Keterampilan Membaca

Keterampilan membaca yang merupakan salah satu keterampilan berbahasa sangat penting kedudukannya untuk menunjang terlaksananya pendekatan komunikatif dalan pengajaran berbahasa. Untuk mencapai agar siswa terampil membaca diperlukan berbagai alat ukur untuk menguji kemampuan membaca. Alat ukur atau instrumen itu dapat berupa tes yang dapat mencerminkan kompetensi siswa dalam membaca sehingga pendekatan komunikatif yang digunakan dalam kurikulum dapat terlaksana, yang salah satunya siswa terampil membaca secara komunikatif.

     a.       Menguji Kemampuan-kemampuan Tingkat Rendah
Terdapat beberapa jenis soal yang dapat digunakan dalam menguji kemampuan-kemampuan paling rendah seperti, pengenalan kata, pengenalan kalimat, dan pemahaman kata dan kalimat. Tipe-tipe soal seperti itu sangat tepat untuk menguji mereka yang baru belajar membaca bahasa Inggris, akan tetapi jangan digunakan terhadap mereka yang di luar tingkat itu. Memberikan batas waktu dalam mengerjakan soal. merupakan hal. yang sangat berguna bagi peserta ujian, karena jenis soal seperti itu digunakan untuk menguji kemampuan-kemmpuan yang akan dipergunakan secara otomatis dalam tingkat kemampuan membaca yang lebih tinggi.
1)      Pengenalan kata. Peserta akan diberikan satu kata dan sekumpulan empat  atau lima kata. Mereka diinstruksikan untuk menandai kata yang sama dengan satu kata pertamanya.
2)      Pengenalan kalimat. Jenis soal seperti ini hampir sama dengan sebelumnya. Peserta diberi kalimat-kalimat bukan kata dan  mengidentifikasi kalimat mana yang sama.
3)      Menjodohkan kata dan gambar. Terdapat dua variasi dalam jenis soal ini. Pertama, memberi empat gambar yang serupa dan satu kalimat   kepada peserta. Mereka diinstruksikan untuk mengidentifikasi gambar mana yang sesuai dengan kalimat. jenis soal yang lain yaitu dengan menggunakan satu gambar dan empat kalimat yang serupa lalu peserta menentukan kalimat yang tepat yang mendeskripsikan gambar. Variasi dalam jenis ini adalah memberikan peserta, seperti contoh, sepuluh kalimat dan peserta memilih lima kalimat yang menggambarkan gambar dengan tepat.

b.   Soal-soal untuk Peserta Tingkat Menengah dan Tinggi
1)      Pertanyaan Benar/Salah. Mungkin bentuk pertanyaan Benar/Salah  merupakan bentuk yang paling umum. Jenis soal seperti ini sangat berguna untuk progres tes, karena soal seperti ini mudah dan cepat dibuat, dan juga mudah menilainya. Umpan balik dari ujian benar/salah yaitu peserta ujian mempunyai 50/50 % kesempatan untuk menjawab pertanyaan dengan benar, berarti bahwa nilai fasilitasnya sekitar 75 pesen. Ini berarti bahwa ujian tersebut tidak dapat membedakan. dengan baik antara siswa tingkat tinggi dan rendah, kecuali pertanyaannya banyak.

Setidaknya ada dua cara untuk mengatasi masalah ini. Satu, mengetengahkan sebuah hukuman untuk menduga-duga jawaban. soal. Misalnya, dua poin dapat diberikan bagi setiap jawaban yang benar dan satu poin dikurangi bagi setiap jawaban yang salah. Cara lain yaitu dengan membuat alternatif ketiga yang informasinya bukan dari wacana. Jenis soal seperti ini kadang-kadang sulit untuk dibuat, karena. yang sulit adalah membuat pernyataan yang terlihat mendekati isi wacana dan terlihat seperti benar. Dengan kata lain, terkadang sulit untuk menarik sebuah garis antara informasi apa yang benar-benar disimpulkan dari wacana dan informasi yang bukan berasal dari wacana sama sekali.
Terdapat dua jenis pertanyaan benar/salah; pertanyaan yang berdiri sendiri tidak terkait dengan wacana dan pertanyaan yang bergantung pada wacana. Pada pertanyaan yang independen, kemampuan yang diujikan yaitu pemahaman peserta tentang bahasa dan pertanyaan itu sendiri. Pada permasalahan ini, isi pertanyaannya adalah tentang pengetahuan umum dari peserta yang dianggap akan bisa dijawab, seperti “Jepang lebih kecil dari Amerika Serikat.” Maka jelas perlu diperhatikan bahwa semua pemyataan harus termasuk dalam latar belakang pengetahuan dari peserta.
Untuk pertanyaan benar/salah yang bergantung pada wacana peserta membaca wacana kemudian menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan wacana tersebut. Soal seperti ini sering digunakan untuk siswa tingkat dasar, tetapi soal tersebut dapat dirancang untuk siswa tingkat monengah dan atas. Secara umum, dalam hal ini, pertanyaan benar/salah harus mengukur pemahaman terhadap wacana bukan terhadap pertanyaannya. Karenanya, sangat penting untuk membuat pertanyaan yang jelas, tepat, dan mudah dimengerti.
Sebagai tambahan, pertanyaan benar/salah harus berdasar pada penulisan ulang suatu wacana atau kekeliruan yang mungkin muncul dari suatu wacana. Pertanyaan seharusnya tidak, kecuali dalam sebuah tes yang dibuat sangat mudah, meggunakan kata-kata yang sama dengan yang ada pada wacana. Karena pernyataan yang menggunakan kata ‘selalu’ atau ‘tidak pernah’ biasanya salah, kata-kata ini harus dihindari dalam pertanyaan benar/salah.
2)      Pertanyaan pilihan ganda. Tugas pilihan ganda, seperti pertanyaan benar/salah, mudah untuk dinilai. Tugas ini memiliki keuntungan  yang lebih dari pertanyaan benar/salah yaitu terdapat lebih dari dua (atau tiga) kemungkinan. Pertanyaan pilihan ganda bisa dibuat  dengan empat atau mungkin lima kemungkinan. Masalahnya adalah sulit untuk membuat kemungkinan yang salah. Kemungkinan yang ada harus masuk akal tapi jelas salah. Menulis tiga atau empat pernyataan seperti itu seringkali sulit.
Satu tipe dari pertanyaan pilihan ganda memiliki sebuah kalimat atau beberapa kalimat, dan peserta ujian memilih dari empat kata, salah satu yang paling cocok dengan konteks. Sebagai contoh:
Kami pindah ke sebuah kota yang memiliki sekolah-sekolah yang  bagus, taman-taman yang indah dan jalan-jalan yang aman. Kota itu adalah (lingkungan, aura, latar belakang, media) yang baik untuk membesarkan anak.
Pertanyaan tipe ini bisa digunakan untuk peserta dari tingkat berbeda. Bila menguji perbendaharaan kata adalah tujuannya, maka konteks kalimat haruslah mudah, dan tingkat kesulitan atau kemungkinan kata harus bervariasi, tergantung pada tingkat pernahaman yang dianggap dimiliki peserta ujian.
Jenis lain dari pertanyaan pilihan ganda adalah yang di dalamnya peserta diberi sebuah kalimat,  mereka diminta untuk memutuskan yang mana dari empat pilihan yang ada memiliki arti yang sama. Jenis pertanyaan dalam tes ini mengukur kemampuan gramatikal.
Akhirnya, pertanyaan pilihan ganda bisa digunakan’ untuk mengetes   pemahaman terhadap sebuah wacana. Peserta bisa diberi sebuah wacana pendek dengan hanya satu pertanyaan atau sebuah wacana yang lebih panjang dengan beberapa pertanyaan.
Menulis item pilihan ganda, seperti yang telah disebutkan, seringkali sulit. Seperti juga penyataan-pernyataan untuk item benar/salah, pertanyaannya jangan meniru kata dari wacana dan harus merefleksikan beberapa kesalahpengertian yang mungkin terjadi dari sebuah wacana. Tidak satupun dari kemungkinan harus lain, sebagai contoh, lebih panjang dari yang lain. Tidak satupun dari kemungkinan harus berlawanan arti dengan pilihan yang benar (karena biasanya berlawanan arti berarti pilihan yang benar). Kemungkinan yang salah tidak boleh mempunyai arti yang serupa. (karena bila keduanya tidak mungkin benar, maka keduanya pasti salah.). Menjawab sebuah item harus bergantung pada informasi yang ada dalam wacana, bukan pengetahuan umum si peserta. Semua.pilihan harus benar gramatikanya, karena ini merupakan tes bacaan bukan tes gramatika. “Semua yang diatas” atau “Tak satupun yang diatas” adalah pilihan yang sangat berguna, tapi seharusnya tidak ada pola bahwa tipe pertanyaan seperti itu selalu benar atau selalu salah.
Sebuah godaan yang sering muncul adalah keinginan untuk fokus pada fakta-fakta dan bentuk-bentuk. Bagaimanapun pertanyaannya harus menguji informasi yang dapat diperoleh dari wacana atau meminta peserta untuk mengumpulkan informasi  lebih dari satu bagian dari wacana.
Pengadaan pre-tes merupakan hal yang selalu penting, tetapi khusus bagi pertanyaan pilihan ganda. Sangatlah mudah, contohnya, untuk membuat lebih dari satu altematif yang benar, tetapi tanpa disadari bahwa alternatif kedua juga benar ketika ditinjau dari sudut pandang yang berbeda. Melihat dari sebuah perspektif baru terhadap item-item merupakan hal penting.
3)       Jawaban pendek/ melengkapi. Beberapa jenis pertanyaan jawaban pendek dapat digunakan untuk menguji pemahaman membaca. Jenis pertanyaan ini memiliki manfaat bahwa jawabannya berupa produksi bukan pengenalan, tetapi pertanyaan jenis ini lebih sulit untuk dinilai dibanding pertanyaan benar/salah atau pilihan ganda. Guru akan  dihadapkan dengan sekumpulan jawaban-jawaban, ada yang benar, salah, dan sebagian benar, dan dia harus memutuskan bagaimana menghadapi jawaba-jawaban seperti itu.
Sebuah jenis pertanyaan jawaban pendek yang paling urnum mempunyai sebuah pertanyaan yang harus direspon dengan menggunakan informasi dari wacana. Jenis lain membuat peserta harus memberikan satu bagian kalimat, dan peserta menulis dalam sebuah kata atau dalarn kata-kata untuk melengkapi sebuah kalimat. berdasarkan informasi didalarn wacana. Peserta dapat diberi soal melengkapi yang harus diisi dengan informasi dari dalam wacana.
4)      Tugas menyusun. Peserta membaca sebuah wacana dan diberi   sejumlah penyataan yang mencakup informasi di dalarn wacana.  untuk disusun dengan benar. Pertanyaan jenis ini sangat bermanfaat untuk pengujian dengan urutan tertentu, seperti perintah-perintah atau sebuah narasi, tetapi dapat juga digunakan untuk menekankan perkembangan pikiran-pikiran suatu wacana. Sebuah hal tambahan dapat mengikutsertakan beberapa pernyataan dengan informasi yang bukan dari wacana dan menginstruksikan peserta untuk mengidentifikasi pernyataan-pernyataan tersebut.
Selain hal-hal di atas jenis tes membaca yang dapat dibuat menurut Djiwandono (1996) adalah melengkapi wacana, menjawab pertanyaan, dan meringkas isi bacaan.