Jam tangan, itulah benda kesukaan saya yang nggak bisa lepas dari tangan kanan saya setiap hari ketika saya beraktivitas. Rasanya kurang pede tanpa jam tangan -,-. Meskipun saya memakainya di tangan kanan saya karena sudah dari awal pakai jam saya lebih nyaman jam tangan itu terletak di tangan kanan saya. Segede apapun jam tangan itu, hihi :p.
jam-jam tangan saya di dalam kotak |
Jam-jam tangan saya, saya kumpulkan di kotak yang lumayan besar tujuannya supaya nggak berceceran dan teratur, ada jam analog dan ada jam digital, menjadi pelengkap koleksi jam tangan saya. Setiap pagi saya memakai salah satu dari jam tangan itu. Untuk warna disesuaikan dengan pakaian yang sedang saya kenakan.
Digambarkan, pemiliknya yang berbadan kurus serta jam digital yang besar dan gendut.
Suatu pagi, terlihat jam digital yang sedang memikirkan badannya yang gemuk dan tiba-tiba iya melihat jam analog, berlanjut dengan adanya perbincangan kecil di kotak jam tangan itu dengan diawalinya sebuah pertanyaan dari jam digital,
“Hei kak Icha, kok kakak bisa kurus sih? rahasiaanya apa kak? noh aku yang nggak pernah berhenti bekerja sebagai jam nggak kurus-kurus...” jam digital putih bertanya kepada jam analog biru mungil.
“keturunan dari ayah saya mungkin, hihi”, kata saya.
“iya aku pengen seperti kakak, dan tidak seperti saya yang gendut dan memiliki lebar layar yang lebih luas ):, sejujurnya saya ingin seperti kamu yang kurus itu, kak”, lanjut jam digital.
“lho, aku malahan ingin seperti kamu yang badannya berisi dan menurut saya , kamu tidak terlalu gendut kok, lagian kalau gendut pun kamu malah terlihat lebih chubby :D”
“waaah, benarkah?”
“Iya benar, syukurilah apa yang ada pada dirimu sekarang, semuanya terlihat indah. Kita itu seimbang, aku kecil maka badanku terlihat mungil dan kamu tinggi dan cocok badanmu terlihat berisi, pipinya juga :D”
“ooh… jika benar seperti itu, aku tidak akan menuntut badanku agar kurus dan kecil seperti kamu lagi, jam analog. Terimakasih atas masukanmu :D”