Harus Kamu?



Aku akan datang di depan pintu kamarmu, segera siapkan persembahan seperti janjimu dulu. Kapan itu?
“Kok seperti nama deodoran?”

“Hah, aku baru sadar!”

Mungkin aku masih seperti hantu yang menakut-nakuti hubungan mereka. Sebenarnya aku tak berniat seperti itu. Toh aku berjalan pada alurku sendiri. Salahku apa coba? Mereka saja yang memunculkan aku sebagai hantu.

Kita berdua bisa leluasa bercerita, tak akan ada yang diam-diam mengintip perbincangan kita dari lantai dua rumahmu itu. Kalaupun ada tatapan cemburu dari orang lain ya wajar. Aku sempat menjadi primadona di rumah hunianmu itu. Dan kenapa sekarang harus kamu?

Sisakan aku, Langit Biru.

Aku baru sadar, kamu cerdas, kamu tak necis hanya saja terlalu cuek. Kamu tau? Aku tak suka cowok necis, tak suka cowok terlalu cuek tapi semua itu gugur kalau dia cerdas. 

“Kamu tahu kenapa matahari bersinar cerah?”
“Kenapa?”
“Karena aku mencintaimu?”

Kemudian kita tertawa. Mungkin ini jawaban.