Kenali Musuhmu

 
“Do I not destroy my enemies when I make them my friends? – Abraham Lincoln

Quote dari mantan presiden Amerika Serikat terdengar aneh? Beliau lebih memilih untuk menjadikan musuhnya teman baik dibandingkan menghancurkannya. Menarik, ya?
Sebetulnyasiapa sih musuh kita? Kalau zaman kita SD dulu, musuh itu adalah anak-anak dari geng sebelah, anak-anak yang jahat sama kita, suka ngomongin di belakang, suka bikin kita nangis, dan nggak pernah minta maaf. Nah, semakin kita beranjak dewasa, definisi ‘musuh’ itu semakin luas. Orang yang tidak suka kepada kita, baik dengan atau tanpa alasan ug jelas, orang yang selalu berusaha mencari kejelekan dan titik lemah kita, orang yang dengan sengaja ingin menjatuhkan kita, orang yang ingin selalu lebih unggul dari kita, atau orang yang apa pun alasannya tidak suka dengan keberadaan kita.
Keberadaanpara musuh ini ternyata sama pentingnya dengan keberadaan sahabat-sahabat kita. Mereka mempengaruhi kita dengan pendekatan yang berbeda. Para sahabat hadir untuk memotivasi kita dan membuat kita merasa nyaman saat berada di sekeliling mereka. Sebaliknya, musuh-musuh seringkali membuat kita terganggu dan cenderung ingin menjatuhkan kita. Mereka akan berusaha sedemikian rupa untuk mengungguli kita dalam berbagai hal. Dengan begitu, kita akan terpicu untuk bekerja lebih keras lagi untuk bisa berada selangkah di depan para musuh kita.
Keberadaanmusuh menjadi penting karena sebetulnya mereka membantu kita untuk tetap meijakkan kaki di bumi. Di saat kita merasa sedang di ‘atas’ kehadiran mereka memaksa kita untuk tidak terlena dengan ‘pemandangan’ yang kita nikmati di atas sana dan kembali giat bekerja dan belajar. Di sisi lain, saat kita sedang merasa berada di ‘bawah’, kehadiran mereka juga memaksa kita untuk bekerja dan belajar lebih giat supaya kita bisa berada di atas mereka.
Sebagai manusia biasa, terkadang kita ingin bisa memuaskan dan menyenangkan hati semua orang. Tapi ada juga pepatah yang mengatakan,
I don’t know the key to success, but the key to failure is trying to please everybody” – Bill Cosby
Maksudnya, tidak mungkin semua orang di dunia ini senang dan setuju dengan apa-apa saja yang kita lakukan. Apakah semua orang di dunia senang Obama menang menjadi presiden AS? Tidak semua. apakah salah satu teman dekat kia senang melihat kita menjadi sekretaris BEM universitas? Belum tentu.
Walaupun tidak bisa memuaskan hati semua orang, hal yang paling baik kita lakukan adalah focus pada orang-orang yang mendukung dan senang dengan tindakan yang kita lakukan. Jadi, perlukah kita peduli dengan musuh-musuh kita?
Well knowing is better than not knowing at all. Face the reality, guys!
Nih, beberapa karakter orang yang berpotensi menjadi musuh kita. Bagaimana cara mengenali mereka?
Kejatuhanmu adalah kemenangan mereka. Di saat kamu jatuh dan gagal, mereka akan merasa senang bukan main. Bila sahabat-sahabat kita siap membantu saat kita jatuh dan gagal, para musuh justru akan membiarkan  kita terpuruk, bahkan merasa senang karena kesemoatannya untuk maju terbuka lebar.

Mereka memalsukan pertemanan. Musuh bisa datang dari kalangan yang kita kenal ataupun tidak kita kenal. Bahkan musuh juga bisa datang dari keluarga sendiri! Inilah yang harus kita waspadai. Ada orang-orang yang memalsukan pertemanan, dengan tujuan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari kita. Kita pun mungkin secara tidak sadar pernah melakukan hal ini, mencari tahu tentang musuh kita dan berusaha untuk mengunggulinya.

Jealousy. Cemburu atau iri. Emosi ini adalah emosi yang paling umum dan sering kita temui. Hanya karena iri dan cemburu, seseorang bisa menempuh berbagai cara unuk memenangkan sesuatu hal. Semakin besar rasa irinya, semakin ia tidak mau mengakui kelebihan kita. Bagaimana menghadapi orang yang punya rasa iri dengan kita? Pertama, bertemanlah dan berinteraksilah dengan nirmal. Selanjutnya, bersyukur. Semain banyak orang yang iri, semakin banyak kita harus bersyukur. Why? Artinya, we’re just THAT good!!

Disagreement.Orang bisa membenci atau tidak menyukai kita punya opini yang berbeda dengan mereka. Semakin ‘keras’ kita menyuarakan opini kita, semakin orang tersebut akan membenci kita. Debat dan diskusi memang sangat wajar dilakukan apabila dalam suatu forum atau percakapan terjadi perbedaan pendapat, hanya saja ada tipe orang yang tetap tidak akan menyukai kita karena kita tidak setuju dengan mereka. Terdengar sangat egois dan memaksakan kehendak? Suka atau tidak suka, orang dengan tipe ini akan banyak kita temui. Batu yang diteteskan air secara terus-menerus saja akan hancur, kok. Apalagi hati. : )

Nah, dengan mengenali macam-macam tipe orang dan sifat-sifatnya kita semakin bisa mngelompokkan orang di sekeliling kita, yang mana teman dan yang mana lawan. Setlah kita memilih dunia apa yang akan kita geluti antinya, seperti apa medannya, tipe-tipe musuh juga harus kita ketahui supaya kita bisa mengatur strategi ke depannya.
It’s good to know who your enemies, but the most important thing is to get yourself ready!