LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR VITAMIN C DALAM TABLET SECARA ALKALIMETRI DENGAN POTENSIOMETRI AUTOTITRATOR


LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI
VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR VITAMIN C DALAM TABLET
SECARA ALKALIMETRI DENGAN POTENSIOMETRI AUTOTITRATOR




Disusun oleh:
Kelompok                   : B2

Anggota                      :

  Desty Ririn R.                        K100110031

  Oka Gagaz P.                          K100110035

  Eldesi Medisa I.                     K100110038
 Yeni Cristiana                           K100110040

Korektor                      :
 
                                   



LABORATORIUM KIMIA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013



VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR VITAMIN C DALAM TABLET
SECARA ALKALIMETRI DENGAN POTENSIOMETRI AUTOTITRATOR

     I.            TUJUAN
·         Mampu menganalisis penetapan kadar vitamin C
·         Mampu melakukan validasi metode analisis dengan menggunakan potensiometri autotitrator

  II.            DASAR TEORI
Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisika kimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda indikator. Besarnya elektroda indikator ini tergantung pada konsentrasi ion-ion tertentu dalam larutan.
Pada dasarnya semua titrasi (baik titrasi asam-basa, titrasi kompleksometri, titrasi pengendapan dan titrasi redoks) dapat diikuti dengan potensiometri dengan bantuan elektroda indicator dan elektroda pembanding. Dengan demikian kurva yang diperoleh dengan menghubungkan antara potensial terhadap volume titran yang ditambahkan akan mempunyai kenaikan yang tajam disekitar titik ekivalen, sehingga dari grafik bisa diperkirakan TAT.
Titrasi potensiometri sangat berguna ketika tidak ada indicator yang sesuai untuk menentukan TAT dan ketika daerah titik ekivalen sangat pendek sehingga tidak ada indicator yang cocok. Harga potensial yang diperoleh dapat diubah sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam nilai pH, PM dan PE. Kurva titrasi yang diperoleh dalam percobaan sering kali serupa dengan kurva teoritis. (Gandjar&Rohman, 2007).
Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapakan volume dimana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan, titran. Dalam titrasi secara manual, potensial diukur setelah penambahan titran secara berurutan, dan hasil pengamatan digambarkan pada suatu kertas grafik terhadapvolum titran untuk diperoleh suatu kuva titrasi. Dalam banyak hal, suatu potensiometer sederhana dapat digunakan, namun jika tersangkut elektroda gelas, maka akan digunakan pH meter khusus. Karena pH-meter ini telah menjadi demikian biasa, maka pH-meter ini dipergunakan untuk semua jenis titrasi, bahkan apabila penggunaannya tidak diwajibkan. (Basset, 1994)
Tablet Vitamin C dengan nama lain Acidi Ascorbici Compressi atau Tablet Asam Askorbat mengandung Asam Askorbat C6H8O6,tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.      (Anonim, 1995).
Untuk penetapan keseragaman sediaan dengan cara keseragaman bobot, pilih tidak kurang dari 30 satuan, dan lakukan sebagai berikut untuk sediaan yang dimaksud. Untuk tablet tidak bersalut, timbang saksama 10 tablet, satu per satu, dan hitung bobot rata-rata. Dari hasil penetapan kadar, yang diperoleh seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, hitung jumlah zat aktif dari masing-masing dari 10 tablet dengan anggapan zat aktif terdistribusi homogen. Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan keseragaman dosis dipenuhi jika jumlah zat aktif dalam masing-masing dari 10 satuan sediaan seperti yang ditetapkan dari cara keseragaman bobot atau dalam keseragaman kandungan terletak antara 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0%. Jika 1 satuan terletak di luar rentang 85,0% hingga 115,0% seperti yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan terletak antara rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket, atau jika simpangan baku relatif lebih besar dari 6,0% atau jika kedua kondisi tidak dipenuhi, lakukan uji 20 satuan tambahan. Persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 terletak diluar rentang 85,0% hingga 115,0% dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 75,0% hingga 125,0% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,8%. (Anonim, 1995)
Linieritas merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang diberikan. Linieritas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x). Evaluasi linieritas paling baik dicirikan dengan metode uji kurva respon. Suatu alur yang menyatakan hubungan antara konsentrasi analit dengan responnya seringkali linier pada konsentrasi tertentu. (Snyder et all,1997)
Presisi merupakan ukuran kedekatan antar serangkaian hasil analisis yang diperoleh dari beberapa kali pengukuran pada sampel homogen yang sama. Konsep presisi diukur dengan simpangan baku. Presisi dapat dibagi lagi menjadi 2 atau 3 kategori. Komisi Eropa membagi presisi ke dalam keterulangan (repeatibility) dan ketertiruan (reproducibility). Keterulangan merupakan presisi pada kondisi percobaan yang sama (berulang) baik orangnya, peralatannya, tempatnya, dan dilakukan dalam interval waktu yang pendek. Keterulangan sering dirujuk sebagai pengukur. Ketertiruan menggambarkan presisi yang dilakukan pada percobaan yang berbeda, baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya. Presisi antara menyatakan presisi yang dilakukan pada laboratorium yang sama pada hari yang berbeda oleh analis yang berbeda. Tujuan parameter ini adalah untuk memastikan pada laboratorium yang sama metode akan menyediakan hasil yang tidak berbeda nyata. (Watson,2007).
Akurasi adalah kesesuaian hasil uji yang didapat dari metode tersebut dengan nilai yang sebenarnya, dengan kata lain akurasi ukuran ketepatan dari hasil suatu metode analitik. Akurasi sering dinyatakan sebagai persen perolehan kembali (recovery) dari suatu pengujian terhadap penambahan sejumlah analit dengan jumlah yang diketahui, syarat dari perolehan kembali adalah 95 %-105 %. (USP,1995).

III.            ALAT DAN BAHAN
»        ALAT
1.      Potensiometer dengan autotritator
2.      Bekker glass
3.      Statif dan Klem
4.      Pengaduk magnetic
5.      Pipet tetes
6.      Mortir dan Stamfer
7.      Neraca analitik
8.      Pipet ukur
9.      Pipet volume
10.  Pro pipet

»        BAHAN
1.      Tablet Vitamin C
2.      Larutan Vitamin C (zat aktif)
3.      NaOH
4.      Larutan dapar 4 dan 7
5.      Air bebas CO2
6.      Aquadest

IV.            PROSEDUR RESMI
Ditimbang lebih kurang 0,1 mg tablet vitamin C dan ditempatkan dalam bekker glass 250 mL kering dan bersih.

Hati-hati dalam menghancurkan tablet vitamin C dalam bekker glass denagn batang pengaduk. Vitamin C akan mengoksidasi di udara dan sangat penting untuk menggunakan sample tablet dalam analisis oleh karena itu tutup botol setelah mendapat sampel.
 

Dilarutkan sampel vitamin C dalam 100 mL air suling. Dihangatkan untuk mendegradasi vitamin C. Ingat bahwa partikel pengikat tidak akan larut.


 
Dibersihkan dan dipilih buret 50 mL kemudian diisi dengan NaOH 0,1 N.

Dikalibrasi pH meter sesuai dengan petunjuk menggunakan pH buffer standart 4 dan 7. Peralatan elektron harus dicuci dengan aquadest sebelum dan sesudah digunakan. Jangan mengeringkan elektroda.
 

Ditempatkan magnetic stirrer dibawah elektroda, diberi jarak 2-3 inchi dari ruang ekstra. Kemudian posisi elektroda di dalam 250 mL bekker glass yang mengandung vitamin C dan tempatkan batang pengaduk pada bekker glass. Hati-hati meletakkan pengaduk dalam bekker glass.


 
Buret diatur sehingga posisi buret sedekat mungkin dengan permukaan larutan.
 

Ditambahkan 2-3 tetes PP indikator  fenolftalein dan dimulai titrasi.


 
Ketika pH lebih dari 0,4 unit atau keyika lonjakan volume 1,5 mL dianggap titik praekuivalen. Ketika mendekati titik ekivalen pH akan berubah jauh pada penambahan sedikit titran (NaOH).

Saat titrasi berlangsung melewati titik ekivalen, perubahan volume dan pH akan ditunjkkan dengan perubahan warna pada indicator.


 
Setelah melewati titik ekivalen  perubahan pH akan lebih kecil. Meningkatkan penambahan NaOH untuk menghemat waktu tapi perubahan pH dijaga dibawah 0,1 unit pH. Titrasi dihentikan pada pH 10,5-11.

Dibilas elektroda, kemudian diulang analisis baru untuk vitamin C.
 

Dikembalikan elektroda ke bekker glass yang mengandung buffer pH 4. Jangan biarkan elektroda dibawah bekker glass.

  V.            SKEMA TAHAPAN KERJA
A.    Pembuatan larutan baku NaOH 0,1N
Ditimbang 4,001 gram NaOH
Dilarutkan dalam Aqua Bebas CO2
Diadkan hingga 1000ml

B.     Pembakuan larutan baku NaOH 0,1N
Ditimbang lebih kurang 300mg kalium biftalat secara seksama yang sebelumnya telah dikeringkan
Dimasukkan dalam dalam erlenmeyer
Ditambahkan 45ml aquadest bebas CO2
Dikocok hingga larut semua
Dititrasi dengan larutan NaOH dengan indikator PP sampai berubah warna menjadi merah

C.    Penetapan kadar zat dalam sampel
Ditimbang lebih kurang 100mg asam askorbat secara seksama
Dilarutkan dalam air bebas CO2  ad 300ml
Dinyalakan alat autotitrator yang telah dilakukan kalibrasi sebelumnya
Dititrasi dengan larutan NaOH 0,1N
Dicatat volume titran yang dibutuhkan
Dihitung kadarnya
Dihitung kesesuaian kadarnya

*Cara Kalibrasi alat PH meter
Disiapkan 2 macam larutan dapar PH 7 dan PH4 , aquadest
Dikeringkan elektroda sebelum dipakai
Dicuci elektroda dengan aquadest 3 kali dan dilap menggunakan kertas tissue
Dihubungkan arus listrik dengan voltase yang tepat dan sumber arus yang telah dilewatkan pada stabiliser (220v)
Ditekan tombol "ON" dan dibiarkan lebih kurang selama 5 menit untuk pemanasan
Diatur suhunya sesuai dengan suhu yang tertera pada botol larutan dapar,dengan cara menekan tombol MTC set
Diisi dengan angka yang sesuai suhu yang akan diset
Dicelupkan elektroda pada larutan dapar PH 4,diputar tombol PH 4(SLOPE) sampai pada layar menunjukkan PH 4,00 dan dikeringkan dengan tissue
Dicelupkan kedalam aquadest dan dikeringkan dengan tissue
Dicelupkan elektroda pada larutan dapar PH 7,diputar tombol PH 7(CAL) sampai pada layar menunjukkan PH 7,00 dan dikeringkan dengan tissue
Dicuci elektroda dengan aqudest sampai bersih dan kering
PH meter sudah siap digunakan

D.    Parameter Linieritas
Ditentukan bobot rata-rata tablet vitamin C
Ditimbang sejumlah sampel sesuai dengan prosedur,dibuat 7 titik kadar dengan range 70% - 130%
Dilarutkan dengan air bebas CO2 add 300 ml,kemudian diletakkan diatas pegaduk magnetik,dan pengaduk dijalankan tanpa menggunakan pemanasan dengan kecepatan sedang
Dilakukan kalibrasi terhadap alat potensiometri
Dilakukan titrasi dengan alat autotitrator
Dicatat volume titran yang dibutuhkan
Dihitung kadarnya
Setelah didapatkan volume titrasi,dihitung kadar senyawa dalam sampel
Data diolah dengan menggunakan regresi linier antara kadar terhitung vs volume titran
Dihitung nilai r, keberterimaannya adalah jika nilai r > 0,98

E.     Parameter Ripitabilitas
Ditentukan bobot rata-rata tablet
Ditimbang sejumlah sampel setara 100 mg vitamin C sebanyak 7 kali
Dilarutkan dengan air bebas CO2 add 30 ml, kemudian diletakkan diatas pengaduk magnetik, pengaduk dijalankan tanpa pemanasan dengan kecepatan sedang
Dilakukan kalibrasi terhadap alat potensiometri
Dilakukan titrasi dengan alat autotitrator
Dicatat volume titran yang dibutuhkan
Setelah didapatkan volume titrasi,dihitung kadar senyawa dalam sampel
Dihitung nilai RSDnya dari 7 kadar sampel yang di dapat, keberterimaannya jika nilai RSD < 2%

F.     Parameter Presisi Antara
Dilakukan pada hari yang berbeda dari ripitabilitas
Ditimbang sejumlah sampel setara 100 mg vitamin C sebanyak 7x
Dilarutkan dengan air bebas CO2 add 300 ml, kemudian diletakkan diatas pengaduk magnetik, pengaduk dijalankan tanpa pemanasan dengan kecepatan sedang
Dilakukan kalibrasi terhadap alat potensiometri
Dilakukan titrasi dengan alat autotitrator
Dicatat volume titran yang dibutuhkan
Setelah didapatkan volume titrasi,dihitung kadar senyawa dalam sampel
Dihitung nilai RSDnya dari 7 kadar sampel yang di dapat, dilihat tingkat kedekatan hasil uji pada kondisi perubahan yang berbeda dengan parameter ripitabilitas dengan keberterimaannya jika nilai RSD < 2%

G.    Parameter Akurasi
Ditentukan bobot rata-rata tablet vitamin C
Ditimbang sejumlah sampel sesuai dengan prosedur, setara 100 mg Vitamin C sebanyak 4x
Ditimbang zat aktif
Tanpa penambahan zat aktif                                                   Penambahan zat aktif 80% (80 mg)
Penambahan zat aktif 100% (100 mg)            Penambahan zat aktif 120% (120 mg)

Ditambahkan kedalam sampel
Dilarutkan dengan air bebas CO2 add 300 ml,kemudian diletakkan diatas pegaduk magnetik,dan pengaduk dijalankan tanpa menggunakan pemanasan dengan kecepatan sedang
Dilakukan kalibrasi terhadap alat potensiometri
Dilakukan titrasi dengan alat autotitrator
Dicatat volume titran yang dibutuhkan
Setelah didapatkan volume titrasi,dihitung kadar senyawa dalam sampel
Dihitung persen perolehan kembali akurasi
Masing-masing persen perolehan kembali dari 3 kelompok (kelompok penambahan zat aktif 80%, 100%, 120%).Dihitung RSDnya. Kriteria keberterimaannya adalah jika nilai RSD < 1% dan angka perolehan kembali antara 98 - 100%

H.    Keseragaman Kandungan
Diambil 10 tablet vitamin c secara acak
Ditimbang satu persatu
Dilakukan penetapan kadar (masing-masing tablet)
Dihitung nilai RSDnya ,syarat keterimaan nilai RSD ≤ 6% untuk 10 tablet

Keterangan :
·         Diterima jika semua 10% α (85%-115%),RSD ≤ 6%
·         Jika ditolak dilakukan penimbangan dan penetapan kadar 10% tablet lagi dengan syarat keberterimaan 1 dari 10 tablet ≠ (85%,115%) semua sepuluh tablet (75%,125%)
·         Jika memenuhi syarat tersebut maka di lakukan penimbangan lagi 20 tablet dan dilakukan penetapan kadar kembali.Syarat keberterimaan 1 - 30 tablet ≠ (85%,115%) semua 30 tablet (75%,125%) RSD 7,8%

VI.            HASIL DAN PERHITUNGAN
PEMBAKUAN
Orientasi
Berat zat:301,2 mg
N          =
            =
            =  
            = 0,0977 N

Replikasi 1
Berat zat = 315,2 mg
N          =
            =
            =  
            = 0,0945 N

Replikasi 2
Berat zat = 312,0 mg
N          =
            =
            =  
            = 0,0970 N

Replikasi 3
Berat zat = 305,4 mg
N          =
            =
            =  
            = 0,0955 N

Penetapan Kadar Vitamin C
N          =   100%
            =   100%
            = 59,426 % v/b
Kadar (mg/tab)     =   bobot rata-rata tablet
                         =   133,5
                         = 79,337 mg/tab
Vitamin C        
Berat kertas      = 266,4 mg
Berat tablet       = 366,3 mg
Kertas + sisa     = 268,0
Zat                    = 98 mg

LINIERITAS
Membuat 7 seri kadar dengan range 70%-130%
-        70% x 100 mg = 70 mg.
-        80% x 100 mg = 80 mg.
-        90% x 100 mg = 90 mg.
-        100% x 100 mg = 100 mg.
-        110% x 100 mg = 110 mg.
-        120% x 100 mg = 120 mg.
-        130% x 100 mg = 130 mg.
-        70 %  139,3  = 97,51 mg
-        80 %  139,3  = 111,44 mg
-        90 %  139,3  = 125,37 mg
-        100 %  139,3            = 139,3 mg
-        110 %  139,3            = 153,23 mg
-        120 %  139,3            = 167,16 mg
-        130 %  139,3            = 181,69 mg
-        Zat aktif          =  =
          = 71,0696 mg

         
Perhitungan
70%
Kertas = 0,2433 g
Kertas + zat     = 0,3457 g
Kertas + zat sisa          = 0,2467 g
Zat    = 0,0990 g
N         =   100%
            =   100%
            = 71,8138 % b/b

80 %
Kertas                         = 0,2425 g
Kertas + zat                 = 0,3551 g
Kertas + zat sisa          = 0,2440 g
Zat                               = 0,1111 g
Kadar  =   100%
            =   100%
            = 68,9529 % v/b
Kadar (mg)      = 4,3801  0,0993  176,13 = 76,61 mg
Zat aktif          =  =
                         = 79,75 mg
         
90%
Kertas                         = 0,2310 g
Kertas + zat                 = 0,3664 g
Kertas + zat sisa          = 0,2377 g
Zat                               = 0,1287 g
N         =   100%
            =   100%
            = 63,0554 % v/b
Kadar (mg)      = 4,6400  0,0993  176,13 = 81,15 mg
Zat aktif          =  =
                         = 92,39 mg

100%
Kertas                         = 0,2544 g
Kertas + zat                 = 0,4012 g
Kertas + zat sisa          = 0,2589 g
Zat                               = 0,1414 g
N         =   100%
            =   100%
            = 76,1248 % v/b
Kadar (mg)      = 6,1545  0,0993  176,13 = 107,64 mg
Zat aktif          =  =
                         = 101,51 mg

110%
Kertas                         = 0,2471 g
Kertas + zat                 = 0,4174 g
Kertas + zat sisa          = 0,2514 g
Zat                               = 0,1660 g
N         =   100%
            =   100%
            = 72,6199 % v/b
Kadar (mg)      = 5,4061  0,0993  176,13 = 94,55 mg
Zat aktif          =  =
                         = 93,47 mg
120%
Kertas                         = 0,2471 g
Kertas + zat                 = 0,4174 g
Kertas + zat sisa          = 0,2514 g
Zat                               = 0,1660 g
N         =   100%
            =   100%
            = 70,4108 % v/b
Kadar (mg)      = 6,6829  0,0993  176,13 = 116,88 mg
Zat aktif          =  =
                         = 119,7 mg

130%
Kertas                         = 0,2416 g
Kertas + zat                 = 0,426 g
Kertas + zat sisa          = 0,2466 g
Zat                               = 0,1802 g
N         =   100%
            =   100%
            = 82,4348 % v/b
Kadar (mg)      = 8,4938  0,0993  176,13 = 148,55 mg
Zat aktif          =  =
                         = 129,52 mg
Kadar A (% b/b)
Kadar B (zat aktif)
Kadar mg
Volume titran
71,8138
71,0696
71,0957
4,0650
68,9529
79,75
76,61
4,3801
63,0554
92,39
81,15
4,6400
76,1248
101,51
197,64
6,1545
72,6199
93,47
94,55
5,4061
70,4108
119,17
116,88
6,6829
82,4384
129,52
148,55
8,4938

A vs B                                     B vs C                                     B vs Volume titran
r = 0,5587                                r = 0,9605                                r = 0,9605
a = -40,256                              a = -24,89                                a = -1,4239
b = 1,9166                               b = 1,2678                               b = 0,0725

RIPITABILITAS
Penyetaraan 100mg (zat aktif) Vitamin C
 =   
          X = 125, 5mg


v  Penimbangan zat vitamin C

Berat rata-rata = 141,2 mg/tablet
§  Sampel I
Kertas              = 255,2 mg
Kertas + zat     = 396,8 mg
Kertas + zat sisa= 256,8 mg
Zat vit C           = 140 mg

§  Sampel V
Kertas              = 248,4 mg
Kertas + zat     = 390,8 mg
Kertas + zat sisa= 248,8 mg
Zat vit C           = 142,0 mg
§  Sampel II
Kertas               = 253,1 mg
Kertas + zat     = 394,1 mg
Kertas + zat sisa= 252,9 mg
Zat vit C           = 141,7 mg

§  Sampel VI
Kertas              = 248,8 mg
Kertas + zat     = 392,7 mg
Kertas + zat sisa= 251,7 mg
Zat vit C           = 141 mg

§  Sampel III
Kertas              = 248,2 mg
Kertas + zat     = 389,2 mg
Kertas + zat sisa= 248,9 mg
Zat vit C           = 140,3 mg

§  Sampel VII
Kertas              = 252,2 mg
Kertas + zat     = 396,3 mg
Kertas + zat sisa= 254,5 mg
Zat vit C           = 141,8 mg

§  Sampel IV
Kertas              = 254,5 mg
Kertas + zat     = 397,3 mg
Kertas + zat sisa= 255,4 mg
Zat vit C           = 141,9 mg




v  Perhitungan Kadar b/b

   Kadar =  x 100 %

§  Sampel  I
=  x 100 %
= x 100 %
= 66,029 % b/b

§  Sampel  II
=  x 100 %
= x 100 %
= 69,911 % b/b

§  Sampel  III
=  x 100 %
= x 100 %
= 70,984 % b/b

§  Sampel  IV
=  x 100 %
= x 100 %
= 71,801 % b/b

§  Sampel  V
=  x 100 %
= x 100 %
= 72,740 % b/b

§  Sampel  VI
=  x 100 %
= x 100 %
= 70,96 % b/b


§  Sampel  VII
=  x 100 %
= x 100 %
= 67,925 % b/b



v  Perhitungan Kadar mg/tablet

Kadar = Kadar % b/b x bobot rata” tablet
§  Sampel I
= x 141,2 mg/tab
= 93,23 mg/tablet

§  Sampel II
= x 141,2 mg/tab
= 98,714 mg/tablet

§  Sampel III
= x 141,2 mg/tab
= 100,230 mg/tablet

§  Sampel IV
= x 141,2 mg/tab
= 101,383 mg/tablet

§  Sampel V
= x 141,2 mg/tab
= 102,70 mg/tablet

§  Sampel VI
= x 141,2 mg/tab
             = 101,607 mg/tablet

§  Sampel VII
= x 141,2 mg/tab
= 95,91 mg/tablet


v  Perhitungan RSD
Kadar % b/b
SD= 2,334
 = 70,05
RSD =  x 100 %
 = x 100 %
 = 3,331 %

Kadar mg/tablet
SD = 3,428
   = 99,11
RSD  =  x 100 %
= x 100 %
= 3,458 %




PRESISI ANTARA

v  Penimbangan zat vitamin C

Berat rata-rata = 142,26 mg/tablet
§  Sampel I
Kertas              = 241,0 mg
Kertas + zat      = 343,5 mg
Kertas + zat sisa= 244,9 mg
Zat vit C            = 98,6 mg

§  Sampel V
Kertas              = 281,0 mg
Kertas + zat      = 388,4 mg
Kertas + zat sisa= 288,1 mg
Zat vit C            = 100,3 mg
§  Sampel II
Kertas               = 248,7 mg
Kertas + zat      = 355,4 mg
Kertas + zat sisa= 254,8 mg
Zat vit C            = 100,5 mg

§  Sampel VI
Kertas              = 252,7 mg
Kertas + zat      = 358,5 mg
Kertas + zat sisa= 260,2 mg
Zat vit C            = 71,035 mg

§  Sampel III
Kertas              = 251,8 mg
Kertas + zat      = 358,4 mg
Kertas + zat sisa= 257,8 mg
Zat vit C            = 100,6 mg

§  Sampel VII
Kertas              = 250,8 mg
Kertas + zat      = 358,1 mg
Kertas + zat sisa= 256,3 mg
Zat vit C            = 101,8 mg

§  Sampel IV
Kertas              = 249,8 mg
Kertas + zat      = 353,9 mg
Kertas + zat sisa= 253,6 mg
Zat vit C            = 100,24 mg





v  Perhitungan Kadar b/b

   Kadar =  x 100 %

§  Sampel  I
=  x 100 %
= x 100 %
= 67,931 % b/b

§  Sampel  II
=  x 100 %
= x 100 %
= 68,29 % b/b

§  Sampel  III
=  x 100 %
= x 100 %
= 72,149 % b/b

§  Sampel  IV
=  x 100 %
= x 100 %
= 72,46 % b/b

§  Sampel  V
=  x 100 %
= x 100 %
= 70,472 % b/b

§  Sampel  VI
=  x 100 %
= x 100 %
= 67,96 % b/b


§  Sampel  VII
=  x 100 %
= x 100 %
= 68,556 % b/b


v  Perhitungan Kadar mg/tablet

Kadar = Kadar % b/b x bobot rata” tablet
§  Sampel I
= x 142,26 mg/tab
= 96,63 mg/tablet

§  Sampel II
= x 142,26 mg/tab
= 97,14 mg/tablet

§  Sampel III
= x 142,26 mg/tab
= 102,63 mg/tablet

§  Sampel IV
= x 142,26 mg/tab
= 103,08 mg/tablet

§  Sampel V
= x 142,26 mg/tab
= 100,25 mg/tablet

§  Sampel VI
= x 142,26 mg/tab
             = 96,67 mg/tablet

§  Sampel VII
= x 142,26 mg/tab
= 97,52 mg/tablet


v  Perhitungan RSD
Kadar % b/b
SD= 1,9859
 = 69,688
RSD =  x 100 %
 = x 100 %
 = 2,8497 %

Kadar mg/tablet
SD= 2,827
 = 99,131
RSD =  x 100 %
 = x 100 %
 = 2,852 %

v  Perhitungan RSD rata-rata
Kadar % b/b
RSD =  x 100 %
 = x 100 %
 = 3,091 %

Kadar mg/tablet
RSD =  x 100 %
 = x 100 %
 = 3,155 %


AKURASI
Penimbangan
Tanpa zat aktif (mg)
ZA 80% (mg)
ZA 100% (mg)
ZA 120% (mg)
Berat kertas
274,5
263,3
263,7
256,3
Kertas+zat
418,9
407,0
403,1
400,1
Zat+sisa
277,5
263,6
274,5
260,1
Zat
141,5
143,4
128,6
140,0

ORIENTASI (hasil teoritis)
Tanpa za          = 72,1301% x 141,4    = 101,99 mg
80%                 = 126,9188% x 143,4  = 182,0 mg
100%               = 152,7532% x 128,6  = 196,44 mg
120%               = 156,7406% x 140,0  = 219,44 mg
HASIL ANALISIS
80%
100mL = 2g
4mL     = 0,08g x 1000
            = 80 mg

100%
100mL = 2g
5mL     = 0,1g x 1000
            = 100 mg

120%
100mL = 2g
6mL     = 0,12g x 1000
            = 120 mg
% Recovery
80%     =  x 100% = 100,01%
100%   =  x 100% = 94,45%
120%   =  x 100% = 97,875%

Perhitungan Manual
Kadar  = V x N x BE
Tanpa ZA        = 5,7950 x 0,0993 x 176,13 = 101,360 mg
80 %                = 10,3410 x 0,0993 x 176,13 = 180,860 mg
100 %              = 11,1614 x 0,0993 x 176,13 = 195,189 mg
120 %              = 12,4680 x 0,0993 x 176,13 = 218,064 mg

% Recovery
80 %    = x 100% = 99,375%                    Masuk
100 %  = x 100% = 93,83%                    Tidak Masuk
120 %  = x 100% = 97,25%                    Tidak Masuk

REPLIKASI
Penimbangan
Tanpa zat (mg)
ZA 80% (mg)
ZA 100% (mg)
ZA 120% (mg)
Berat Kertas
258,8
269,4
263,8
257,7
Kertas+zat
405,5
413,1
409,8
400,6
Kertas+sisa
260,3
275
260,9
261,1
Berat Zat
145,2
138,1
148,9
139,5

Tanpa ZA        = 73,2121% x 145,2    = 106,304%
80%                 = 123,9761% x 138,1  = 171,211%
100%               = 127,2424% x 148,9  = 189,464%
120%               = 156,5403% x 139,5  = 218,374%

% Recovery
80%                 =  x 100% = 81,09%
100%               =  x 100% = 83,16%
120%               =  x 100% = 93,39%

KADAR (REPLIKASI)
Kadar              = V x N x BE
Tanpa ZA        = 6,0400 x 0,0993 x 176,13    = 105,64 mg
80%                 = 9,7279 x 0,0993 x 176,13    = 170,14 mg
100%               = 10,7650 x 0,0993 x 176,13  = 188,28 mg
120%               = 12,4076 x 0,0993 x 176,13  = 217,00 mg

% Recovery
80%     =  x 100% = 80,625%
100%   =  x 100% = 82,64%
120%   =  x 100% = 92,80%
REPLIKASI II
Penimbangan
Tanpa ZA (mg)
80% (mg)
100% (mg)
120% (mg)
Berat Kertas
264,2
264,2
261,0
262,0
Kertas+zat
409,7
406,0
401,4
400,8
Kertas+sisa
272,2
268,8
263,0
263,8
Zat
137,5
137,2
138,4
137,0

Tanpa ZA        = 69,9200% x 137,5    = 96,14mg
80%                 = 133,2520% x 137,2  = 182,82mg
100%               = 138,3584% x 138,4  = 191,48mg
120%               = 154,9519% x 137,0  = 212,28mg

% Recovery
80%     =  x 100% = 108,35%
100%   =  x 100% = 95,34%
120%   =  x 100% = 96,78%

Perhitungan Manual
Kadar = V x N x BE
Tanpa ZA        = 5,4625 x 0,0993 x 176,13 = 95,54%
80%                 = 10,3876 x 0,0993 x 176,13 = 181,68%
100%               = 10,8800 x 0,0993 x 176,13 = 190,28%
120%               = 12,0616 x 0,0993 x 176,13 = 210,9%
% Recovery
80%     =  x 100% = 107,65%
100%   =  x 100% = 94,74%
120%   =  x 100% = 96,18%

REPLIKASI III
Penimbangan
Tanpa ZA (mg)
80% (mg)
100% (mg)
120% (mg)
Berat Kertas
259,3
263,6
261,2
259,4
Kertas+Zat
402,3
400,4
400,4
399,7
Kertas+sisa
260,0
262,7
262,9
264,6
Zat
142,3
137,7
137,5
135,1

Tanpa Zat        = 71,1211% x 142,3 = 101,20mg
80%                 = 132,7477% x 137,7 = 182,79mg
100%               = 146,0480% x 137,5 = 200,81mg
120%               = 158,9276% x 135,1 = 214,71mg

% Recovery
80%     =  x 100% = 101,98%
100%   =  x 100% = 99,61%
120%   =  x 100% = 94,59%

Kadar  = V x N x BE
Tanpa Zat Aktif          = 5,7503 x 0,0993 x 176,13 = 100,57mg
80%                 = 10,3860 x 0,0993 x 176,13 = 182,08mg
100%               = 11,4100 x 0,0993 x 176,13 = 199,55mg
120%               = 12,1995 x 0,0993 x 176,13 = 213,36mg

% Recovery
80%                 =  x 100% = 101,88%
100%               =  x 100% = 99,98%
120%               =  x 100% = 93,99%


Autotitrator
80%
Replikasi 1      = 81,09%
Replikasi 2      = 108,35%
Replikasi 3      = 101,98%
X                     = 97,14
SD                   = 14,260
RSD                = 14,68

100%
Replikasi 1      = 83,16%
Replikasi 2      = 95,34%
Replikasi 3      = 99,61%
X                     = 92,70
SD                   = 8,54
RSD                = 9,21%

120%
Replikasi 1      = 93,39%
Replikasi 2      = 96,78%
Replikasi 3      = 94,59%
X                     = 94,92
SD                   = 1,72
RSD                = 1,81%

Manual
80%
Replikasi 1      = 82,63%
Replikasi 2      = 107,65%
Replikasi 3      = 101,88%
X                     = 97,38
SD                   = 13,10
RSD                = 13,45%

100%
Replikasi 1      = 82,64%
Replikasi 2      = 94,74%
Replikasi 3      = 98,98%
X                     = 92,12
SD                   = 8,48
RSD                = 9,21%

120%
Replikasi 1      = 92,80%
Replikasi 2      = 96,18%
Replikasi 3      = 93,99%
X                     = 94,32
SD                   = 7,71
RSD                = 1,81%


KESERAGAMAN KANDUNGAN
Kadar  =  x 100%

1. =  x 100% = 63,92 % b/b                                           pH = 2,84

2. =  x 100% = 65,39 % b/b                                            pH = 2,77

3. =  x 100% = 72,984 % b/b                                         pH = 2,79

4. =  x 100% = 68,93 % b/b                                           pH = 2,70

5. =  x 100% = 70,61 % b/b                                           pH = 2,66

6. =  x 100% = 70,31 % b/b                                           pH = 2,67

7. =  x 100% = 66,18 % b/b                                           pH = 2,60

8. =  x 100% = 76,78 % b/b                                           pH = 2,59

9. =  x 100% = 74,80 % b/b                                           pH = 2,64

10. =  x 100% = 74,41 % b/b                                         pH = 2,57
Berat Tablet
Tablet 1 = 140 mg
Tablet 2 = 136,7 mg
Tablet 3 = 147,4 mg
Tablet 4 = 139,7 mg
Tablet 5 = 140,8 mg
Tablet 6 = 138,4 mg
Tablet 7 = 140 mg
Tablet 8 = 137,3 mg
Tablet 9 = 140 mg
Tablet 10 = 127,8 mg
Rata-rata tablet = 138,81mg

Kadar mg/tablet
1. =  x 140 = 80,49 mg/tab
2.  =x136,7 = 89,32 mg/tab
3.  =x147,4 = 107,60 mg/tab
4.  =x135,7 = 96,29 mg/tab
5.  =x140,8 = 99,42 mg/tab
6.  =x138,41 = 97,31 mg/tab
7.  =x140,81 = 92,65 mg/tab
8.  =x137,3 = 105,42 mg/tab
9.  =x140 = 104,72 mg/tab
10. =x127,8 = 95,09 mg/tab
SD  =6,18
RSD=6,51
X    =97,73

Range 85-115
1.  x 100% = 89,49%
2.  x 100% = 89,32%
3.  x 100% = 107,60%
4.  x 100% = 96,29%
5.  x 100% = 99,42%
6.  x 100% = 97,31%
7.  x 100% = 92,65%
 x 100% = 105,42%
9.  x 100% = 104,72%
10.  x 100% = 95,09%

VII.            PEMBAHASAN
Titrasi adalah metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan untuk menentukan konsentrasi dari titrat (sampel yang dianalisis). Titrasi dapat dilakukan dengan cara salah satunya adalah potensiometri.Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisika kimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda indikator. Besarnya elektroda indikator ini tergantung pada konsentrasi ion-ion tertentu dalam larutan. (Gandjar&Rohman, 2007).
Kegunaan metode potensiometri adalah untuk menentukan konsentrasi suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan dan menentukan titik akhir titrasi. Potensiometri ini sangat bermanfaat digunakan jika tidak ada indikator yang sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi dan jika daerah titik ekuivalen sangat pendek.
Tablet Vitamin C mempunyai BM 176,13 direaksikan dengan NaOH.  Reaksi yang terjadi adalah reaksi alkalimetri. Alkalimetri adalah penetapan kadar senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan larutan baku basa. Alkalimetri termasuk reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa). (Anonim,2012).
Pada potensiometri autotitrator pertama-tama dikalibrasi dahulu dengan pH 4 kemudian pH 7. Kalibrasi tersebut bertujuan untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Hasil pengukuran dapat dikaitkan dan ditelusuri sampai ke standar yang lebih tinggi (standar primer nasional dan internasional) melalui rangkaian perbandingan yang tidak terputus. Sedangkan manfaat kalibrasi adalah untuk mendukung system mutu yang diterapkan diberbagai industry pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki dan dengan kalibrasi bisa diketahui seberapa jauh perbedaan (penyimpangan) antara harga benar harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Keuntungan metode potensiometri autotitrator adalah : Titik ekivalensi jelas karena menggunakan indicator alat, praktis, perhitungan tepat karena perubahan terlihat bertahap, lebih teliti, hemat tenaga, lebih jelas, lebih objektif, dan lebih mudah.
Selain keuntungan juga terdapat kelemahan atau kekurangan, yaitu : membutuhkan listrik, potensial elektroda indicator tidak dapat dihitung secara sendiri akan tetapi akan tetapi harus menggabungkan elektroda-elektroda indicator dengan elektroda pembanding, dapat terjadi kesalahan karena kerusakan alat, terjadi kesalahan pembacaan jika alat terkontaminasi, dan lebih mahal.
Sebelum melakukan validasi metode hal pertama yang dilakukan adalah pembakuan larutan baku. Pembakuan berperan penting dalam prose analisa volumetric yang merupakan analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti. Pembakuan dilakukan menggunakan Kalium biftalat sebagai titrat yang dilarutkan dalam akuades dan dititrasi dengan NaOH, dengan indikator pp sampel yang semula jernih berubah menjadi merah. Normalitas yang didapat dari hasil orientasi, replikasi I,II,III masing-masing adalah 0,0977 N; 0,0945 N; 0,0970 N; 0,0955 N. Hasil ini sesuai karena hasil yang didapat mendekati 0,1 N.
Penetapan kadar vitamin C secara alkalimetri dengan titran NaOH menggunakan potensiometri autotitrator, didapatkan hasil kadar 59,426 % b/b dan 79,337 mg/tab. Hasil yang didapat cukup jauh dari 100%, hal ini dimungkinkan karena saat proses titrasi berlangsung alat terpengaruh getaran dari luar, aqua bebas CO2 yang tidak murni juga dapat mempengaruhi kadar yang didapat.
Validasi metode analisis dilakukan untuk mengetahui bahwa karakteristik kerja dari suatu  metode memenuhi persyaratan sesuai tujuan penggunaan. Karakteristik kerja ini dinyatakan sebagai parameter analisis yang terdiri dari antara lain spesifitas atau selektifitas, presisi antara, akurasi, ripitabilitas maupun linearitas.
Linieritas merupakan parameter yang dipakai untuk melihat respon metode terhadap perubahan konsentrasi analit dalam sampel. Dalam penetapan kadar vitamin C secara alkalimetri ini, linearitas digunakan untuk melihat adanya kenaikan respon metode yang berupa volume titran terhadap kenaikan jumlah atau kadar sampel yang dianalisis. Kadar sampel dibuat 7 titik  antara 70%-130% agar dapat diketahui perubahannya. Data dari kadar inilah yang diolah menggunakan regresi linear antara kadar vs volume titran, sehingga akan didapat nilai r-nya. Hasil yang didapatkan dari kadar % b/b vs zat aktif diperoleh r = 0,5587 , untuk hasil regresi antara zat aktif vs kadar mg didapatkan r = 0,9605 , dan pada regresi antara zat aktif vs volum titran didapat r= 0,9605. Kriteria keberterimaan untuk parameter linearitas adalah r>0,98 . Hasil yang didapat tidak sesuai dengan syarat keberterimaan (<0,98), hal ini dimungkinkan karena air bebas CO2  maupun reagen lain tidak murni akibat terkontaminasi udara luar sehingga mempengaruhi sampel vitamin C. Ketidaksesuaian hasil ini juga menunjukkan bahwa harus dilakukan validasi ulang terhadap metode analisis.
Ripitabilitas merupakan suatu parameter yang digunakan untuk melihat tingkat kedekatan hasil uji pada hari yang sama, sampel yang sama, analis yang sama,ataupun pada kondisi kerja yang normal. Parameter ini bertujuan memperoleh data keterulangan yang dapat memenuhi syarat keberterimaannya, yaitu jika nilai RSD <2% . Pengerjaannya dengan menimbang sampel sesuai prosedur sebanyak 7 kali dengan kadar yang sama, sehingga diharapkan hasil yang didapat memiliki keterulangan dengan hasil yang sama. Tujuh kadar  vitamin C yang didapat dari penetapan kadar secara alkalimetri menggunakan potensiometri autotitrator, dihitung nilai RSD-nya. Dari kadar % b/b didapatkan RSD= 3,331 %, sedangkan dari kadar mg/tab didapatkan RSD = 3,458 %. Hasil RSD ini tidak sesuai dengan syarat keberterimaan ripitabilitas yang seharusnya RSD <2%. Ketidaksesuaian hasil ini menunjukkan bahwa harus dilakukan validasi ulang terhadap metode analisis. Hal ini dimungkinkan karena air bebas CO2  maupun reagen lain tidak murni akibat terkontaminasi udara luar sehingga mempengaruhi sampel vitamin C dan kadar yang didapat tidak dapat stabil.
Presisi antara memiliki prinsip yang sama dengan ripitabilitas, bertujuan memperoleh data keterulangan yang dapat memenuhi syarat keberterimaannya, yaitu jika nilai RSD <2% , perbedaannya terletak pada hari, analis, dan kondisi percobaan yang berbeda dengan saat dilakukan ripitabilitas. Cara pengerjaannya juga sama, yaitu menimbang sampel sesuai prosedur sebanyak 7 kali dengan kadar yang sama, sehingga diharapkan hasil yang didapat memiliki keterulangan dengan hasil yang sama. Hasil yang didapat untuk kadar % b/b RSD=2,8497 %, sedangkan untuk kadar mg/tab RSD=2,852 %. Hasil yang didapat dari presisi antara juga tidak sesuai dengan syarat keberterimaannya (RSD<2%), yang dimungkinkan juga karena reagen yang dipakai tidak murni akibat terkontaminasi udara luar sehingga berpengaruh pada kadarnya. RSD rata-rata yang didapat dari ripitabilitas dan presisi antara, untuk kadar % b/b RSD=3,091 %, sedangkan untuk kadar mg/tab RSD=3,155 %. Hasil ini juga tidak sesuai, menunjukkan perlunya validasi ulang pada metode analisis.
Akurasi adalah parameter untuk menunjukkan kedekatan hasil uji dengan nilai yang sebenarnya, dikerjakan dengan menghitung nilai perolehan kembali yaitu  suatu tolak ukur efisiensi analisis yang dapat bernilai positif dan negatif. Sampel yang digunakan terdiri dari 4 kelompok, masing-masing yaitu kelompok tanpa penambahan zat aktif, dengan penambahan zat aktif 80%, 100%, dan 120%. Hasil perhitungan kadar dari kelompok inilah yang dimasukkan perhitungan untuk mendapatkan %recovery (perolehan kembali)/ RSD-nya. Kriteria keberterimaan dari parameter akurasi ini adalah jika nilai RSD<1%. Hasil RSD yang didapat untuk penambahan 80% zat aktif RSD= 14,68 %, penambahan 100% zat aktif  RSD = 9,21%, dan untuk penambahan 120% zat aktif RSD= 1,81%. Hasil ini tidak sesuai dengan kriteria keberterimaannya (RSD<1%), menunjukkan metode analisis perlu dilakukan validasi ulang karena sudah tidak sesuai lagi.
Parameter keseragaman kandungan menunjukkan tingkat keseragaman kadar zat aktif dalam setiap unit sediaan. Pelaksanaannya dengan menentukan kadar zat aktif satu per satu dari 10 tablet vitamin C yang dipilih secara acak. Kadar yang didapat digunakan untuk menentukan kriteria keberterimaan keseragaman kandungan yaitu RSD < 6% , namun dari hasil penetapan kadar  vitamin C secara alkalimetri yang didapat menggunakan potensiometri autotritator, RSD=6,51 hasil ini lebih besar dari syarat diterimanya.
Secara keseluruhan hasil yang didapat untuk validasi metode analisis menunjukkan hasil yang tidak sesuai, lebih besar ataupun lebih kecil dari kriteria keberterimaan. Hal ini dikarenakan reagen yang digunakan kemungkinan tidak murni sehingga mempengaruhi kadar yang didapat, getaran dari luar juga mempengaruhi hasil kadar karena titrasi berlangsung tidak stabil. Dari hasil ini menunjukkan perlunya validasi ulang terhadap metode analisis  karena hasil yang didapat banyak yang tidak sesuai.

VIII.            KESIMPULAN DAN SARAN
Ø  Hasil yang didapat dari pembakuan dan penetapan kadar vitamin C normalitas dan kadarnya sesuai meskipun hasilnya tidak tepat 100%
Ø  Hasil validasi metode analisis, secara keseluruhan tidak sesuai kriteria keberterimaan. Hal ini dikarenakan reagen yang digunakan kemungkinan tidak murni sehingga mempengaruhi kadar yang didapat, getaran dari luar juga mempengaruhi hasil kadar karena titrasi berlangsung tidak stabil.
Ø  Dari hasil ini menunjukkan perlunya validasi ulang terhadap metode analisis  karena hasil yang didapat banyak yang tidak sesuai.

SARAN
·         Saat sedang digunakan alat potensiometri autotitrator sebaiknya dihindarkan dari pengaruh getaran luar agar kadar yang diperoleh dapat stabil.
·         Air bebas CO2 yang digunakan sebagai pelarut harus ditutup supaya tidak terkontaminasi udara luar sehingga tidak mempengaruhi kadarnya.













IX.            DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia IV, DepKes RI, Jakarta.
Anonim. 2012. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analisa. Fakultas Farmasi UMS; Surakarta.
Basset,J.,et al. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGC; Jakarta.
Gandjar,Ibnu Gholib dan Rohman,Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar; Yogyakarta.
Snyder, L. R., Kirkland, S.J., and Glajch, J.L., 1997, Practical HPLC Method Development, John Wiley & Son, New York.
USP,1995. The United States Pharmacopeia Convention, Inc., Twinbrook ParkWay Rockville, USA.
Watson,David, 2007,Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Praktisi Kimia Farmasi,Edisi 2,Buku kedokteran EGC,Jakarta