Sebulan lebih sehari

Sebulan lebih sehari. Mengingatkan aku pada malam malam sebulan lalu. Ketika jam segini apa yang sedang kita lakukan dulu? Apakah kamu mengingat tanggal ini? Atau terlalu sibuk dengan urusan asmara yang baru? Hahhaha ah itu urusanmu dan aku tak akan mengusik.

Bahkan aku sudah membangun tembok yang sangat tinggi. Aku menghindari mengintip apa yang kamu lalukan. Karena hal itu sama dengan mengambil satu batu bata pada tembok yang kususun dan membuatnya ambruk. Ambruk berarti gagal. Gagal menghilangkan.

“Sebenarnya kita tak pernah merasa takut ketika ditinggalkan, hanya saja kita terlalu takut melawan kesendirian yang awalnya tak pernah hinggap. Semacam direnggut dan kehilangan.”

“Ya, sama aja.”

Ah ya, sebulan. Dan perutku yang melilit sakit. Seperti dulu. Pas sekali waktunya. Ah, bisa gila saya.