Perbedaan Waktu Dunia dan Akhirat

Seberapa lama sih sebenarnya kita hidup didunia?
Tidak ada manusia yang dapat menolak bahwa hidup di dunia ini adalah sementara waktu. Pernahkan kita merasa bahwa waktu sangat cepat berlalu. Baru kemarin kita merasa bahwa kita melewati hari minggu, sekarang sudah hari minggu lagi. Kenapa kita merasa waktu itu sangat singkat, itu karena memang waktu di dunia itu sangat singkat.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an Surah Al Mu’minun ayat 112 – 114.
Artinya:
Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?” Mereka menjawab: “Kami tinggal sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.” Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.”
      Sekarang coba kita pikir, bagaimana waktu di akhirat. Waktu di dunia dan di akhirat sangat jauh jaraknya, perbedaan yang akan dilalui sangat panjang. Waktu yang dilalui di dunia selama satu hari tetapi di akhirat adalah 1000 tahun, Maha Besar Allah SWT dengan segala ciptaannya. Kalau kita bayangkan sungguh tidak mungkin terjadi, apa yang dilalui kita selama sehari di dunia seribu tahun waktu yang berjalan di akhirat.
Perbedaan waktu dunia dan waktu akhirat itu sangat jauh. Dalam Al-Qur’an Surah As Sajdah ayat 5  :artinya:
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu”
Dalam ayat ini disampaikan  bahwa perbandingan waktu dunia dengan waktu akhirat itu satu hari di dunia sama dengan 1000 tahun di akhirat. Kalau kita bayangkan  berapa puluh tahun saja terasa lama apalagi seribu tahun.
Kita ilustrasikan menghitung waktu hidup kita. Tapi ini tentunya hanya ilustrasi karena hidup dan mati itu sudah ditentukan. Tapi boleh kita sekedar menghitung untuk membuat harapan tentang usia kita. Kita ambil nilai rata-rata saja bahwa manusia di zaman ini hidup sampai umur 60-an tahun. Atau kita ambil contoh dari Rasulullah SAW yang hidup sampai usia 63 tahun. Maka mari kita hitung, 63 tahun.
Di dalam jangka waktu 63 tahun itu lah kita akan terlarut dengan hiruk-pikuknya dunia. Hidup, sekolah/kuliah, bekerja, beribadah, istirahat, dan semuanya ada di dalamnya. Di dalam 63 tahun itu jugalah kita mungkin akan terbaring sakit. Dan di dalam 63 tahun itu jugalah kita beristirahat dan tidur. Kalau istirahat per hari mencapai 8 jam (sepertiga dari waktu sehari, 24 jam), berarti sekitar 21 tahunnya kita tidur dan istirahat.
63 tahun hidup kita di dunia jika kita konversikan ke waktu akhirat hanya bernilai:

Ternyata dunia yang sering kita agung-agungkan ini hanya bernilai ±1,5 jam di akhirat. Dunia yang kita sering terlena dengannya ternyata hanya satu setengah jam saja lamanya. Dunia yang kita berusaha mati-matian untuknya ternyata hanya sekejap saja dibandingkan dengan akhirat yang kekal selamanya.
Sekedar untuk pengingat saja, mari kita bandingkan mana yang lebih mudah, memanfaatkan waktu untuk urusan dunia atau untuk urusan akhirat :
a.       Mana yang lebih berat, sholat Subuh dua rakaat selama 20-30 menit, dengan kerja 8 jam satu hari? Karena urusan dunia atau mencari uang, adakalanya bekerja sangat keras tidak jemu-jemu bekerja satu hari 8 jam namun tidak sanggup sholat Subuh sekadar 20-30 menit.
b.      Mana yang lebih berat, menonton film atau membaca buku novel dengan berzikir atau membaca Al Qur’an sekadar 30 menit.
Setelah kita membuat perbandingan di antara urusan akhirat dengan urusan dunia, urusan dunia lebih lagi yang bersifat mungkar dan maksiat lebih susah dan lebih berat resiko yang diterima daripada urusan halal dan urusan akhirat namun demikian orang tidak sanggup membuat kerja-kerja akhirat walaupun mudah dibandingkan membuat kerja-kerja dunia.
Wahai saudaraku, janganlah kita sombong di dunia yang hanya sebentar ini, bersabarlah untuk 1,5 jam dunia yang kita punya. Persembahkan yang terbaik dan sekuat tenaga hanya untuk waktu yang sekejap ini saja. Akhirat yang kekal telah menunggu di sana. Maka dari itu mari kita manfaatkan waktu kita sebaik-baiknya agar waktu kita beribadah di dunia ini mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak.