Materi LDK EXPO 2013
Bismillahirrahmannirrahim
Dengan segala kerendahan hati, berikut saya ujar ulang materi Training Motivasi Bang @Kemas Mahmud, dengan beberapa adaptasi (penyusunan ulang, pengurangan, penambahan) mengingat kemampuan daya ingat penulis yang terbatas.
Pagi menjelang siang (12/3) sekitar 300-an orang menyemut di Auditorium Universitas Galuh demi mengikuti trainging motivasi bertajuk “Pemuda Cerdas, Indonesia Berkualitas”. Sang Trainer, Kemas Mahmud Al Hanif menyapa peserta ramah, hangat. Ia mengajak seisi ruangan agar enjoy, senyum, dan menjadi pendengar yang baik. Orang yang hebat adalah pendengar yang baik, menerima nasihat kebajikan dari siapapun. Slide di screen-infocus menunjukan gambar dua telinga, kanan-kiri, yang, ketika didekatkan membentuk simbolisasi hati (love-cinta). Karenanya ia mengajak peserta untuk mengikuti training ini sepenuh hati, segenap cinta.
Pada awal paparan beliau menunjukan fakta menggiriskan mengenai pemuda Indonesia hari ini. Tawuran, pemakaian narkoba, pacaran bahkan seks bebas menjadi keseharian sebagian pemuda kini. Naudzubillah. Ke manakah arah Indonesia di masa depan jika para pemuda sebagai garda depan pemimpin masa datang direcoki hal yang nagatif semacam itu? Ah, bagaimanapun, kita tentu saja tidak ingin terdemikian. Karenanya sebagai pemuda kita selazimnya menandaskan perangai negatif dan menggantinya dengan langkah prestatif. Hidup adalah pilihan. Apakah kita ingin menjadi generasi gagal atau sukses, di tangan kita jualah ditentukan.
“Tugas kita bukan sekedar membaca sejarah orang lain, namun menciptakan sejarah hidup kita masing-masing!”
Petuah bernah itu diempaskan Sang Trainer membakar semangat peserta untuk bisa menciptakan terobosan, mencatatakan sejarah dengan torehan prestasi. Bagaimanakah menjadi pemuda penuh prestasi tersebut? Trainer kelahiran pulau Bangka itu menyampaikan emapat kiat jitu.
Pertama, Keyakinan.
Bagaiman kita akan berprestasi kalau diri sendiri tidak yakin akan mampu berprestasi. “Lah, da saya mah bodoh, tidak mungkin punya prestasi!” “Aduh, yang benar saja, saya mah cuma anak petani, jadi sukses? Eum gimana ya?” Kalimat-kalimat negatif penuh keraguan itu lah yang bisa jadi menggembok kita sampai detik ini sehingga menjadi pribadi yang biasa-biasa saja, nir-prestasi.
Padahal dengan keyakinanlah kita akan mendapat suntikan kepercayaan diri, menggenapkan tekad dan pada gilirannya melahirkan kerja nyata. Sejarah mencatat, seorang pemuda dengan penuh keyakinan berkata, “Suatu saat aku akan menjadi Presiden Amerika!” Hei, padahal siapatah dia? Dia hanya anak seorang petani miskin. Namun keyakinan itulah yang membuatnya percaya suatu saat apa yang diyakininya akan terwujudkan. Setelah melewati perjalanan yang panjang nan berat, akhirnya berpuluh tahu kemudian, pemuda itu berhasil mewujudkan keyakinannya, ia menjadi presiden Amerika ke-18. Pemuda itu bernama Abraham Lincoln.
Atau, seorang pemuda dari Jepang, yang rela berjalan berjam-jam demi melihat pesawat terbang. Kala itu ia berguman penuh keyakinan “Suatu saat aku akan membuat sesuatu yang lebih prestisius-terkenal dari pesawat”. Gumanan itu ditertawakan teman-temannya. Namun pemuda itu tak berhenti percaya. Esok-lusa bertahun kemudian, ia mampu membungkam ejekan nyinyir itu dengan prestasi. Namanya terabadikan dalam produk karyanya: Honda! Dialah Soichiro Honda. Kini, Honda adalah salah satu merk (brand) prestisius di dunia. Di Indoensia Honda adalah leader market penjulan kendaraan roda dua.
Begitulah, keyakinan akan membentu keberanian, keberanian untuk meggungam kiat kedua: Mimpi.
Kedua, Mimpi.
“Bermimpilah, karena Tuhan kan memeluk mimpimu itu” –Andrea Hirata, sang pemimpi.
Keyakinan yang utuh bahwa kita mampu akan membuat kita berani bermimpi (bercita-cita). Mimpi lah yang kemudian menjadi semacam jarum kompas ke mana arah yang ‘kan kita tuju. Dari mimpi akan terbentuk tujuan hidup.
“Dunia ini memberikan jalan kepada mereka yang memiliki tujuan hidup yang jelas.”
Mimpi besar lah yang kemudian “megantarkan” seorang A. Fuadi, remaja pelosok sumatera berhasil mendapatkan delapan beasiswa luar negeri. Diwisuda tepat di depan white house (gedung putih) Amerika Serikat. Mimpi yang membuatkanya berhasil membentuk “komunitas menara” yang membantu pendidikan anak-anak yang kurnag mampu.
Ketiga, Energi Cinta
Salah satu dorongan yang ‘kan membuat kita berprestasi adalah: Cinta. Cinta yang terejewantah dalam artia positif tentu saja. Bukan cinta-cintaan. Cinta kita pada ornag tua, betapa kita ingin membanggakan mereka, mempersembahkan hadiah terindah. Cinta kepada negeri, berkontribusi demi perbaikan. Cinta kepada agama untuk menyeru kebajikan, meneruskan warisan Rasulullah. Dan terutama, Cinta kepada Allah dan Rasullullah agar menjadi hamba yang diridhoi-Nya. Energi cinta demikianlah yang menjadi sumbu nyata kesemangatan agar tetap menyala.
Keempat. Lingkungan yang baik.
Kiat terakhir ini amat krusial, dalam pepatah kuno disebutkan “Orang-orang yang mempunyai persamaan dalam satu hal, biasanya berkumpul bersama. Merpati terbang bersama merpati. Elang terbang bersama elang.”
Kita selazimnya pintar-pintar memilih lingkungan dan teman tergaul. Jika kita bergaul dengan orang-orang yang lemah cita-cita dan tekad, senang menyia-nyiakan waktu, kita bisa jadi akan tertulari. Jikapun akan bangkit kita disuguhi komentar negatif. “Apa? Emang kamu bakal mampu?” “Alah, udah deh, jangan mimpi lo!” “So banget sih”. Begitulah kira-kira komentar yang akan terlontar dari teman-teman yang kurang baik itu.
Sebaliknya jika kita berkumpul bersama teman-teman yang baik nan prestatif kita pun akan secara langsung maupun tidak terangsang untuk ikut berprestasi. Komentar mereka adalah dorongan kebaikan. “Kamu bisa Ko!” “Ayo, go, kita mampu.” “Kami mendukungmu!”.
Terdemikainlah empat kiat agar kita berprestasi, tentu saja masih banyak kiat lain. Namun paling tidak jika empat kiaa itu tegenggam erat, insyaAllah mendorong kita menorah prestasi.
Wallahu A’lam Bishowab
#Ah ya, sejatinya masih cukup banyak materi yang belum tertuliskan. Lebih jelasnya sila lihat slide yang beliau bagikan ya. Esok lusa, insyaAllah ta sambung lagi. Semoga.
#Resume sederhana ini saya persembahkan untuk ikhwah yang demi menggenapkan amanah, terpaksa, tidak bisa mengikuti sesi training. Untuk antum yang rela berkorban, padahal sejatinya antum juga sangat ingin ikut. Pecayalah, bisa jadi, sejatinya, antumlah yang paling tergenapkan hikmah. Terima kasih, sungguh terima kasih atas teladan untuk berkorban. Allah kan gantikan dengan lipat kebaikan, InsyaAllah.
Salam Hangat, akhukum fillah, PW