Artikel tentang Fraktur atau Patah Tulang, di dalam Kesehatan
(sumber/ source: _.2012. Tak Sekedar Kreek. Jakarta: Jawa Pos Edisi 10 Mei 2012.)
Fraktur atau patah tulang bisa terjadi sewaktu-waktu pada seseorang. Berikut beberapa jenisnya.
Patah Tulang (Fraktur) Tertutip (Patah Tulang Simpleks). Tulang yang patah tidak tampak dari luar.
Patah Tulang (Fraktur) Karena Tergilas. Tenaga yang sangat hebat mengakibatkan beberapa retakan sehingga terjadi beberapa pecahan tulang.
Patah Tulang (Fraktur) kompresi (Patah Tulang (Fraktur) karena penekanan) itu sering terjadi pada perempuan lanjut usia yang tulang belakangnya rapuh karena osteoporosis.
Patah Tulang (Fraktur) Terbuka (Patah Tulang (Fraktur) Majemuk) Patah Tulang (Fraktur) tampak daro luar karena tulang menembus kulit atau kulit sobek. Patah Tulang (Fraktur) terbuka lebih mudah mengalami infeksi.
Patah Tulang (Fraktur) Avulsi. Penyebabnya kontraksi otot yang kuat sehingga tulang tempat melekatnya tendon (jaringan otot) tertarik.
Patah Tulang (Fraktur) Patologis. Kanker telah tumbuh ke dalam tulang dan mengakibatkan kerapuhan tulang. Meski tanpa cedera atau terjadi cedera yang sangat ringan, itu memicu fraktur pada tulang yang rapuh tersebut.
Tak sedikit masyarakat yang meyakini peran sangkal putung dalam penyembuhan kasus Patah Tulang (Fraktur). Padahal, bisa jadi, pengobatan alternative yang mereka lakukan memperberat kondisi pasien. Dokter Bimo Sasono SpOT FICS menyatakan, dalam kondisi Patah Tulang (Fraktur) jenis apa pun, sebaiknya pasien tidak berobat ke sangkal putung. Dia menyarankan pasien langsung memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit (RS) terdekat. “dokter akan menyarankan pasien menjalani pemeriksaan rontgen untuk menegakkan diagnosis.” Terang spesialis ortopedi dan traumatologi RSD dr Mohammad Soewandhie tersebut. Patah Tulang (Fraktur) tergolong berat bila termasuk jenis terbuka, punya lebih dari satu patahan (multiple), dan disertai dengan komplikasi atau bagian sendi yang patah. “sebab, ada beberapa bahaya yang bisa muncul bila patah tulang tidak segera ditangani. Di antaranya,cacat, komplikasi dan kematiham,” jelas Bimo. Sebenarnya, menurut Bimo, tulang yang Patah Tulang (Fraktur) dapat sembuh dengan sempurna. Ada beberapa hal yang memengaruhi proses penyembuhan. Di antaranya umur, lokasi, dan konfigurasi patah tulang. Selain itu, pergeseran yang terjadi pada tulang, kondisi pembuluh darah di sekitar tulang yang patah, lamanya imobilisasi (dikondisikan tidak bergerak), kemungkinan infeksi, dan gerakan dari anggota gerak. Kalau Patah Tulang (Fraktur) tidak ditangani dengan baik, proses penyembuhan abnormal. Bimo menerangkan, ada tiga jenis penyembuhab abnormal pada tulang. Pertama, malunion, tulang sembh pada saatnya dalam keadaan tersebut. Namun, terdapat kelainan bentuk pada tulang. Kelaiann bentuk itu bervariasi, seperti membentuk sudut (angulasi), memutar (rotasi), atau memendek (pincang). Anggota gerak yang terkena akan mengalami gangguan fungsi. “pasien akan emrasakan nyeri dan keterbatasan dalam gerak sendi,” jelasnya. Kedua, delayed union. Patah tulang tidak sembuh setela hselang waktu 3-5 bulan. Salah satu penyebabnya, Patah Tulang (Fraktur) tanpa pengobatan. Pasien akan merasakan nyeri ketika bergerak dan berjalan. Selain itu, akan terdapat pembengkakan dan kelainan bentuk dari tulang yang patah. Ketiga, nonunion, Patah Tulang (Fraktur) tidak sembuh 6-8 bulan dan tidak dapat didapatkan konsolidasi sehingga terjadi pseudoarthrosis (sendi palsu). Sendi pslu dapat terjadi tanpa atau dengan infeksi. Pasien, mungkin tidak merasakan nyeri. Tetapi, terjadi gerakan abnormal dari Patah Tulang (Fraktur) yang membentuk sendi palsu. “Dalam kondisi nonunion, diperlukan tindakan konservatif maupun operatif yang risikonya lebih berat daripada merawat patah tulang sejak awal,” papar Bimo.