Mancing Maniaaa





Memancing. Setelah beberapa waktu menggalau karena hujan yang tak kunjung reda. Ternyata memancing itu butuh kesabaran ekstra. Omaigat!!!

Bukan kapok, tapi buat melakukan hal itu lagi ya harus mikir-mikir. Bersanding dengan teman-teman yang masih sepemikiran. Itu yang lebih berharga. Di saat di luar sana sudah banyak yang memikirkan kerja dan sebagainya, hari Minggu ini kita sisikan untuk bersama. Walaupun tetap, hari Senin anak-anak sudah masuk sekolah, Bung! Ha ha ha...

Tidak banyak seperti kita hari ini yang jalan-jalan bahagia. Dengan cerita yang bermacam, dengan modus yang bermacam juga. Misalnya PDKT-in salah satu kemudian di-bully habis-habisan (tunjuk diri sendiri).
Terima kasih teman-teman untuk waktu yang begitu berharga. Untuk bulan ini, kekasihku yang berulang tahun.  Semoga bulan depan masih berjumpa. Dengan tempat yang berbeda tapi kebersamaan dan kebahagiaan yang tepat.

Percayalah, untuk bahagia itu tidak melulu dengan pasangan. Dunia yang sepertinya menyempit. Oh tidak!
Bahagia itu, menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan teman lama, pasangan bolehlah ditinggal sebentar di kos. Toh, ia juga punya kesibukan (tidur misalnya). Hal ini tidak berlaku untuk mereka yang over protektif ya. Atau orang-orang yang ketakutan akan masa lalu. 

Hari ini, aku membuktikan. Entah karena lelaki itu yang tidak menghiraukan kicauan pasangannya atau karena ia merindukan kebersamaan. Tetapi dia datang. Dia, yang duduk di sampingku. 

Selamat istirahat, Pak Guru.

Romantis itu ketika kue mungil di hadapanmu beserta lilin yang masih menyala berpadu dengan mata terpejam dengan doa yang dipanjatkan ke langit. Semoga Tuhan mengabulkan.

Ini hidup bahagia. Apakah kamu pernah merasakan sebahagia ini? Jika di dalam pikiranmu hanya ada kekhawatiran-kekhawatiran yang menyebalkan untuk dibicarakan, jika dihadapanmu hanya ada satu manusia lawan jenis yang kamu anggap pasangan. Tanpa teman yang lainnya. Betapa menyedihkan.