“Kalau bulan puasa itu setan-setan katanya diikat.”
“Tapi tangan manusia kan tidak diikat.”
Singa itu muncul kembali, menerkam.
Setahun lalu, sepertinya juga malam minggu seperti semalam juga sedang puasa seperti sekarang-sekarang. Penutupan Art Jog.
Apakah akan terus seperti ini? Aduh, duh duh.
Percayalah, walaupun aku adalah bagian dari anak tangga yang ditinggalkan, aku merasa senang pernah mendapatkan cinta dari sosokmu. Senang menjadi bagian cerita cinta yang sederet pernah kita bincangkan. Ya, salah satu dari 16 itu. Semoga saja, aku yang hanya seperti ini juga mendapatkan tempat yang istimewa. Walau aku anak tangga yang dengan sengaja mulai kau tinggalkan, jangan tempatkan istimewa itu di kakimu.
Bisa ‘legowo’ tantang ini semua mungkin jika aku mengakui dia yang berparas cantik dan mempunyai penampilan panggung bagus. Sebenarnya, benci yang ada di sini adalah perkara rasa iri. Padahal jika ditilik, bukankah dari setiap kita mempunyai sisi yang baik? Sayangnya, aku belum mau mengerti. Bebal mungkin. Aku belum mau mengakui ampuhmu. Yang sempat meminta dan mengais-ais sebuah rindu.
Oh ya, jika belum terlanjur, aku gak akan deh beli sepatu model gini, soalnya hampir mirip punyamu sih. Jadi males.
Sampai berjumpa bulan seperti ini, momen seperti ini di tahun depan. Lekas bergegas, mencari pengganti. Atau bahkan tetap menanti?