Selamat Datang di ‘Rumah’ Baru!



“Jendela belum ditutup.eh, aku bilang jendela, kenapa gorden yang kamu tutup. Eh, itu debunya jangan seperti itu, ada serok dekat kamar mandi. Tolong nih, gelas taruh meja situ. Kalau tidur, lampu jangan dimatikan, nanti kalau aku malam bangun jadi bingung arah. Mau makan mangga gak? Kupasin donk. Helm, tolong helm yang kecil taruh di bagian lemari paling bawah. Nah, kamu piketnya hari Kamis ya.”

Kamar baru dengan perabot sederhana. Melepaskan rumah yang dahulu, tidak terlalu kangen, kehilangan atau semacam saudara-saudaranya. Sudah kehilangan perasaan dengan rumah itu. aku tak menemukan hangat, nyaman, bahagia lagi di sana. Jadi, untuk apa terlalu lama dipertahankan? Setiap hari adanya panas, tak betah. Ingin keluar. Malam tak lebih baik. Hobi baru malah melampiaskan dengan keluar malam, beli es krim dan tidur di kos teman. Ya, sudah bosan mungkin. Tak perlu dipertahankan lagi. sudah cukup. Ini baru tentang rumah, mungkin tentang hati juga seperti itu. ketika kita lelah, bebas melangkah untuk keluar. Melepaskan.

Selamat pagi. Dan aku belum tidur. Bukan karena ini rumah baru. Tapi aku sedang menikmati berbagai hal. Di rumah ini, ketika kau melangkahkan kaki keluar, aku bisa melihat langit dengan jelas. Ketika hujan, aku bisa menengadahkan tanganku merasakan dingin yang ramah. Tidak seperti di rumah dulu.
Pada dasarnya, ini hanyalah tempat singgah. Entahlah, keputusan belum dibuat.

“Ketika aku akan pulang, ibumu menangis. Katanya, setiap kamu pulang itu hanya sebentar. Seperti hanya mimpi.”

Haruskah aku pulang?