"Kita" or Just "Me"

Aku dan kau itu telah menjadi "Kita". Kata itu memang bagus tapi sekarang sudah tak seperti sebagus maknanya. Sekarang kita sudah menjadi aku dan kau. Sekarang kita sudah menjadi individu bukan sepasang lagi. Seperti halnya seseorang yang terbangun dari mimpi indahnya itu yang hanya membuat kita menghayal akan dunia impian yang selalu membuat kita menjadi sempurna dan istimewa kemudian saat kita terbangun tidak dapat berkata apa-apa. Sama seperti kita, saat aku dan kau menjadi satu, itu sangat membuat diriku sempurna dan istimewa karna memilikimu. Tapi sekarang aku terbangun dari kata "Kita" itu dan rasanya lebih amat sangat menyakitkan dibandingkan terbangun dari mimpi panjang yang indah yang aku lalui hampir tidak setiap malam. Yang dulu aku selalu teriang bersamamu sekarang menjadi termurung karenamu. Yang dulu aku tertawa terlepas bersamamu sekarang menjadi tertahan terpilu. Yang dulu aku selalu ingin sempurna didepanmu sekarang menjadi aku yang bergaya kaku. Dulu, dulu, dulu, mengapa selalu lebih indah untuk dikenang. Mengapa dulu jauh lebih baik sebelum semuanya berlalu cepat. Mengapa dulu jauh lebih baik sebelum aku mengenalmu. Mengapa dulu jauh lebih indah saat kita tidak terlalu jauh dan dalam. Tapi waktu begitu cepat ya, waktu juga begitu kejam. Karena waktu yang telah membawaku kedalam kebahagiaan yang menusuk terlalu dalam. Waktu yang telah membawaku untukmu hanya sesaat. Harusnya aku dan kamu bersyukur sama waktu yang telah membuat kita sempat merasa sempurna saat dipersatukan. Harusnya aku dan kamu lebih mengahrgai waktu yang terlalu setia membawa kita kemanapun sehingga cepat berlalu. Tapi aku salah, aku salah membuatnya terlalu jauh. Seakan semua hanya angin yang cuma lewat sekejap mata mengedip. Seakan aku hanya debu yang tertiup, sekejap hilang. Aku salah menilai semua kita selama ini. Aku udah salah memberikanmu peluang yang hanya membekaskan luka saja. Kenyataan dari kamu itu lebih pahit yang pernah aku bayangkan. Kenyataannya kamu hanya setia pada egomu itu bukan cuma aku. Kenyataannya kamu hanya meninggalkan memori yang memaksa untuk dikenang saja. Mungkin kamu memang tidak pernah merasa apa yang sering aku rasakan dan mungkin kamu memang tidak pernah memikirkan apa yang selama ini aku pikirkan. Mungkin selama ini "Kita" itu cuma ada aku yang tidak pernah ada kamu yang selalu aku impikan.