TUGAS TERSTRUKTUR EKONOMI MAKRO "Saham dan Obligasi Sebagai Investasi Yang Lebih Menguntungkan"



TUGAS TERSTRUKTUR
EKONOMI MAKRO
Saham dan Obligasi Sebagai Investasi Yang Lebih Menguntungkan
Dosen Pengampu : Ir. Hj. Endang Sriningsih, MP


SEMESTER:  GENAP 2013 
Oleh:  Kelompok 3 (AGRIBISNIS A)


Anisa Fitri D.               A1C012013)
Arif Sudibyo P.           (A1C012023)
Arifin Budi P.             (A1C012025)
Inna Mulyani              (A1C012035)
Nayli Mardhiyya        (A1C012037)
Bangun Try L.            (A1C012045)
Sofi Afani                    (A1C012047)
Merry Juliana T.        (A1C012055)
Petri Opi K.                (A1C012057)
Rosalina                      (A1C012065)



KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
            Obligasi dan saham merupakan dua kata yang menunjukkan sebuah benda. Kedua kata benda tersebut mungkin terdengar sedikit asing ditelinga kita. Bagaimana tidak, sebagai seorang individu sekaligus pelaku kegiatan ekonomi mungkin kedua kata tersebut kurang menarik bagi kita.
            Kurangnya pemahaman terhadap saham dan obligasi adalah penyebab dari ketidaktertarikan kita. Seseorang cenderung berpikir bahwa obligasi dan saham ditujukan untuk pengusaha atau individu yang memiliki tingkatan dan selera yang tinggi dalam kegiatan ekonomi. Obligasi dan saham juga diartikan sebagai sesuatu yang memiliki risiko dan kesulitan tersendiri dalam mengolahnya.
            Obligasi dan saham merupakan usaha go public (penarikan dana dari public) yang biasa dilakukan oleh suatu perusahaan. Dana ini akan digunakan untuk berbagai hal untuk pengembangan perusahaan. Kasarnya dana ini adalah dana pinjaman yang akan dikembalikan oleh perusahaan kepada public. Didalam obligasi dan saham terdapat istilah investor, emiten, dan bursa efek..
            Menurut teori klasik yang dipelopori oleh Adam Smith, seorang pelaku kegiatan ekonomi yang bertindak sebagai individu/pengusaha cenderung memilih untuk membeli obligasi sebagai investasi. Bagi mereka investasi bermakna juga sebagai tabungan. Jika diorientasikan sebagai tabungan, maka motif ekonomi dan harapan mereka terhadap obligasi atau saham tidak terlalu besar. Pada dasarnya makna tabungan dan investasi adalah berbeda.
            Berdasarkan kurangnya pemahaman terhadap obligasi dan saham, maka kami akan mencoba memberikan ulasan mengenai keduanya. Pembahasan mengenai kedua hal ini diharapkan dapat merubah pandangan dan penilaian terhadap obligasi dan saham.

B.                 Rumusan Masalah
1.      Apakah alasan, keuntungan dan kerugian memilih obligasi?
2.      Bagaimana cara bermain dengan obligasi untuk mencapai hasil yang diharapkan?
3.      Apakah alasan, keuntungan dan kerugian memilih saham ?
4.      Bagaimana cara penentuan harga beli dan harga jual saham?
5.      Bagaimana cara perhitungan obligasi dan saham untuk pengambilan keputusan?
6.      Bagaimana hubungan antara obligasi dan saham dengan perekonomian makro di suatu negara?



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Pendanaan jangka panjang terdiri atas tiga macam, yakni : utang (debt) yang meliputi kredit jangka panjang (term loan) dan obligasi (bond), saham preferen (preferred stock), dan saham biasa (common stock). Selain itu terdapat juga pendanaan jangka panjang lainnya yakni opsi (option) dan sewa guna (leasing).
A.                Pengertian Obligasi
            Menurut Arifin, J dan A. Fauzi (2007), obligasi (bond) adalah tanda bukti hutang dari emiten[1]  yang dijamin oleh penanggung yang mengandung janji pembayaran atau janji lainnya dan pelunasan pokok pinjaman dilakukan pada tanggal jatuh tempo. Menurut Kurniawan, D (2012), Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindah tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
            Obligasi adalah kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dengan yang diberi pinjaman (calon emiten). Isi kontrak tersebut adalah investor memiliki hak untuk dibayar kembali pinjamannya. Dengan demikian, calon emiten obligasi berkewajiban untuk menyediakan dana untuk membayar hak investor (Widioatmodjo S, 2007).

B.                Tipe Obligasi
            Umumnya ada dua tipe obligasi, yaitu obligasi perusahaan dan obligasi pemerintah. Menurut Widioatmodjo S (2007), obligasi perusahaan (corporate bond) adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta dimana obligasi ini diperjual belikan didalam bursa efek[2]. Kelebihan obligasi perusahaan swasta adalah berani menawarkan suku bunga yang tinggi. Sebab, obligasi ini juga harus bersaing dengan instrument investasi lain, seperti saham yang lebih berpotensi memberikan penghasilan tinggi. Sedangkan obligasi pemerintah (government bond) adalah obligasi yang emitennya pemerintah pusat, untuk municipal bond emitennya adalah pemerintah daerah. Bentuk Municipal bond(munies) digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

1.    Jenis Obligasi dilihat dari sisi penerbit:
a)    Obligasi Pemerintah Pusat
v  Treasury Bond(T-Bond), obligasi dalam jangka waktu jatuh tempo menengah (5 – 10 tahun) dan panjang ( > 10 tahun).
v  Treasury note(T-Note), memiliki jatuh tempo jangka pendek (1 – 5 tahun).
v  Treasury bill(T-Bill), mempunyai waktu jatuh tempo 91 hari, 6 – 12 bulan.
v  Federal agency bond, note, dan sertifikat. Bentuk obligasi yang diterbitkan oleh lembaga keuangan pemerintah pusat.
b)   Obligasi Pemerintah Daerah
v  General obligation bond, obligasi yang dijamin sepenuhnya oleh pemerintah, sehingga risikonya paling kecil karena pemerintah daerah memprioritaskan pembayaran kepada pemegang obligasi. Namun, yield[3]yang didapat kecil.
v  Revenue bond, obligasi yang dijamin dari pendapatan proyek yang sedang dibangun. Proyek yang dibangun memiliki risiko yang gagal, maka risiko ruginya lebih tinggi dibandingkan dengan tipe diatas. Tetapi yield yang diperoleh lebih tinggi.
v  Authority bond, memakai salah satu sitem dari dua jenis yang telah disebutkan atau bisa juga merupakan kombinasi keduanya tergantung kepada otoritas daerah.
c)    Obligasi Swasta
v  Secure Bond, dijamin oleh kekayaan tertentu. Jika terjadi likuiditas[4], maka pemegang obligasi akan mendapat yield dari penjualan kekayaan yang dijaminkan. Bentuk kekayaannya dapat berupa tanah dan bangunan, perlengkapan, saham/obligasi lainnya.
v  Unsecured Bond, tidak ada jaminan harta dari emiten. Walaupun begitu obligasi ini tetap laku dijualkan. Hal ini dikarenakan oleh emitennya. Jika emiten adalah sebuah perusahaan yang good will, atau konglomerat ataupun juga pemerintah maka risiko ruginya pasti lebih rendah. Jaminan yang diberikan bukan berupa harta tetapi sebuah reputasi.
v  Senior Bond, emiten mengeluarkan tidak hanya satu jenis obligasi tetapi bermacam-macam dan setiap tahun pasti ada obligasi yang dibayarkan pokoknya. Obligasi jenis ini memiliki hak pergantian atas semua harta yang dijaminkan bila terjadi likuiditas tetapi tidak memiliki hak kepemilikan atas harta yang dijaminkan.
v  Callibility, jenis obligasi jangka panjang dimana seorang yang ingin berinvestasi harus menyetujui syarat bahwa emiten dapat menarik atau membeli kembali obligasi yang telah dijual kepada investor. Kecenderungan ini terjadi ketika suku bunga relatif rendah. Jadi pemegang obligasi memiliki kecenderungan merugi namun emiten akan memberi kompensasi berupa premium.
v  Perpetuity Bond, obligasi jenis ini mengizinkan emiten memberikan bunga yang rendah atau tidak memberi bunga sama sekali kepada pemegan obligasi. Karena obligasi ini dijual dengan harga diskon dari harga nominalnya dan yield yang diperoleh berasal dari apresiasi obligasi.
v  Junk Bond, dikeluarkan oleh emiten baru yang memiliki kinerja perusahaan yang belum mapan. Namun ada juga perusahaan yang sudah mapan yang juga menerbitkannya.
v  Obligasi Internasional, obligasi yang diperjualbelikan di bursa efek internasional.

2.      Jenis Obligasi dilihat dari sistem pembayaran bunga :
a)    Zero Coupon Bonds, obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b)   Coupon Bonds, obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c)    Fixed Coupon Bonds,obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d)   Floating Coupon Bonds,obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

3.      Jenis Obligasi dilihat dari hak penukaran / opsi :
a)    Convertible Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b)   Exchangeable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c)    Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d)   Putable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada investor  yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4.      Jenis Obligasi dilihat dari segi nilai nominal
a)    Conventional Bonds : obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b)   Retail Bonds : obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

5.      Jenis Obligasi dilihat dari segi perhitungan imbal hasil :
a)    Conventional Bonds : obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.
b)   Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
v Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
v Obligasi Syariah Ijarahmerupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

C.                Pengertian Saham
Menurut Arifin, J dan A. Fauzi (2007), saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (peseroan terbatas). Secara fisik, saham berupa selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Saham terbagi menjadi saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock). Pemilik saham biasanya akan mendapatkan deviden atau bagian dari keuntungan perusahaan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
1.        Common stock (saham biasa) adalah saham yang mewakili atau mempresentasikan kepemilikan pada suatu perusahaan. Pemegang saham biasa dapat melakukan kontrol kepada perusahaan dengan memilih dewan direksi dan dapat memberikan suara atas kebijakan perusahaan. Pemegang saham biasa adalah pihak dengan jenjang prioritas paling bawah dalm struktur kepemilikan. Jika terjadi likuiditas terhadap perusahaan, maka pemegang saham bisa memiliki hak terhadap asset perusahaan yang dijual setelah para pemegang obligasi, pemegang saham preferen, serta para kreditur dibayar penuh terlebih dahulu (Fakhruddin H.M, 2008).
2.        Preferred Stock (saham preferen) adalah saham yang memberikan prioritas pilihan (preferen) kepada pemegangnya. Preferred stock adalah gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa. Artinya memiliki karakteristik seperti obligasi
Karakteristik seperti obligasi yaitu memberikan hasil yang tetap seperti bunga obligasi. Saham preferen memberikan kebebasan kepada pemegang dalam hal pembagian deviden, yaitu apakah deviden ingin didahulukan dalam pembagian keuntungan perusahaan atau penerimaan deviden yang besarnya tetap setiap tahun.
Memiliki karateristik seperti saham biasa karena tidak selamanya saham preferen bisa memberikan hasil tetap yang dikhendaki oleh pemegang. Jika suatu saat emiten mengalami kerugian maka pemegang saham preferen tidak akan bisa menerima deviden sesuai dengan yang ditetapkan sebelumnya (Widioatmodjo S, 2004).
Menurut Haryani I dan S.D Purnomo (2010), saham preferen terdiri dari : a) saham preferen kumulatif, deviden yang tidak dibayarkan tahun sebelumnya diakumulasikan pada tahun berikutnya (sebelum pembayaran deviden tahun berjalan), b) saham preferen nonkumulatif, deviden yang tidak dibayarkan tahun sebelumnya tidak diakumulasikan. Kegagalan membayar deviden dapat mengakibatkan pengenaan pada pembatasan manajemen. c) Participating preffered stock, pemegang saham memperoleh deviden tetap ditambahn dengan ekstra deviden apabila perusahaan mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

D.                Perbedaan Saham dan Obligasi
Menurut Mardiyanto, H (2009), perbedaan pokok antara utang (obligasi) dan saham adalah :
1.        Pemegang obligasi (bondholder) tidak mempunyai hak suara, pemegang saham (stockholder) mempunyai hak suara.
2.        Pemegang obligasi memiliki hak terlebih dahulu untuk memperoleh pendapatan dan aktiva, sedangkan pemegang saham hanya memperoleh setelah pemegang obligasi (oleh karena itu saham disebut sebagai residual income ;  pendapatan yang tersisa
3.        Terdapat jatuh tempo dalam utang, tetapi tidak ada jatuh tempo dalam saham
4.        Bunga merupakan beban pengurangan pajak, sedangkan deviden bukan beban pengurangan pajak
Menurut Haryani I dan S.D Purnomo (2010), perbedaan antara saham dan obigasi adalah sebagai berikut :
1.        Saham adalah bukti kepemilikan perusahaan, sedangkan obligasi adalah bukti utang perusahaan
2.        Obligasi memiliki saat jatuh tempo, sedangkan saham tidak memiliki saat jatuh tempo.
3.        Perusahaan penerbit obligasi tetap membayar bunga dan pokok utang meskipun merugi, sedangkan penerbit saham yang sedang merugi tidak wajib membagikan keuntungan (deviden)
4.        Perusahan penerbit obligasi yang tidak mampu membayar bunga dan pokok utang dapat dipailitkan, sedangkan erusahaan penerbit saham yang tidak dapat memberikan deviden tidak dapat dipailitkan.


BAB III
PEMBAHASAN

A.                Kelebihan dan Kekurangan Beberapa Jenis Saham
1.        Saham Preferen adalah saham yang memiliki kekhususan terutama dalam pembayaran deviden dan hak suara yang lebih bila dibandingkan dengan pemilik saham biasa.
Saham Preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:
·      Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan karakteristik yang berbeda
·      Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal pembagian dividen
·       Dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
·       Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan organisasi penerbit terbentuk
Kelebihan saham preferen :
·          Bahwa pembayaran dividen atas saham preferen relative lebih fleksibel dibandingkan dengan bunga utang.
·         Ketidak mampuan pembayaran dividen kepada pemegang saham preferen tidak berakibat terlalu buruk dibandingkan dengan ketidak mampuan membayar bunga utang yang dapat diancam kebangkrutan.
·         Penggunaan saham preferen akan dapat meningkatkan degree of financial leverage.
Kelemahan utama penggunaan saham preferen adalah
·         Biaya modal setelah pajak yang tinggi dibandingkan dengan biaya modal dari utang, karena dividen saham preferen dibayarkan setelah pajak atau tidak dapat dipergunakan sebagai pengurangan pajak.
·         Sudut pandang investor adalah saham preferen tidak memiliki hak untuk memaksakan pembayaran dividen.

2.        Saham Biasa adalah sebuah piagam yang berisi aspek – aspek penting bagi perusahaan, termasuk hak dari pemilik saham dan hak khusus yang dimilikinya berkaitan dengan kepemilikan umum.
Karakteristik Saham Biasa sebagai berikut
·         Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris
·         Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
·         Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja
Kelebihan saham biasa adalah sebagai berikut :
·         Tidak ada kewajiban tetap untuk membayar dividen kepada pemegang saham biasa.
·         Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo.
·         Saham biasa kurang beresiko bagi perusahaan apabila dibandingkan sumber pembiayaan lainnya baik saham preferen maupun hutang jangka panjang. Dari segi investor saham biasa memiliki tingkat resiko yang lebih tinggi karena sangat tergantung pada besarnya keuntungan sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih besar daripada tingkat keuntungan obligasi maupun saham preferen yang relatif kecil.
·         Memungkinkan untuk diversifikasi usaha, meningkatkan likuiditas, mendapat tambahan kas dan lebih mudah dalam mengukur nilai perusahaan.
·         Perusahaan semakin transparan dan semakin banyak pihak yang ikut mengamati kegiatan perusahaan karena dengan menjual sahamnya ke publik berarti perusahaan tersebut menjadi milik publik.
Sedangkan kelemahan saham biasa adalah sebagai berikut :
·         Dengan menjual saham biasa akan mengancam kendali yang dipegang pemegang saham mayoritas.
·         Menurunnya laba per lembar saham sebagai akibat bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar.
·         Timbulnya Agency Problem yang meningkatkan Agency Costs karena adanya konflik antar kelompok seperti pemilik perusahaan, manajer atau pengelola usaha, dan karyawan

B.                Cara bermain obligasi supaya menguntungkan
1.                  Tentukan jenis obligasi yang hendak kita inginkan. Setiap jenis obligasi memiliki kekurangan dan kelebihannya. Jadi kita bisa membandingkan mana yang paling sesuai dengan kemampuan dan ketahanan ekonomi kita.
2.                 Pilih emiten yang berpengalaman dan good willdengan melihat peringkat obligasi. PT Pefindo atau PT Kasnic Credit Rating Indonesia adalah salah satu lembaga pemeringkat resmi yang terdaftar oleh Bapepam.

 
3.                  Perhitungkan yield yang akan diperoleh
a)      Nominal Yield             : penghasilan bunga kupon tahunan yang dibayarkan kepada pemegang obligasi. Nominal yield :
Harga beli obligasi x Tingkat Kupon
b)     Current Yield              : penghasilan bunga kupon tahunan dibagi dengan harga pasar obligasi.
c)      YTM ( Yield to Maturity)       : tingkat return majemuk yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahannya sampai jatuh tempo.
d)     YTC ( Yield to Call )              : tingkat return majemuk yang akan diterima investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahannya sampai jatuh tempo.

C.                Alasan, Keuntungan dan Kekurangan Memilih Saham
1.                  Alasan             :
Ë   Saham memberikan peluang yang besar untuk mendapatkan keuntungan pada masa yang akan datang.
Ë   Penanaman saham bisa dilakukan oleh semua kalangan. Semakin banyak pelaku investasi saham, instrument ini menjadi menarik dan pergerakan harga semakin memiliki rantang yang panjang.
Ë   Saham dinilai sebagai instrument investasi yang cukup likuid shingga ornag bisa lebih mudah mengubahnya kedalam bentuk uang tunai. Namun, ada kalanya ketika hal itu dilakukan jumlah dananya justru berkurang.
Ë   Proses jual beli saham sangat sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa pun. Bahkan saat ini dengan adanya sistem online trading, siapa pun ang memiliki akses intenet bisa melakukan transaksi jual beli saham.
2.                  Keuntungan   :
Ë   Capital Gain, keuntungan dari hasil jual/beli saham berupa selisih anatara nilai jual yang lebih tinggi daripada nilai beli saham.
Ë   Deviden bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
Ë   Saham perusahaan seperti juga tanah atau aktiva berharga sejenis, nilainya akan meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan atau kinerja perusahaan. Investor jangka panjang mengandalkan kenaikan saham ini untuk meraih keuntungan dari investasi saham. Investor seperti ini membeli saham dan menyimpannya untuk jangka waktu lama (tahunan) dan selama masa itu mereka memperoleh manfaat dari deviden yang dibayarkan perusahaan setiap periode tertentu.
Ë   Sahamjuga dapat dijaminkan ke Bank sebagai agunan untuk memperoleh kredit.
3.                  Kerugian        :
Ë   Capital loss, kerugian dari hasil jual/beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham.
Ë   Oppurtunity loss, kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi, seandainya terjadi penurunan harga dan tidak dibaginya deviden.
Ë   Kerugian karena perusahaan dilikuidai, namun nikai likuidasi yang dibagikan lebih rendah dari harga beli saham.

D.     Cara Menentukan Harga Beli Saham dan Indikator Penentu Saham Yang Menguntungkan
Harga yang harus dikeluarkan untuk pembelian sebuah saham merupakan hasil akumulasi dari :
Nilai Pembelian Saham + Komisi Pialang + PPN 10%
Contoh :
Neni Jaileni seorang karyawati swasta ingin membeli saham Excelomindi Pratama Tbk (EXCL) sebanyak 10 lot ( 1 lot = 500 lembar saham). Harga beli per lembar adalah rp. 2.000,00. Fee atau biaya komisi yang telah dinegosiasikan adalah 0,5% (maksimal 1%). Berapa harga beli saham?
Jawab  :
Nilai pembelian saham            :
10 x 500 x Rp. 2.000,00                                  =          Rp.10.000.000,00
Komisi Pialang                        :
0,5 % x Rp.10.000.000,00                              =          Rp.       50.000,00
PPN dari Komisi                     :
10% x Rp.50.000,00                                       =          Rp.         5.000,00
Harga beli Saham                                           =          Rp.10.055.000,00
Harga penjualan saham merupakan hasil akumulasi dari :
Nilai Penjualan Saham – Komisi Pialang – PPN 10% - PPh 0,1%
Setiap bidang investasi pasti memiliki risiko, begitu juga dalam membeli saham. Risiko yang dihadapi dalam membeli saham adalah risiko turunnya harga (capital loss) dan risiko terjadinya likuidasi. Untuk mencegah terjadinya risiko pilihlah saham perusahaan yang sehat dan fundamental (misalnya EPS-nya terus tumbuh dengan angka yang tinggi). Selain itu pilihlah perusahaan yang manajernya dikenal baik dan peduli terhadap investor.
Hal yang menentukan keuntungan dari investasi sebuah saham adalah pada proses jual belinya dimana dalam hal ini dibutuhkan cara khusus untuk memprediksi harga saham. Indeks harga merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk menghindari efek negatif dari penggunaan harga saham dalam rupiah.

E.                Bagaimana cara perhitungan obligasi dan saham untuk pengambilan keputusan?
Keputusan jual beli saham dipengaruhi oleh : 1) harga saham, 2) return saham, 3) excess return saham, dan 4) alpha saham. Pada dasarnya untuk membuat keputusan jual atau beli perlu diketahui keadaan overvalued dan undervalued.

Undervalued jika ;

ü  Harga prediksi > harga sekarang
ü  Return prediksi > return sekarang
ü  Excess return positif
ü  Alpha positif
Overvalued jika ;

ü  Harga prediksi <  harga sekarang
ü  Return prediksi < return sekarang
ü  Excess return negatif
ü  Alpha negatif
Keputusan : BELI
Keputusan : JUAL

F.                 Bagaimana hubungan antara obligasi dan saham dengan perekonomian makro di suatu negara?
Obligasi dan saham merupakan bentuk instrument pemerintah untuk mengendalikan uang. Pemerintah menjual obligasi dengan tujuan :
1.             Membiayai defisit APBN
2.             Menutup kekurangan kas jangka pendek
3.             Mengelola portofolio utang negara.
Pemerintah pusat berwenang untuk menerbitkan SUN setelah mendapat persetujuan DPR dan setelah berkonsultasi dengan Bank Indonesia. Atas penerbutan SUN (Surat Utang Negara), pemerintah berkewajiban untuk membayar bunga dan pokok pinjaman dengan dana yang disediakan dalam APBN.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A.                Simpulan
1.        Obligasi dan saham merupakan bentuk investasi lain selain tabungan bank dengan suku bunga tertentu.
2.        Investasi surat berharga menjadi pilihan yang menarik bagi seseorang yang memiliki dana lebih dengan perputaran yang relative cepat dibandingkan jika menyimpan di bank.
3.        Obligasi dan saham sama sama memiliki resiko dan kelebihannya. Diantara kedua bentuk investasi ini tidak ada yang jauh lebih beresiko.
4.        Besar kecilnya resiko investasi dalam obligasi dan saham ditentukan oleh kondisi perekonomian dan harga.

B.                 Saran
Dalam pembahasan mengenai obligasi dan investasi yang telah dibuat masih terdapat kekurangan. Dikatakan bahwa resiko investasi saham dengan obligasi saat ini cenderung sama besar, karena obligasi saat ini sudah tidak senyaman dulu. Untuk mempertajam perubahan kondisi ini diperlukan kajian mendalam mengenai faktor penyebabnya. Maka dari itu diharapkan pembahasan lanjutan untuk kedepannya.


  

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, J dan A. Fauzi. 2007. Cara Cerdas Merancang Dan Menghitung Pensiun Dengan Excel. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta.

Fakhruddin H.M, 2008. Istilah Pasar Modal A-Z. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta.
Haryani , I dan S.D. Purnomo, 2010, Buku Pintar Bisnis Pasar Modal : Strategi Tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi, Reksadana & Produk Pasar Modal. Visimedia : Jakarta.

Kurniawan, D. 2012. http://infodatabroker.blogspot.com/2012/04/obligasi.html (diakses tanggal 1 Mei 2013).

Mardiyanto, H. 2009.Intisari Manajemen Keuangan : Teori, Soal dan Jawaban. Grasindo : Jakarta.

Widioatmodjo, S. 2004. Jurus Jitu Go Public. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta.
---------------------. 2004. Cara Cepat Memulai Investasi Saham Panduan Bagi Pemula. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta.





[1]Emiten adalah pihak yang menerbitkan sekuritas, pihak yang membutuhkan dana. Pemegang sekuritas adalah investor/pemilik dana
[2] Bursa Efek adalah lembaga yang menyelenggarakan atau menyediakan sistem atau sarana yang akan mempertemukan penawar jual dan beli Efek dengan tujuan memperdagangkan Efek diantara pelaku pasar. (Fakhruddin H.M, 2008).
[3]Yield adalah pendapatan atau timbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi . Yield juga dikatakan sebagai penghasilan total dari investasi obligasi yang ditentukan oleh tingkat suku bunga.
[4] Likuiditas adalah kemudahan dalam menjual atau menukarkan suatu asset menjadi uang kas.