![]() |
| bukan foto saya |
Menjelang Juni. Apa yang ditunggu dan apa yang merasa gagal. Gagal? Mungkin tidak, cuma sejenis kemunduran saja. Oke, kita tunggu hari minggu nanti. Semoga semua baik-baik saja. Semoga setahun yang lalu menjadi de javu dan nama itu... syalalalalaa (gak jelas).
Apa yang terjadi hari ini? Hahahha, kedatanganmu lagi. Aku tidak merasa sakit seperti dulu ketika kau tinggalkan. Hari ini dengan senyum aku menyambutmu dan obrolan seperti biasa. Aku mencoaba untuk move on sih. Mungkin agak sedikit sulit gimanaaaaaaaa gitu, hanya saja aku sedang mencoba. Urusan kamu datang atau pergi, di sampingku atau menjauh, seperti tadi atau pun tidak, aku menganggapnya kamu sekarang adalah kakakku. Aku sayang kakak, i love you kakak... (sambil peluk2).
Mencoba menjadi pendengar yang baik. Ya, itu yang brusaha aku lakukan, bukakah kita diberi dua telingga dan satu mulut? Itu artinya kita harus dua kali lebih banyak mendengarkan dari pada ngoceh a.k.a berbicara ngomong ngalor ngiduul, cerewet seperti aku.
Berapa tadi? 16 banding 4. Tetooottttt! Dan bisa dipastikan cantik-cantik kece badai... iuuhhh... saya salah satunya. Ha ha ha (bangga?) gak ah biasa aja.
Halo kaka, bagaimana malammu? Tidakkah kamu pulang lagi? bisa dipastikan nanti aku tidur dengan lelap. Kemarin itu, ketika memasuki usia sebulan kamu datang lagi. masih dengan motor yang itu, jaket yang itu, celana yang itu, pokoknya kamu banget yang mengunjungi mimpiku. Mungkin sekedar menengok keadaanku. Mengapa kamu tak berbisik, sekedar mengucapkan “Selamat tidur.”
“Di mana? Aku nanti ke situ.”
Dan makanan di hadapanku menjadi tak berasa apa-apa. Mengapa? Pengaruh suara di seberang sana yang mengatakan akan ada kehadirannya mempengaruhi indera perasa?
Malam ini tentang Lelaki Kopi (kamu yang berkacamata bingkai hitam) berteman susu hangat campur madu yang rasanya asam-asam. Seperti cinta ku (bukan cinta kita) kakak.
“I Love You Kakak.”
Dan aku merasakan hangat pelukmu (lagi).
![]() |
| juga bukan gambar saya |

