasi modal yang lebih baik, keduanya merupakan manfaat secara sosial. Wajar bila pelaporan yang buruk memiliki dampak sebaliknya. Penganjur regulasi bertanya jika perusahaan dengan nyata dapat dipercaya melaporkan secara penuh dan secara akurat, kenyataannya sifat dasar persaingan di pasar modal dapat mengurangi pelaporan yang menyesatkan, setidaknya pada sebagian kecil perusahaan pada jangka pendek. Dengan demikian regulasi akuntansi keduanya sangat bermanfaat dan pada kepentingan publik mencegah perusahaan dari pelaporan yang buruk atau menyesatkan. Inilah kontra-argumen pada gagasan yang mengatakan pasar modal yang kompetitif akan menciptakan pelaporan sukarela melalui signalling incentive.

Tipe kecaman ini, menimbulkan pertanyaan yang bermanfaat tentang nilai informasi akuntansi dan mampu menyajikan sebagaimana sebuah pendorong untuk meriview standar akuntansi dan auiting. Ini juga dapat jadi katalis untuk mendiskusikan kuantitas dan kualitas dari kewajiban akuntansi dan auditing yang akan menjadi kepentingan publik sebaik sejumlah regulasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut. Bagaimanapun, kesalahan dan kelalaian perusahaan terkadang tidak perlu diartikan sebagai kesalahan yang terjadi pada sistem pelaporan keuangan. Regulasi akuntansi tidak akan mencegah terjadinya kecurangan dan kelalaian, resiko dalam investasi tidak dapat dieliminasi, tidak masalah bagaimana banyaknya akuntansi dan auditing diperlukan, resiko merpakan sesuatu yang inheren dalam investasi. Peningkatan regulasi pelaporan keuangan akan mengurangi kemungkinan kecurangan dan kelalaian yang tidak terdeteksi, tetapi tidak akan pernah bisa menghabiskannya. Terakhir, beberapa argumen yang mendukung perluasan regulasi harus juga mempertimbangkan biaya regulasi. Dalam semua sistem pengendalian atau pengaturan selalu terjadi sebuah titik dimana manfaat marjinal dari pengendalian lebih sedikit dari biaya marjinal. Ini jelas tidak bermaksud jika manfaat melebihi biaya dibawah yang disyaratkan, halangan ke dalam kemungkinan perluasan regulasi.

Akuntansi sebagai Sebuah Barang Publik
Kegagalan pasar juga dapat terjadi karena apa yang disebut sebagai barang publik. Barang publik adalah komoditas -yang diproduksi sekali- bisa dikonsumsi tanpa mengurangi kesempatan untuk mengkonsumsi oleh yang lain. Kondisi yang terjadi karena hak properti lunak berhubungan dengan barang-barang tersebut. Contoh barang publik yang murni adalah sinyal radio dan jalan raya. Dalam kasus sinyal radio, Radio Publik Nasional memiliki stasiun berizin pada universitas yang didengar publik pada frekuensi FM. Stasiun-stasiun ini mencoba untuk meningkatkan jumlah anggaran operasi mereka dari pendengar dan dengan susunan rencana yang jelas. Ketika secara umum mencapai kesuksesan, masalah barang publik harus diatasi karena sinyal tersedia tanpa biaya pada semua orang yang mempunyai radio dalam wilayah dengar. Secara kontras, barang pribadi mempunyai hak properti keras yang bukan pembeli tidak dapat mengkonsumsinya.

Barang publik tidak diproduksi pada pasar bebas -yang memiliki apa yang dinamakan eksternalitas. Eksternalitas terjadi jika seorang produsen tidak bisa menginternalisasi (membebankan) biaya produksi kepada semua pengguna barang. Dengan sedikit mengabaikan teknik berbahasa, dampak eksternalitas adalah produsen barang publik mempunyai keterbatasan insentif untuk memproduksi karena semua konsumen tidak bisa dikenakan biaya untuk barang tersebut. Masyarakat yang mengkonsumsi barang publik tanpa membayar disebut free riders (penunggang gratis). Permintaan sesungguhnya untuk barang publik tidak terungkap di pasar free riders dapat menggunakan barang tanpa biaya. Akibatnya produksi lebih rendah dari permintaan. Produksi yang rendah dari barang publik dianggap sebagai kegagalann pasar karena produsen tidak termotivasi untuk menemukan permintaan riil pada barang publik. Satu-satunya cara meningkatkan produksi adalah melalui intervensi regulasi.  Tidak dapat dielakkan biaya free riders harus ditanggung oleh masyarakat seluruhnya jika produksi disubsidi untuk menemukan permintaan sesungguhnnya dari barang publik.

Tampaknya informasi akuntansi merupakan barang publik. Ia dapat dilalui secara gratis dari orang ke orang dan setiap orang dapat mengkonsumsi isi dari informasi tersebut. Karena karakteristik ini, informasi akuntansi memiliki kualitas sebuah barang publik. Terdapat dua aspek regulasi pelaporan keuangan yang meningkatkan nilai sosial (eksternalisasi), tidak hanya didapatkan secara pribadi.
  • Pertama, peningkatan keterbandingan akuntansi antar banyak perusahaan
  • Kedua, meningkatkan kepercayaan pasar sekuritas
Keduanya beroperasi untuk mengurangi resiko informasi pada pasar modal dan semestinya -sebagai sebuah hasil- manfaat kemasyarakatan dirasakan melalui resiko investasi yang rendah.

Tetapi, jika informasi akuntansi adalah barang publik, perusahaan tidak mempunyai insentif yang kuat untuk menghasilkan  dan menjual informasi akuntansi tentang dirinya sendiri. Pada sebuah pasar bebas, peluang kontrak secara pribadi untuk informasi perusahaan yang spesifik akan dibatasi dan selanjutnya inti dari satu argumen yang mendukung pasar non-regulasi akan tertantang secara serius. Akibatnya, akan terjadi produksi informasi yang rendah pada pasar non-regulasi. Intervensi dalam bentuk kewajiban persyaratan pelaporan perlu dipertimbangkan untuk meyakinkan ditemukannya permintaan riil untuk informasi akuntansi.

Tujuan Sosial
Alasan lain untuk memaksakan regulasi bermaksud untuk mencapai tujuan sosial yang tidak ditemukan dalam pasar bebas meskipun tidak terjadi kegagalan pasar. Pendekatan ini juga didasari oleh argumen kepentingan publik dan tidak bisa dielakkan keterlibatan sebuah pertimbangan normatif tentang bagaimana masyarakat seharusnya mengalokasikan sumber dayanya.

SEC memberi perhatian terhadap apa yang diistilahkan dengan pelaporan yang jujur (fair reporting) dan proteksi investor. Kejujuran pasar modal adalah tipe argumen kepentingan publik. Ini mengasumsikan bahwa pasar modal akan jujur hanya jika seluruh investor mempunyai kesetaraan dalam mengakses informasi yang sama. Situasi ini ditunjukkan sebagai simetri informasi dan merupakan tujuan patut dipuji, karena informasi yang lebih luas terdistribusikan dan pasar modal yang kompetitif terjadi. Setelah itu, informasi yang sempurna dan tanpa biaya menjadi asumsi model ekonomi kompetisi yang sempurna. Regulasiinsider trading adalah sebuah aplikasi filosofi informasi yang simetris. Regulasi tersebut mencoba mencegah akses secara tidak fair pada informasi pribadi dan mengambil keuantungan darinya. Perilaku yang diargumentasikan mengurangi kepercayaan investor pada kejujuran pasar modal.

Tujuan sosial lainnya sebagai tambahan simetri informasi adalah keterbandingan, yang merujuk pada dapat dipercaya (reliability) dari LK ketika mengambil keputusan menggunakan LK pada sebuah dasar antar perusahaan. Misalnya, jika sebuah perusahaan menggunakan FIFO dan lainnya LIFO, sulit membandingkan current ratio-nya, kecuali sebuah penyesuaian dibuat untuk meletakkan perusahaan pada dasar yang sama. Masalah kekurangan keterbandingan tidak mudah diselesaikan, tetapi sebuah upaya ke arah tersebut terdapat di Chapter 9

Justifikasi Kodifikasii Penyusunan Standar
Dalam sebuah monogram penting yang diterbitkan AAA, Gaa telahmemberikan sebuah justtifikasi yang berarti dari regulasi pelaporan keuangan dan proses penyusunan standar. Ia melihat tugas badan penyusun standar sebagai menyediakan standar ‘yang terbaik’  dari sudut pandang sosial. Fungsi ini akan terjadi pada sebuah lingkungan yang menembus oleh semacam masalah dimana manajer memiliki kepentingan yang tidak secara total sama dengan pemegang saham (masalah agensi), rendahnya informasi akuntansi yang dihasilkan karena ia adalah barang publik, kekurangan informasi yang simetris dan kurangnya keterbandingan. Perhatiaan Gaa bukan pada output FASB dalam bentuk standar, konsep, interpretasi dan semacam itu, tetapi lebih kepada rasionalitas yang mendasari proses penyusunan standar itu sendiri.

Titik pandang kodifikasional (istilah yang digunakan dalam literatur filosofis) bukan hanya rasional, tetapi juga proses perubahan yang perlahan pada pengertian sistem dapat diterima untuk dikembangkan dan diperbaiki. Karenanya, bekerja lebih baik pada masyarakat yang demokratis dan relatif terbuka dibandingkan pada sebuah masyarakat yang otoriter. Akuntansi keuangan dapat lebih berkembang dengan regulasi yang membalut semua pemain (dimiliki oleh publik dan perusahaan diperdagangkan), satu dapat menerima sebuah rasional tetapi tidak sempurna –tanggapan dari badan yang meregulasi seperti CAP, APB dan FASB. Bila dilihat dari titik kodifikasi, anggota dari organisasi semacam FASB dapat diterima memiliki kemampuan, kesempatan dan keinginan untuk membuat sebuah keputusan yang benar.

Output dari sistem kodifikasi seperti standar akuntansi tidak akan diperlukan menjadi benar dalam istilah logika deduktif. Malah, perilaku akan lebih open-minded, standar akan dievaluasi atas dasar apakah, ia telah bekerja dengan benar, misalnya apakah ia telah menyediakan informasi bagi pemakai pada reasonable cost? Jika standar tidak bekerja, seharusnya atau pada akhirnya ia harus diamandemen. Dengan demikian, pendekatan kodifikasi adalah pragmatis, karena maksimalisasi standar adalah untuk semua maksud dan keinginan yang tidak mungkin.

Kodifikasi menyediakan sebuah gagasan yang baik dari apa yang bisa diterima pada saat masyarakat yang demokratis mencoba untuk mengatasi masalah distribusi yang sulit (bagaimana manfaat bisa dibagi pada sejumlah kelompok yang bersaing). Pada tangan yang lain, kodifikasi dipandang sebagai sebuah rasionalisasi yang diangkat dari status quo, walaupun secara defenisi, diasumsikan bahwa terdapat perbaikan institusional melebihi waktu menguraikan masalah.

Membandingkan Pasar Diregulasi dan Pasar Non-Regulasi
Pada kenyataannya, akuntansi diregulasi. Sedikit berharga untuk mengetahui ‘biaya-manfaat’ dari regulasi. Argumen pro-regulasi -sebaik argumen pasar non-regulasi- adalah secara lebih luas lebih bersifat rasional deduktif daripada riset secara empiris. Secara singkat, tidak mungkin menerima kebenaran argumen lain. Apakah kelanjutan adalah sebuah usaha yang mencoba untuk menilai kebaikan dari kedua argumen dan membandingkannya pada titik dimana keduanya menuju isu yang sama.

Satu argumen pro-regulasi adalah perusahaan akan memonopoli informasi tentang dirinya, terutama dipandang sebagai kegagalan pasar.  Sejak perusahaan memonopoli informasi tersebut, akan lebih murah bagi masyarakat untuk memperoleh pengungkapan secara bebas daripada memiliki individu investor yang melakukan kontrak secara pribadi untuk mendapatkan informasi yang sama dan membayar harga monopoli. Pasar bebas meng-konternya dengan mengatakan. Memperhatikan tekanan persaingan mendapatkan modal, perusahaan mempunyai insentif untuk melaporkan secara sukarela tentang dirinya. Karena setiap individu berkesempatan pada berbagai alternatif investasi dan perusahaan tidak dapat menentukan harga secara monopoli. Mereka mendapatkan insentif melaporkan secara bebas dengan tujuan menarik modal dan merendahkan biaya modal dengan melaporkan perusahaan dengan baik. Argumennya adalah dirasakannya resiko informasi pada laporan yang tidak baik, dimana investor akan menghukum banyak perusahaan dengan meminta rate of return yang tinggi sebagai kompensasi besarnya resiko infornasi yang mereka pikir akan mereka dapatkan). Proregulasi membantah dengan mengatakan pada dasarnya pasar modal menyediakan insentif bagi laporan yang menyesatkan, paling tidak dalam jangka pendek. Implikasinya manajer perusahaan tidak akan membayar denda untuk laporan yang buruk atau menyesatkan dan untuk alasan ini, mungkin akan menarik untuk memanipulasi laporan dalam jangka pendek. Bagaimanapun, jika ini benar, ini juga merupakan pertanda bahwa pemilik belum mengembangkan mekanisme untuk memonitor kontrak agensi dengan manajer.

Argumentasi lain yang menentang regulasi adalah bahwa informasi yang tidak dengan sukarela diungkapkan oleh perusahaan akan diperoleh melalui kontrak pribadi. Bagaimanapun kelangsungan hidup peluang kontrak pribadi adalah sesuatu yang dapat dipertanyakan sebab hal itu menciptakan ketidakjujuran pada pasar modal. Informasi pribadi yang sedikit berarti sedikit kesejahteraan yang ditransfer antara yang memiliki informasi dan yang tidak. Ini sama secara prinsip dengan regulasi di balik insider trading.

Argumen pro dan kontra regulasi mewakili diliberasi ekstrem.  Pada kenyataanya pengungkapan secara sukarela berpeluang menjadi alasan substansi dari apa yang telah disebutkan. Misalnya standarisai kebijakan akuntansi akan mempercepat penyeragaman antar perusahaan daripada yang terjadi pada pasar non-regulasi. Hal ini akan meningkatkan kualitas laporan keuangan dan mengurangi kecaman padanya. Kewajiban pelaporan publik juga meningkatkan kejujuran pada pasar modal dan mengurangi jumlah biaya sosial untuk memperoleh informasi. Sejak dilakukan pengaturan informasi yang dihasilkan sebagai produk sampingan sistem akuntansi perusahaan, biaya regulasi pada perusahaan kelihatan menjadi rendah ketika manfaat yang dirasakan masyarakat lebih substansial. Dengan demikian regulasi diperlukan, filosofi kodifikasi menjustifikasi proses penyusunan standar, walaupun hal tersebut bukan jaminan hasilnya akan optimal.

Kebanyakan argumen ekonomi yang menentang regulasi mempertahankan bahwa terdapat insentif untuk pelaporan secara sukarela. Bagaimanapun, fokus dari regulasi akuntansi bukan kewajiban pelaporan semata, juga dalam peningkatan kualitas informasi yang dilaporkan. Regulasi akuntansi terutama memperhatikan memperhalus dan menyatukan aturan pengakuan dan pengukuran yang digunakan dalam mempersiapkan LK. Sebuah implikasi yang penting adalah regulasi akuntansi membutuhkan fondasi teoritis yang memberikan terutama kualitas informasi yang harus diatur



PARADOKS REGULASI

Bila penetapan harga pada pasar bebas tidak berjalan karena kegagalan pasar atau deliberasi ditinggalkan dengan alasan sosial, tidak mungkin untuk mengetahui jika sumber daya digunakan untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial, atau untuk mencapai secara optimal pada pada pemikiran yang lebih terbatas dari Pareto-optimality (terjadi pada saat tidak mungkin membuat orang menjadi lebih baik tanpa membuat seseorang menjadi lebih buruk. Dalam perekonomian, Pareto-optimality dipertimbangkan menjadi efesien. Jika dimungkinkan membuat orang menjadi lebih baik tanpa biaya, maka alokasi sumber daya yang terjadi adalah inefesiensi dan membuang sumberdaya menjadi tidak optimal).
Regulasi pasar akan dibenarkan jika terjadi kegagalan pasar (misalnya dalam kasus barang publik) atau jika pasar bebas menghasilkan sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuan sosial. Ironisnya, produksi yang diregulasi dan keputusan harga tidak menjawab secara optimal masaalh yang tidak terselesaikan olehfree market pricing system. Inilah paradoks regulasi.

Ekonom menyimpulkan mustahil menurunkan kebijakan regulasi yang diketahui akan memaksimalkan kesejahteraan sosial. Ini agaknya kesimpulan yang suram merupakan subyek dari Arrow yang dikenal dengan Impossibility Theorem. Sekali  free market pricing system ditinggalkan tidak ada jalan untuk menentukan agregat pilihan masyarakat. Jika sistem harga bekerja, maka agregat pilihan masyarakat diungkapkan melalui keseimbangan demand dansupply, dan sumber daya yang dialokasikan menyelaraskan harga pasar. Tidak ada aturan yang dapat dibandingkan pada pasar yang diregulasi, dan untuk alasan ini, sulit untuk menilai keuntungan pasar diregulasi. Karena paradoks ini, juga mustahil untuk mengetahui jika regulasi akuntansi menghasilkan kuantitas dan kualitas pelaporan keuangan yang optimal.

Ekonomi berargumen bahwa barang publik yang ditawarkan pada pasar diregulasi akan over-produksi. Hal ini bertolak belakang dengan dengan under-produksi pada pasar non-regulasi, menjadi paradok kedua dari regulasi. Alasan over-produksi adalah demand akan dilaporkan lebih tinggi (dari sebenarnya) karena pemasok barang publik di bawah aturan dengan normal disubsidi (bahkan tidak ada biaya). Pengguna melaporkan lebih permintaan dan pilihan real mereka, karena barang tersebut gratis bagi mereka. Karena informasi akuntansi bersifat barang bebas, terdapat sebuah bahaya nyata kelebihan produksi  informasi akuntansi yang terjadi di pasar diregulasi. Misalnya pengguna informasi akuntansi, termasuk analis keuangan dapat berargumen memiliki bisa berinisiatif melakukan permintaan untuk informasi yang gratis mengenai peruisahaan.

Untuk menentukan kebijakan akuntansi, FASB dapat dengan mudah diperdaya mengenai tingkat permintaan real untuk kebijakan akuntansi alternatif atau baru, karena pengguna tidak membayar secara langsung untuk itu. FASB juga harus disadarkan dari masalah kelebihan produksi informasi atau apa yang disebut standar overload, terutama yang berdampak lebih kecil, perusahaan yang tidak terpublikasi. Saat ini, hanya keringanan yang dikecualikan dari beberapa perusahaan yang secara dekat dari suplemen pengungkapan.

Kecenderungan kelebihan produksi pada pasar diregulais bisa dihindari hanya jika sistem harga dapat dipaksakan pada barang publik, menciptakan para pembeli yang secara efektif termasuk yang mengkonsumsi barang tersebut. Televisi kabel adalah sebuah contoh bagaimana pemaksaan ini dapat diselesaikan dengan sinyal televisi. Kuncinya adalah memperkuat hak properti atas barang sehingga yang bukan pembeli tidak termasuk ke dalam yang bisa mengkonsumsi secara gratis. Artinya dalam akuntansi, seharusnya ada arsip laporan perusahaan yang ada di SEC dan mengenakan bea bagi pengguna yang ingin memperbanyak. Jika informasi akuntansi dijual, terdapat insentif bagi pengguna untuk tidak melepaskan informasi pada free riders. Dengan cara ini permintaan riil terhadap informasi dapat ditentukan dan biaya produksi dapat ditutup kembali dari pengguna riil informasi akuntansi. Sistem arsip elektronik SEC (EDGAR) merupakan teknologi yang mulai memfasilitasi penciptaan hak properti atas pelaporan keuangan , dimana pengguna dikenakan bea untuk mengaksesnya.

Sebaliknya sistem pengungkapan yang ada saat ini membebanka biaya lebih kepada perusahaan daripada pemakai. Dengan asumsi perusahaan menutup kembali biaya secara tidak langsung melalui harga produk, sehingga pengguna informasi akuntansi disubsidi oleh pengguna produk perusahaan. Konsekuensinya regulasi dapat dikecam pada bidang kejujuran.

Sebagai rangkuman, konsekuensi negatif dari regulasi akuntansi yang diterapkan pada barang publik
N Kemungkinan kelebihan alokasi sumber daya sosial kepada produksi dari informasi akuntansi yang tersedia bebas di masyarakat.
N Transfer kesejahteraan dari non-pengguna ke pengguna informasi akuntansi. Transfer kesejahteraan terjadi karena pengguna memperoleh manfaat dari informasi akuntansi yang bebas pada saat non-pengguna secara mutlak membayar biaya produksi. Tetapi juga akan menjadi biaya sosial kalau tidak mengatur pelaporan keuangan, bila terjadi kegagalan pasar atau apabila tujuan sosial yang diinginkan tidak ditemui pada pasar bebas

PROSES REGULASI
Regulasi pada dasarnya adalah sebuah aktivitas politik. Ia tidak dimaksudkan sebagai kecaman atau mengejutkan karena regulasi menjalankan kepentingan publik. Bagaimanapun, tidak jelas secara persis apakah pengertian dari kepentingan publik. Karena kesejahteraan tidak dapat diukur (the Impossible Theorem), tidak ada kriteria untuk menentukan apakah kebijakan yang akan memaksimalkan kepentingan publik. Konsekuensinya, gagasan kepentingan publik paling baik dipahami dalam konteks politik dan dengan merujuk kepada kenyataan redistribusi laba dan kesejahteraan yang dianjurkan. Tidak ada cara untuk menentukan regulasi akuntansi yang optimal dan regulasi menjadi hasil sebuah proses politik sebagaimana proses ekonomi.

Tidak mengherankan, model self-interest (kepentingan pribadi) dalam ilmu ekonomi, digunakan dalam menganalisa perilaku politik dan regulasi. Pada sebuah pasar regulasi, pribadi atau kelompok yang mempunyai kepentingan di pasar akan termotivasi untuk melobi untuk kerpentingan mereka untuk membentuk koalisi dengan bagian lain guna mnguatkan pengaruh mereka dan secara umum mencoba mempengaruhi sistem politik untuk keunggulan mereka.
Sikap Dasar Politik dari Regulasi
Tradisi demokrasi di AS dimana setiap due-process merupakan unsur yang penting dalam proses regulasi. Dalam menyusun kebijakan, sebuah agen regulasi mencoba melibatkan semua bagian yang terpengaruh oleh deliberasi, hal ini penting untuk menjaga llegitimasi dari proses regulasi. Dengan kata lain setiap orang yang terpengaruh oleh kebijakan mempunyai kesempatan memberikan masukan pada proses pembuatan keputusan. Tradisi due-processkembali pada agen federal, the Interstate Commerce Commission, yang menganjurkan sebuah metode operasi bagi badan peregulasi (termasuk prinsipdue-process) adalah lebih penting bagi kelangsungan politik sendiri daripada keputusan aktual yang dibuat.

Beberapa anggota profesi akuntansi percaya bahwa penyusunan kebijakan akuntansi adalah netral dan a-politis. Pandangan yang lebih luas adalah bahwa kebijakan akuntansi tidak dapat mengelak dari politik karena pada dasarnya adalah negosiasi. Chapter 3 memperlihatkan kegagalan CAP dan APB sebagai badan peregulasi karena kekurangan struktur politik yang diperlukan untuk memastikan kelangsungan keberadaannya. Satu hal mereka memiliki kewajiban yang lemah dalam me-regulasi pelaporan keuangan. Hingga penerbitan ASR 150 tahun 1973, SEC belum secara resmi menguasakan penyusunan standar kepada sektor swasta. Apa yang terjadi adalah sebuah aliansi informal dimana SEC secara diam-diam menerima standar akuntansi seperti arsip SEC. Secara berkala SEC tertarik dengan standar yang spesifik. Kredit pajak investasi dihasilkan dalam situasi seperti itu. Karena aturan ini, otoritas AICPA untuk me-regulasi sangat lemah.

Dari perspektif SEC, aturan yang diutamakan pada ASR 150 adalah keamanan dan fleksibilitas. Dengan mengizinkan self-regulation pada sektor swasta, SEC terlindungi dari politik penyusunan sesungguhnya kebijakan akuntansi, kecuali pada saat yang bijaksana untuk melakukan hal yang demikian. Dalam satu pemikiran, SEC berada pada posisi menggunakan sektor swasta sebagai kambing hitam jika kongres mempertanyakan kerja SEC.

Sifat fatal lain pada komite-komite AICPA adalah sifat pintu tertutup dalam penyusunan kebijakan. Kelihatan tidak melalukan due-process dalam menentukan aturan akuntansi dan pengungkapan. Walaupun beberapa fakta informal dikumpulkan dan disosialisasikan pandangan dari bagian yang berkepentingan, niscaya terjadi, tetapi due-process formal sampai akhir APB tidak terimplementasi. Kelemahan due-process adalah terkadang membawa pada tingkat penerimaan yang rendah dari bagian yang terpengaruh. Ironisnya, profesi akuntansi berpikir pendekatan pintu tertutup adalah baik karena mengisolasi pembuatan kebijakan dari pengaruh pihak luar. Pada saat itu diyakini bahwa kebijakan akuntansi terutama adalah proses identifikasi kebenaran metode akuntansi normatif. Melihat ke belakang, hal ini kelihatan naif, tapi periset akuntansi  dan pembuat kebijakan bersikuikuh secara kuat dengan pendirian ini sampai 1960-an.

Dari titik pandang regulasi, FASB jauh lebih sukses dari kedua badan terdahulu. Standar yang disyahkan SEC dalam ASR 150 due-process dipakai sebagai prosedur standar dalam perdebatan dan pengembangan kebijakan akuntansi. Sebagai sebuah sistem resmi pembuatan keputusan dengan due-processsangat lamban, tapi inilah sifat dasar dari politik demokrasi. Arrow merujuk kecenderungan ini sebagai demokratic paralysis. Regulasi di bawah sistem due-process berjalan lambat, tetapi mencapai konsensus memberi legitimasi pada regulasi. Mekanisme due-process telah terlembaga dalam struktur organisasi FASB.

Perilaku Regulasi
Capture theory dan life-cycle theory dalam regulasi berargumen bahwa kelompok pada akhirnya akan teregulasi dan menggunakan proses regulasi untuk memajukan kepentingannya. Jika hal ini terjadi proses regulasi dipertimbangkan untuk ditangkap. Teori siklus hidup menyatakan bahwa agen regulasi akan melewati beberapa tahapan yang berbeda. Meskipun dimulai dengan kepentingan publik, regulasi akan menjadi instrumen untuk melindungi kelompok yang diregulasi. Bagian yang teregulasi dan agen regulasi akan melihat kepentingan mereka bertemu. Menjadi sulit bagi pembuat regulasi untuk menjadi independen sejati karena kelangsungan agen regulasi sendiri tergantung pada seberapa baik kebijakan diterima oleh kelompok yang teregulasi.  Yang sering terjadi, badan peregulasi melindungi kelompok teregulasi dari persaingan. Perilaku ini diamati pada agen regulasi yang lebih tua sebelum dideregulasi, misalnya the Interstate Commerce Commission yang mengatur transportasi darat, the Federal Aviation Agency yang mengatur transportasi udara, dan the Federal Communications Commissions yang mengatur perizinan radio dan televisi. Perilaku ini pada kedua sisi, peregulasi dan kelompok yang diregulasi dijelaskan dengan self-interest theory dari perilaku politik.

Capture theory dan life-cycle theory telah diterapkan dalam regulasi akuntansi. Sejak tahun 1976 sampai 1978 Kongres AS memeriksa dugaan regulasi akuntansi dikangkangi ‘the Big Eight group’  KAP. Sebagai auditor yang berkuasa dari perusahaan publik terdaftar, kelompok ini memiliki kepentingan yang luas dalam permainan kebijakan. Ditambah lagi, sebelum FASB, regulasi akuntansi terutama dilakukan oleh komite AICPA, yang tidak diragukan lagi sangat dipengaruhi oleh the big 8. Dengan implementasi independensi FASB, argumen teori capture banyak kehilangan validitasnya. Pada saat hearing, FASB telah beroperasi beberapa tahun.

Beberapa perubahan dibuat dalam menanggapi hearing Kongres, misalnya restrukturisasi AICPA untuk mengurangi dominasi the big 8, dan meningkatkan self-regulation oleh AICPA. Tapi status quo dalam regulasi akuntansi yang masih ada diteliti dengan cermat secara terpisah dari Kongres karena capture theory dan life-cycle theory sedikit dapat diaplikasikan dalam pelaporan keuangan. Sejumlah kelompok terpengaruh secara tidak langsung dengan regulasi akuntansi, menjadi lebih luas dan beragam dari yang ada pada industri yang diregulasi tradisional. Studi kepatuhan pada FASB ditemukan bahwa the big 8 tidak memiliki kesamaan pandangan dan kelompok ini tidak mendominasi kebijakan di FASB. Studi ini menyimpulkan pengambilan keputusan di FASB adalah pluralistik. Auditor dan siapapun yang terpengaruh oleh regulasi akuntansi serta perusahaan harus mematuhi regulasi, free riders yang menggunakan informasi secara gratis untuk analisa investasi memiliki kepentingan yang berbeda, dimana tempat bagi peregulator akuntansi adalah sebuah tempat yang lebih netral daripada industri yang diatur lainnya.

Perilaku Perusahaan, Auditor dan Free Riders
Manajemen perusahaan dapat menerima regulasi yang akan berdampak pada salah satu, perusahaan atau dirinya sendiri. Seluiruh regulasi akuntansi menentukan jumlah biaya produksi pada perusahaan. Satu argumen, terdapat kecenderungan manajemen untuk menolak pengungkapan atau aturan baru yang menambah biaya bagi perusahaan, walaupun ada beberapa aturan yang menyebabkan perusahaan menaikkan laporan laba bersih. Manajemen akan terdorong pada kebijakan yang berdampak positif dalam pelaporan income sehingga menaikkan kompensasi mereka. Sebuah studi menemukan hasil yang berbeda. Sebuah perusahaan besar yang diregulasi mendukung regulasi yang mengakibatkan income dilaporkan lebih rendah. Alasannya adalah self-interest tipe perusahaan ini adalah meminimkan biaya politik, seperti intervensi regulasi pada masa yang akan datang, dan pelaporan laba yang lebih rendah sejalan dengan tujuan tersebut.

Auditor memberi perhatian pada implikasi auditing aturan pelaporan keuangan. Naif, untuk berpikir bahwa opini KAP besar tidak dipertimbangkan secara serius dalam deliberasi kebijakan akuntansi. Kebanyakan KAP menjaga hubungan dengan personal FASB dan secara rutin menghadiri dengar pendapat kebijakan di FASB. Auditor dapat menerima dan mendukung kebijakan yang mengurangi resiko audit –misalnya, aturan yang menjelaskan atau menstandarisasi pelaporan keuangan. Auditor cenderung untuk menoiak kebijakan yang akan memperluas fungsiaudit ke wialayah subyektif, seperti pengungkapan suplemen data inflasi akuntansi dan ramalan laba. Alasannya adalah kejujuran. Jika banyak informasi subyektif yang diperlukan, auditor akan mendapatkan resiko yang lebih besar dalam mengaudit informasi, dengan meningkatnya kemungkinan pengajuan perkara. Auditor akan menolak resiko tersebut, mereka akan memilih untuk menghindar.

Terakhir, free riders seperti analis keuangan juga berusaha untuk mempengaruhi hasil deliberasi kebijakan akuntansi. Analis memiliki motivasi yang kuat untuk meminta informasi baru yang mereka dapatkan dengan bekerja sama dengan konsultan investasi dan surat kabar. Sebagai penghubung informasi mereka dengan mudah mendapatkan uang dengan meringkas informasi bagi investor yang tidak punya waktu. Perilaku lobi dari free riders membutuhkan pengawasan yang lebih dekat oleh FASB karena free riders tidak mempunyai kepentingan ekonomi secara langsung dengan produksi informasi, sebagaimana manajer dan auditor. Karenanya, respon terhadap tekanan mereka menjadi lebih mudah pada situasi kelebihan produksi. Secara poloitik sulit untuk menyepakati  dengan  free riders karena mereka bisa meng-klaim bertindak untuk kepentingan publik dengan membuat pasar modal yang lebih jujur dan lebih kompetitif melalui pelaporan publik secara bebas dan gratis. Meskipun argumen ini benar, hal tersebut mengabaikan pertanyaan terhadap biaya produksi informasi dan siapa yang membayar untuk regulasi akuntansi.

Bahaya menundukkan tekanan dari kelompok kepentingan khusus harus dicatat. Pembuatan kebijakan akuntansi semestinya tidak melayani kelompok tersebut melakukan kerusakan masyarakat secara keseluruhan.  Ketika mereka mendominasi pembuatan kebijakan, kewajiban tidak akan bertahan lama karena proses regulasi telah dikangkangi kelompok vested interest.

Regulasi akuntansi mungkin akan berlanjut dan penting untuk memahami proses regulasi tersebut.  Mayoritas regulasi akuntansi menguraikan kehalusan LK dan standarisasi praktik lebih dari sekedar memperluas pengungkapan. Artinya masalah kelebihan produksi merupakan masalah yang dibesar-besarkan dengan mengkritik regulasi. Bagaimanapun seperti tercatat sebelumnya terdapat kekurangan fakta untuk mendukung argumen yang menantang regulasi akuntansi dan meyakini bahwa regulasi akuntansi menghasilkan manfaat sosial yang penuh harapan

KONSEKUENSI EKONOMI DARI KEBIJAKAN AKUNTANSI
Jelas, proses pembuatan aturan akuntansi adalah sebuah proses politik dengan beragam konstituen yang melobi untuk posisi mereka. Pada saat agen penyusun standar harus netral di antara kelompok yang bersaing dalam memyediakan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi arus kas dan untuk menilai kinerja manajemen, penyusunan standar sering memerlukan manfaat dari satu kelompok daripada yang lain.

Kebijakan akuntansi tidak dengan mudah dalam persoalan optimalisasi atau efesiensi ekonomi. Juga dampak laba dan distribusi kesejahteraan dan ini memerlukan isu sosial dan politik melebihi akuntansi.

FASB dengan cara yang terbatas menerima masalah ini dengan pertimbangan konsekuensi ekonomi dari kebijakan yang diusulkan dengan mendefenisikan sebagai dampak laporan akuntansi pada...bisnis, pemerintah,  negara, investor, dan kreditur. FASB sangat sensitif pada biaya produsen dan apakah ada manfaat kepada poengguna eksternal untuk pembebanan baru, standar akuntansi dengan biaya. Pada tahun 1970 FASB memulai studi untuk membantu menilai dampak ekonomi standar pada perusahaan. Sayangnya studi ini hanya difokuskan terutama pada perusahaan, pemegang saham dan analis keuangan. Bagian lain seperti kreditur, konsumen, karyawan dan pemerintah tidak dijadikan faktor dalam menghitung ‘biaya-manfaat’ regulasi pelaporan keuangan, akibatnya hasilnya tidak mengejutkan dan pertanyaan besar kemampuan perusahaan dalam tanggung jawab sosial tidak ditanggapi secara serius

FASB hanya mempertimbangkan biaya dalam pengertian yang sempit yaitu, biaya produsen dan manfaat dalam istilah kebutuhan informasi di pasar saham. Akibatnya, perusahaan kecil berargumen aturan hanya untuk perusahaan besar