A Realistic Dreamer

               Nama saya Eldesi Medisa Ilmawati. Seorang perempuan yang masih beranjak dewasa yang punya sejuta mimpi. Dan nggak jarang juga saya ngerasa otak saya capek sendiri mikirin semua itu. Specially, when will they come true? Setiap mau tidur bahkan sering sekali semua itu terbawa mimpi.
There is no such thing as concidence. Everything happens for a reason”. Dari kecil saya bermimpi atau karena orang tua saya yang mengajarkan “I’m the next doctor! Wanita ideal dengan karir yang oke dan mulia, penampilan kece, pendidikan yang oke, sosial yang oke, financial yang oke juga, dan akhlakul kharimah serta salehah. ‘’Remember, dreams do come true only if you make them…”.
Be a realistic dreamer. Mimpi saya berubah ketika saya akan berganti status menjadi seorang mahasiswa. Kesempatan menjadi seorang berjas putih menjadi buram karena hasil tes snmptn saya yang mengecewakan. Iya meskipun saya  bisa berkuliah di universitas yang berkualitas, terakreditasi sangat baik dan fakultasnya yang terakreditasi A. Farmasi. Meskipun awalnya saya optimis bisa masuk di FK dan FKG PTS ini. Tapi muncul kotak hijau dan bertuliskan… quota is full. I have to fight! Kimia? Laboratorium? Praktikum? Sebisa mungkin adaptasi! Membuat saya makin eneg dengan semuanya. Terlebih lagi ketika saya semester 1, saya harus berusaha dan belajar lebih untuk mengejar ketinggalan. Maklum saya berasal dari SMA biasa dan itu membuat saya seperti ketinggalan 5 langkah dengan anak-anak dari SMF.

Sempet melongo waktu praktikum farmasetika pertama. “oooh… gini to cara buat obat?”. Saya yang awalnya gak suka banget sama laboratorium dan sekarang saya dituntut untuk betah di sana, bukan 1 atau 2 jam saja, tapi 5-6 jam 1 kali praktikum. OMG… belajar buku-buku SMF adalah salah satu usaha saya mengejar ketertinggalan, mau cari les buat mahasiswa mana ada cobakkk?? -,- tidak jarang saya masih mendamba-dambakan dan terobsesi  bisa menjadi salah satu diantara mahasiswa berjas putih sehingga saya belum 100 persen bisa fokus sama farmasi. Saya juga masih ingin mengikuti snmptn kedua untuk mendapatkan jurusan itu.  Sering sekali nanya dalam hati “kalo ujung-ujungnya saya masuk farmasi, kenapa gak sekolah di SMF aja dari dulu?” mungkin itu pentingnya mesin waktu doraemon untuk dipakai 5 tahun yang lalu. Hehehe :p
Saya suka sekali semua hal yang berhubungan sama kegiatan ekstra yang namanya drum band atau marching band. Salah satu minat saya masuk universitas ini ya karena marching bandnya yang baguuus banget. Dan karena Marching Band juga saya bisa mendapat bagian bidang seni dan olahraga di BEM fakultas saya. Sempet mimpi dan pernah menjadikan target kalo saya ingin jadi leader-nya ketika salah satu kakak senior MB itu menawarkan jabatan itu kepada saya. Yups, target pertama jadi color guardnya, dan target kedua leader-nya. Latihan dan seleksi saya ikuti dan akhirnya saya lolos sebagai color guard, but may be that’s not compatible with me. Nilai semester 1 saya tidak seperti yang saya harapkan. Orang tua saya menyuruh saya tidak mengikuti kegiatan seperti marching band lagi selama kuliah karena kegiatan itu cukup menyita waktu saya, dan hanya mengizinkan saya tetap berada di BEM saja. Oke, target ke 2 di MB dihapus.
                Seiring dengan waktu, gak terasa saya sekarang sudah akan semester 5. Woooow  is it really? Finally, I can pass my days in pharmacy. Saya bisa melewatkan praktikum dan laporan yang segudang, jadwal kuliah yang selalu full seminggu, dan saya sudah terbiasa dengan pelajaran farmasi. Di sini saya juga mulai melihat dan berfikir, how about my future? How about my plan?Mimpi-mimpi yang saya pernah dijadikan list? Apakah sudah kecontreng semua? saya juga menyadari apakah saya dulu terlalu santai sehingga saya akhirnya membelokkan mimpi saya? Iya sih apoteker dan dokter memang sederajat, but it is different. Atau mungkin merubah pola pikir saya “ah, hidupkan cuma sekali, ngapain sih semuanya harus direncanakan? Biarin ngalir ajalah…” which is right. Hidup memang Cuma satu kali. Senang-senang, santai-santai, dan go with the flow  tentu tidak dilarang. But, just a friendly reminder, umur kita terus bertambah, kesempatan tidak datang dua kali, dan persaingan pun semakin ketat. Di saat semua orang sedang berusaha menggapai puncak, apa kita mau duduk diam dan bersantai-santai saja? Keadaan yang diibaratkan seperti kapal tanpa kemudi tetap akan bergerak di lautan lepas, tetapi tidak jelas dimana ia akan mendarat. Mau jadi kapal tanpa kemudi yang bisa hilang dan tenggelam? Atau menjadi kapal yang mendarat di pulau cantik yang kita impi-impikan? The choice is mine.

                Ada peribahasa “life begins at the age of 40” why don’t we say  “life begins at 20”. Saya sangat bersyukur sekali jika semua mimpi saya terwujud di usia saya yang ke 20.
Skills and knowledge, sudah bisa menyandang S1, profesi apoteker, dan S2.
Kaya sama experiences.
Punya career yang baik, apotik! Dan memegang beberapa perizinan penegakkan apotik orang lain! Manajer rumah sakit! Atau sekalian brand manager nya! Menjadikan salah 1 rumah sakit di provinsi asal menjadi berstandar nasional. wuuuiiih
Travelling, jalan-jalan kemana-mana, terutama jadi haji muda hihi…
body and healthyang oke, tinggiin badan lagi, tetep kurus!
Financial yang oke juga. Buat dirikan rumah sakit di wilayah asal :D
Relationship and family, on my 25th menikah, punya anak, bisa merawat orang tua ketika masa tua mereka.

But it is impossible. Kepala dua tinggal besok, dan kamu masih semester 5.  Apakah semua target bisa selesai sebelum menikah? Syalalalaa….
Yups… saatnya untuk bersenang-senang dan membiarkan imajinasi kita membentang seluas-luasnya. Bermimpi. Bercita-cita. Merangkai pengalaman-pengalaman yang ingin saya miliki di dunia ini. Jangan pikirkan dulu cara untuk meraihnya, jangan pikirkan dulu kesulitan-kesulitan yang akan dating, atau pendapat orang lain. “Confidence is the key that unlocks the door to maximizing student success”.
Dari lapangan tenis seorang Maria Sharapova berkata,
“When you look good, you feel good. Confidence with what you’re wearing is very important. If you feel good, you will always perform your best without worrying about anything”.