TUGAS TERSTRUKTUR SOSIOLOGI PERTANIAN


TUGAS TERSTRUKTUR
SOSIOLOGI PERTANIAN








Oleh:
Nama          : Arifin Budi Purnomo
NIM            : A1C012025
Kelas           : Agribisnis


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013










SOAL             :
  1. Jelaskan tentang masyarakat tertutup dan masyarakat terbuka, dan sebutkan pula contohnya !
  2. Jelaskan mobilitas vertical dan mobilitas horizontal, dan sebutkan pula contohnya !
  3. Jelaskan solidaritas mekanik dan solidaritas organik, dan sebutkan pula contohnya !
  4. Sebutkan contoh lembaga di pedesaan dan perkotaan !





JAWAB          :
  1. SISTEM MASYARAKAT (TERTUTUP DAN TERBUKA)
Sifat sistem pelapisan di dalam suatu masyarakat menurut Soejono Soekanto (1982) dapat bersifat:
  1. Sistem Tertutup (Closed Social Stratification)
Sistem tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dalam suatu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang merupakan gerak ke atas maupun ke bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran (mobilitas yang demikian sangat terbatas atau bahkan mungkin tidak ada). Contoh masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial tertutup adalah masyarakat berkasta, sebagian masyarakat feodal atau masyarakat yang dasar stratifikasinya tergantung pada perbedaan rasial.

  1. Sistem Terbuka (Open Social Stratification)
Masyarakat di dalamnya memiliki kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan yang di bawahnya (kemungkinan mobilitas sangat besar).
Contohnya adalah dalam masyarakat demokratis.


  1. MOBILITAS SOSIAL (VERTICAL DAN HORIZONTAL)
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.

1. Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertika
l : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :
a)      Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)
Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
·         Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah. 
·         Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik. 
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
·          Melakukan peningkatan prestasi kerja 
·         Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
b)     Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan kewajibannya.


Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
·          Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya. 
·         Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri B. 
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
·          Berhalangan tetap atau sementara.
·          Memasuki masa pensiun. 
·         Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya. 
2. Mobilitas horizontal 
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
  • Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya. 
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
  • Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial 
  • Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi (http://sosiologi-sosiologixavega.blogspot.com/2011/05/bab_16.html)
  1. SOLIDARITAS MEKANIK DAN SOLIDARITAS ORGANIK
Menurut Richard Osborne & Borin van Loon (2005)Solidaritas dalam berbagai lapisan masyarakat bekerja seperti "perekat sosial", dalam hal ini dapat berupa, nilai, adat istiadat dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota masyarakat dalam ikatan kolektif.
Solidaritas Mekanik adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok. (Masyarakat Pedesaan).
Ciri Ciri Solidaritas Mekanik:
Merujuk kepada ikatan sosial yang dibangun atas kesamaan, kepercayaan dan adat bersama. Disebut mekanik, karena orang yang hidup dalam unit keluarga suku atau kota relatif dapat berdiri sendiri dan juga memenuhi semua kebutuhan hidup tanpa tergantung pada kelompok lain.

Solidaritas Organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota. (Masyarakat Perkotaan).
Ciri Ciri Solidaritas Organik:
Menguraikan tatanan sosial berdasarkan perbedaan individual diantara rakyat. Merupakan ciri dari masyarakat modern, khususnya kota. Bersandar pada pembagian kerja (division of labor) yang rumit dan didalamnya orang terspesialisasi dalam pekerjaan yang berbeda-beda. Seperti dalam organ tubuh, orang lebih banyak saling bergantung untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Perbedaan Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik
Solidaritas Mekanik
Solidaritas Organik

a.) Relatif berdiri sendiri (tidak bergantung pada orang lain) dalam keefisienan kerja.
b.) Terjadi di Masyarakat Sederhana.
c.) Ciri dari Masyarakat Tradisional           (Pedesaan)
d.)
Kerja tidak terorganisir
e.) Beban lebih berat
f.) Tidak bergantung dengan orang lain

a.) Saling Keterkaitan dan mempengaruhi dalam keefisienan kerja.
b.) Dilangsungkan oleh Masyarakat yang kompleks.
c.) Ciri dari Masyarakat Modern (Perkotaan).
d.) Kerja terorganisir dengan baik.
e.) Beban ringan.
f.) Banyak saling bergantungan dengan yang lain.

  1. KELEMBAGAAN  MASYARAKAT DESA DAN MASYARAKAT KOTA
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
Masyarakat pedesaan
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Dari segi kelembagaan desa, masyarakat pedesaan juga ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga, yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yang amat kuat yang hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Sebagai contoh kelembagaan kecil lingkup RT. Ketua RT berdasarkan pengalaman di desa saya, RT dipilih dan ditetapkan dengan musyawarah kekeluargaan. Setelahnya dalam periode kepemimpinan beberapa tahun, seorang RT juga menjadi panutan serta penentu kebijakan. Namun sekali lagi factor penentu kebijakan tersebut dikembalikan kepada musyawarah kekeluargaan yang rutin diadakan setiap 32 hari sekali secara bergilir.
Contoh lain mengenai kelembaan pada masyarakat pedesaan adalah lembaga yang bergerak pada bidang pertanian seperti seperti kelembagaan lumbung desa dan kelompok tani. Kegiatan lembaga-lembaga tersebut masih temporer dan tolerir dalam kaitan kekeluargaan.

Masyarakat perkotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
  1. kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
  2. orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
  3. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan daripada factor pribadi.
  4. pembagian kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata
  5. kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa
  6. interaksi yang terjai lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor pribadi
  7. pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu
  8. perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar.
Sebagai contoh kelembagaan masyarakat perkotaan adalah berorientasi pada bidang-bidang yang berhubungan dengan bisnis. Contoh nyata adalah kelembagaan seperti sebuah organisasi bisnis. Kegiatan dari kelembagaan itu lebih cenderung berubah-ubah atau dinamis menyesuaikan kebutuhan dan perkembangan anggota. (http://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/masyarakat-perkotaan-dan-pedesaan/)








DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soejono. 1982. Sosiologi suatu pengantar. Rajawali Press: Jakarta
Richard Osborne & Borin van Loon. 2005
. Sosiologi. Scientific Press: London
http://achmadsaugi.wordpress.com/2009/12/11/masyarakat-perkotaan-dan-pedesaan/
http://sosiologi-sosiologixavega.blogspot.com/2011/05/bab_16.html