Catatan Akhir Tahun.



Benar-benar sampai pada ujung tahun. Sebentar lagi lembaran kalender akan berganti. Kira-kira sejam kemudian.

Aku di rumah. 

2010 di Jogja bersama seseorang (saja), 2011 di rumah karena ibu sakit, 2012 di Jogja bersama banyak orang, 2013 di Jogja bersama Oppa, 2014 di rumah bersama laptop yang menyala, ibu, bapak.
Penutup tahun yang indah. Banyak tawa meski seharian aku di rumah sendiri, hujan, dingin, gelap dan membuat cerita horror. Lengkap sekali untuk menciptakan suasana mencekam. Sorenya banyak kejutan. Ibu yang pulang dari sawah menggunakan mantol plastik kuning, dan bapak di belakangnya. Ternyata ada kejadian lucu. Ketika ibuku menunggu motor jemputan bapak, ada truk yang membawa kayu lewat. Nah, ibuku ditawari untuk naik, dan anehnya mau aja. Yeah, itung-itung lebih terlindungi dari pada pakai motor. Bapak yang datang belakangan kebingungan mencari-cari keberadaan ibu. Pikirnya nggak mungkin juga sih diculik. Ha ha ha...

Kami bertiga mengulang cerita itu sambil tertawa. Hujan di luar sangat lebat, namun hangat merapat. Bukan karena tungku yang apinya masih menyala, tapi kebersamaan ini. Selamat tahun baru!

Beberapa waktu yang lalu, kembali aku menelan kecewa. Ini bukan pertama, kedua, ketiga, keempat atau kelima. Sebutlah ke sepuluh lebih.dan dengan orang yang sama!

Nanti, ku tulis untukmu sebuah surat, ku kirim lewat pos. Agar tidak terjadi kesalahpahaman. Komunikasi kita harusnya dengan dua cara, lisan dan tulisan.

Tak bisa dipungkiri untuk kembali mengenang setahun yang lalu, malam tahun baru. Siang hari yang antar ibu sampai wonosari. Sebelumnya HP ketinggalan di kos Siwi, ibu menunggu di terminal Giwangan sisi luar dan aku di sisi dalam. Sejam kemudian baru ketemu. Sejam kemudian sampai di terminal wonosari. Ibu pulang, aku pulang ke Jogja. Sampai di kos tak bisa sms siapapun. Ada sebuah rencana dari teman-teman untuk merayakan tahun baru bersama, aku kurang setuju. Lagian malam itu, setahun yang lalu hujan turun lebat. Tak ada HP memperparah keadaan yang sebelumnya terjadi tragedi ribut karena marahan. Kacau!
Sudah kupasrahkan makan mie dan berbincang dengan teman kos yang sedang LDR. Ditambah lagi kepalaku sedikit pusing saat itu. Kemudian datang deru suara sepeda motor, sangat ku kenal suara itu, bahkan sampai sekarang. Yang jika kedatangannya akan ada debar berbeda dalam hati ini. Dan hal itu juga masih berlaku sampai sekarang.

Wajah seolah tak berdosa itu, yang setengah kuyup itu, meluluhkan segala amarah. 

Indomaret, cokelat, uang pas-pasan, jas hujan patungan, sepiring bakmi, dua gelas teh hangat dan cinta.

Selamat tahun baru
Selamat ulang tahun jas hujan warna biru-ku

Emperan toko tempat kita berteduh, tertidur dan menghabiskan malam, masih pada tempat yang sama. Mereka tidak bergerak dan tidak berubah. Meski hatimu telah bergerak dan berubah, tak apa. Sampai pada aku menyelesaikan catatan akhir tahun ini, tak ada sedikitpun yang berubah dari hatiku. 

I love you Oppa...

Suatu hari nanti, jika kamu ingin berkunjung ke rumahku, lupakan sebuah jalan Pramuka dengan gang sempit dekat rumah makan padang Murah Meriah yang bernama gang Trisulo itu. Setelah lorong, biasanya jalan menuntun untuk belok ke kiri sedikit, selanjutnya belok kanan dengan nama gang Nakulo. Lurus, pada rumah paling ujung nomor dua dengan cat pink, itu adalah rumahku yang dulu. Jangan lagi kau datangi ke sana. Sesering apapun pintu kau ketuk, tak akan kau temui diriku. Sekeras apapun kamu memanggil namaku, aku tak akan mendengar.

Kamu tahu perpustakaan UST di jalan Batikan? Tepat sebelum perpustakaan itu ada sebuah jalan. Masuki jalan itu, lurus saja. Kemudian ada sebuah pertigaan, kembali ambil kiri. Tak jauh dari situ ada plang bertuliskan Masjid Kartini pada kanan jalan, masuki gang itu. Lurus sebentar. Ada plang lagi bertuliskan dr. Suharno, beloklah ke kanan. Atau lebih tepatnya dekati rumah dokter praktik itu. setelah sampai di depan rumah dokter, tengokkan kepalamu ke sebelah kiri. Akan ada sebuah banner bertuliskan Kos Putri Well House. Pada sisi tempat duduk, akan kau temui sebuah bel. Tekan ia, dan sebutkan nama orang yang ingin kau temui. Selembut apapun kau mengetuk pintu, sepelan apapun kau memanggil namaku, maka aku akan mendengar, dan mendatangimu.

Sampai jumpa.
dan foto ini berusia setahun