LAMINAR AIR FLOW (LAF) - LAPORAN RESMI FTS STERIL

                                                           LAPORAN PRAKTIKUM
FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL
PERCOBAAN III
LAMINAR AIR FLOW (LAF)


Disusun Oleh :
Nama : Eldesi Medisa Ilmawati
NIM : K 100 110 038
Kelompok : B4
Tanggal Praktikum : 14 November 2013
Korektor : Herlisa Ajmiati


LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

PERCOBAAN III
LAMINAR AIR FLOW (LAF)


I.             TUJUAN
Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan melakukan validitas alat Laminar Air Flow (LAF).

II.          DASAR TEORI
Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa setiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan (Voight, 1995).
                                                                              
Dalam pelaksanaan validitas, prinsip penetapan kadar dianggap cocok untuk prosedur yang ditetapkan. Validitas dimaksudkan untuk mengetahui ketelitian dan ketetapan kadar tetapi bukan mengenai penyebab dari penyimpangan yang diamati.
Apabila ketelitian dan ketepatan dari penetapan kadar tidak memuaskan maka prosedur tersebut perlu ditinjau, dirancang kembali, direvisi, atau diganti.
Kalibrasi instrumen yang dipakai dalam pengujian hendaklah dilakukan secara berkala untuk menjamin bahwa instrumaen tersebut senantiasa memberikan hasil penimbangan atau pengukuran yang tepat(Anonim, 2001).
                                                                  
Laminar Air Flow ( LAF ) adalah suatu alat untuk penyaringan dan petunjuk aliran udara pada daerah produksi untuk sediaan-sediaan steril yang berguna dalam menurunkan kemungkinan pengotoran(Ansel, 2005).
                              
Sterilisasi ialah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlakyang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup.

Validasi proses sterilisasi
Semua proses sterilisasi (termal, kimiawi, radiasi, dan filtrasi) dirancang untuk menghancurkan atau mengurangi bahan pencemar mikrobiologis yang ada dalam suatu produk. Uji resmi sterilitas suatu produk adalah suatu uji penghancur terhadap sampel terpilih; jadi tugas membuktikan bahwa semua bagian suatu produk adalah steril harus memakai teori probabilitas statistik (Lachman, 1989).
                                                         
Kondisi aseptik dicapai jika persyaratan berikut terpenuhi:
1.            Ruang kerja
            Jalan masuk ke dalam ruangan yang digunakan untuk kerja aseptik, harus melalui boks yang sekaligus mudah dibersihkan dan didisinfeksi seperti halnya ruangan yang digunakan untuk kerja aseptik.
2.            Personel
         Personel yang dipercaya bekerja aseptik harus memenuhi persyaratan higienis yang sama dengan personel yang bekerja di lalu lintas bahan makanan.
3.            Proteksi Pencemaran Ulang
         Bahan, sediaan dan barang harus dibedakan atas dasar kebutuhan, dilindungi dari pencemaran ulang melalui pengemas yang terbukti dapat disterilkan dan bertahan tetap steril dan melalui tarnsportasi bebas debu serta penyimpanan pengemas ini yang terlindung dari debu.
4.            Indikator sterilisasi dan Indikator keamanan
5.            Penanganan bahan sediaan dan barang yang berlainan
6.            Perusakan pengotor pirogen
7.            pengujian terhadap sterilitas
                                                                              (Voight, 1971)

III.       ALAT DAN BAHAN
Ø  Alat
1.      Batang apus
2.      Tabung reaksi 20 ml
3.      Stainless stell swab template
Ø  Bahan
1.      trypticase Soy Broth (TSB)
2.      mac conkey agar
3.      cetrimimide agar
4.      EMB
5.      Based Parker agar


IV.       CARA KERJA
Masing-masing batang apus dibungkus kertas perkamen dan disterilkan dalan autoklaf pada suhu 121˚c/ 15 psi, 20 menit

Tabung gelas diisi dengan 5ml trypticase Soy Broth (TSB) steril


 


Baja tahan karat plat apus (stainless stell swab template) dibungkus kertas perkamen dan disterilkan dalam autoklaf suhu 121˚c / 15 psi selama 20 menit

Secara aseptik, batang apus steril dimasukkan kedalam larutan tsb steril


 


Dibawa keruangan yang akan diuji cemaran mikrobanya


 
Sarung tangan disemprot dengan larutan 70% alkohol. Kemudian bungkusan swab-template dibuka.

Tabung yang berisi batang apus (adl) dibuka dengan hati-hati

Cairannya diperas dengan menekan bagian batang apus kedinding tabung


 
Dilakukan swab-template pada permukaan bagian yang akan diperiksa hingga membentuk sudut 30 derajat dan apus secara hati-hati daerah dibawah sawb-template dengan batang apus
 

Dimasukkan kembali batang apus tersebut ke dalam tabung yang berisi TSB dan diinkubasikan pada suhu 37˚c selama 30-48 jam


 
Dilakukan penanaman pada TSA, Mac Conkey agar, Cetrimide agar, EMB dan Based Parked agar


 
Semua batang apus diinkubasikan pada suhu 37˚c selama 24 jam

Dilakukan identifikasi E.coli ps. Aeruginosa, Stap aereus, Klebsialla sp.

V.                ANALISIS CARA KERJA
Percobaan ini bertujuan untuk memahami dan mengaplikasikan bagaimana cara validasi alat laminar air flow (LAF). LAF merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan suatu proses yang membutuhkan kondisi steril seperti penanaman bakteri. Tempat melakukan pengujian larutan steril dan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri yang ditempatkan pada media yang ada  dalam stainles stelll swap template.
Langkah pertama yaitu menyiapkan batang apus yang telah disterilkan dengan cara A yaitu dalam autoklaf dengan uap jenuh pada suhu 115-116o C selam 30 menit/ 121o C selama 20 menit. Batang apus ini berfungsi untuk meratakan larutan steril saat penanaman bakteri secara aseptis. Proses pengerjaan harus dilakukan dalam keadaan steril dengan menyemprotkan alkohol 70% sebagai disinfektan baik pada handgloves ataupun meja praktikum, untuk menjaga sterilitas selama praktikum.
Media yang digunakan untuk penanaman adalah Mac Conkey agar. Pada proses penanaman bakteri, pembukaan Swab-template harus hati-hati dengan membuka sedikit pada tempat kemiringan 300. hal ini untuk mencegah agar (media) tidak terkontaminasi oleh bakteri dari udara. Batang apus selanjutnya dimasukkan tabung yang berisi TSB dan diinkubasi pada 37oC selama 24 jam. Hal ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada LAF. Dalam percobaan diharapkan tidak terjadi pertumbuhan bakteri. Karena jika ditemukan bakteri maka LAF tersebut sudah terkontaminasi.

VI.       HASIL PENGAMATAN
               Pengamatan hasil Inkubasi  pada hari ke - 3
               Pertumbuhan Bakteri : Ada
               Media Pertumbuhan Bakteri : Mac conkey agar
               Keterangan :






Kesimpulan : Ternyata setelah dilakukan pengecekan pada alat LAF masih terdapat pertumbuhan jamur pada bagian bawah. Hal ini membuktikan bahwa alat tersebut masih belum steril meskipun telah dibersihkan dengan alkohol.

VII.          PEMBAHASAN

Validasi merupakan suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahw setiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme  yang digunakan dalam proses produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan (Voight, 1995). Laminar Air Flow (LAF) alat ini digunakan dalam teknik sterilisasi radiasi (bekerja secara aseptis). Kita juga dapat bekerja di dalam ruangan ini. Alat ini terletak khusus dalam satu ruang yang disebut ruang steril. Penggunaan alat tersebut adalah untuk mensterilisasikan udara di tempat kerja, sehingga kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan dan pengambilan mikroba dapat dilakukan di sekitar laminar air flow.
Pada percobaan ini digunakan batang apus ini berfungsi untuk meratakan larutan steril saat penanaman bakteri secara aseptis. Proses pengerjaan harus dilakukan dalam keadaan steril dengan menyemprotkan alcohol 70% sebagai desinfektan baik dalam handgloves ataupu meja praktikum. Media yang digunakan untuk penanaman adalah Mac Conkey Agar. Pada proses penanaman bakteri, pembukaan swab-template harus hati-hati dengan membuka sedikit dengan kemiringan 30 derajat. Hal ini untuk mencegah agar (media) tidak terkontaminasi oleh bakteri dari udara. Inkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam. Hal ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri pada LAF. Dalam percobaan diharapkan tidak terjadi pertumbuhan bakteri, karena jika ditemukan bakteri maka LAF tersebut sudah terkontaminasi.
Dari hasil percobaan diperoleh hasil bahwa terdapat pertumbuhan bakteri pada media Mac Conkey Agar, hal ini menunjukkan bahwa pada alat LAF tersebut sudah terkontaminasi oleh bakteri ataupun mikroorganisme, karena sudah terkontaminasi, maka LAF tersebut tidak steril dan tidak valid untuk digunakan.

VIII.       KESIMPULAN
1.      Media penanaman Mac Conkey Agar harus mengandung cukup air, sumber karbon, sumber nitrogen, mineral, vitamin, dan gas.
2.      Semua alat yang digunakan harus benar-benar steril, missal batang apus dan sarung tangan.
3.      Dari hasil percobaan terbukti ruangan LAF terdapat cemaran, dengan bukti terjadi pertumbuhan bakteri pada media Mac Conkey Agar.

VIII.  DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2001, Cara Pembuatan Obat yang Baik, Edisi 2001, Tim Revisi, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta
Ansel, Howard C, 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, UI Press, Jakarta
Lachman, L., 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri III, UI Press, Jakarta
Lachman, L., 1989, Teori dan Praktek Farmasi Industri II, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, UGM Press, Yogyakarta