Cinta buta itu apa sih?


dok google


“Duh, sakitnya.”

“Tenang, kan sudah punya pacar.”

“Jadi, dia juga akan merasakan sakit seperti yang aku rasakan sekarang?”

“Jangan dulu berprasangka. Mungkin saja iya.”

Pasti jelas terlihat ekspresi wajah yang tiba-tiba berubah. Mungkin aku dulu seperti itu ya. hem, seperti melihat cermin, tentang diriku setahun lalu. Aku harap kamu tak merasakan sakitku sekarang sih. Walaupun ya, orang tak ada yang tau ceritanya akan seperti apa. Hem, seperti itu deh pokoknya. Dan KAMU ternyata sama aja. Malas ah...

Cinta buta itu apa sih?

Cinta yang ‘pada akhirnya’. Jika di awal, tak mungkin ada yang namanya cinta buta. Ketika sebuah hubungan sudah berakhir, kemudian menilik kembali (dan masih menye-menye saking cintanya), maka itu yang namanya cinta buta. Tak perduli apakah sudah menyakiti, menduakan, menghianati, kasar dan perlakuan jelek lainnya. Penarkah?

Jelas, mungkin sekarang ini (aku) masih mengalamu yang namanya cinta buta itu. Atau, kamu yang membaca tulisan ini juga? Atau yang rela tak mendengarkan nasihat orang tua demi kekasih yang dicintai yang didapatkan dengan susah payah sehingga sangat mempertahankan keberadaannya itupun merupakan cinta buta. Ya, siapa tau yang aku sebutkan barusan adalah kamu, kamu, atau bahkan kamu itu. Ya, kamu!

Duh, yang nerima banget jadi ban cadangan
Duh, yang girang banget dibalas komennya atau mention-nya
Duh, yang mati-matian membela kekasihnya
Duh, yang masih setia menjadi secret admire
Duh, yang belum juga lelah bersikap baik kepada orang yang masih setia lari-lari dipikirannya
Duh, betapa ini adalah cinta buta!