BAB 1
AKUNTANSI
A. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI
Kira-kira tahun 3600 s.M. masyarakat sudah mengenal berbagai jenis catatan tentang aktivitas usaha. Pada saat itu cara yang paling dikenal ialah catatan pembayaran upah di Babylonia yang menggunakan tablet dari tanah liat.
Kemudian pada abad ke-II di Inggris, pada masa pemerintahan raja WiIliam si penakluk dikenal pula catatan-catatan untuk mengetahui sumber keuangan kerajaan.
Pada masa itu catatan-catatan tersebut sudah dapat dikatakan sebagai catatan akuntansi, sekalipun bentuknya masih sangat sederhana, belum ada sistem akuntansi yang sistematis untuk semua transaksi. Akuntansi yang lengkap untuk suatu unit usaha baru dikenal kemudian dalam pemerintahan Republik Italia.
Pada tahun 1494, terbit buku Summa de Arithmetica, geometria; proportioni et proportionalita yang ditulis oleh seorang rahib dari Ordo Fransiskan, sekaligus seorang ahli matematika Itali, Luca Paccioli atati sering dikenal dengan nama Luca di Borgi (1445-1509). Buku ini antara lain berisi uraian dasar tentang sistem pencatatan berpasangan (double entry) yang kemudian dikembangkan oleh Goethe. Goethe menulis bahwa sistem pencatatan berpasangan, atau yang disebut "Buku Berpasangan", adalah suatu penemuan terindah dari insan manusia, dan ia menganjurkan agar setiap pengusaha dalam melaksanakan usaha ekonominya menggunakan cara ini. Sistem berpasangan mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa sehingga membentuk suatu perkiraan berimbang. Misalnya, bila seseorang meminjam uang dari bank sebesar Rp.1.000.000, maka jumlah pinjaman tersebut dicatat baik sebagai kas Rp.1.000.000 maupun sebagai utang sebesar Rp.1.000.000. Dengan sistem tersebut nantinya akan dihasilkan laporan keuangan yang menyeluruh dalam satuan uang. Laporan keuangan tersebut akan menyajikan jumlah harta, utang dan modal yang dimiliki perusahaan serta hasil usaha perusahaan dalam menghasilkan laba pada suatu periode tertentu.
Pada abad ke-18-19, di Inggris terjadi Revolusi Industri yang banyak membava perubahan sosial dan ekonomi. Perubahan yang paling menonjol ialah perubahan cara memproduksi barang/produk dari kerajinan rumah tangga ke sistem pabrik. Penggunaan mesin-mesin yang menghasilkan produk menimbulkan keharusan untuk menetapkan besarnya biaya produksi. Dari sinilah timbul spesialisasi dalam akuntansi biaya, sekalipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana. Ketika akhirnya usaha-usaha industri semakin maju dan kompleks, tercetuslah "Konsep Manajemen Ilmiah", sejalan dengan konsep ini muncul pula konsep-konsep akuntansi yang lebih canggih, yang menyajikan suatu teknik analisis untuk mengukur tingkat efisiensi dari operasi yang sedang berjalan dan peramalan operasi yang akan datang.
Revolusi Industri tidak hanya terjadi di Inggris, tetapi berkembang pesat dan meluas sampai ke mana-mana. Persaingan usaha: semakin ketat, dan untuk menghadapi persaingan, perusahaan membutuhkan dana, sehingga pada tahun 1845 di Inggris didirikan organisasi perseroan. Karena organisasi dengan bentuk ini mudah mendapatkan dana yang besar, maka tak mengherankan kalau organisasi-organisasi perseroan berkembang pesat. Calon-calon penanam modal (investor) selalu inencari informasi mengenai status keuangan perseroan dan prospek perusahaan yang bersangkutan di masa datang. Sedangkan di lain pihak, instansi pemerintah memerlukan informasi keuangan untuk tujuan perpajakan dan peraturan-peraturan lain. Karyawan, serikat buruh dan para langganan membutuhkan informasi sebagai dasar menentukan stabilitas dan tingkat keuntungan perusahaan. Dengan demikian, dari masa ke masa fungsi akuntansi makin meluas, dari melayani kebutuhan pemilik yang relatif kecil, menjadi melayani umum untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak.
B. DEFINISI AKUNTANSI
Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu definisi dari sudut pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya.
1. Definisi dari Sudut Pemakai
Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai "suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi”:
Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk:
a. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen;
b. Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya.
Dari definisi ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a) Akuntansi diselenggarakan dalam suatu organisasi (biasanya berupa organisasi perusahaan). Informasi akuntansi yang dihasilkan adalah informasi tentang organisasi.
b) Informasi akuntansi sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan perusahaan. Informasi ini digunakan dalam pengambilan keputusan intern organisasi maupun ekstern organisasi.
2. Definisi dari Sudut Proses Kegiatan
Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai "proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganali sisan data keuangan suatu organisasi':
Definisi ini menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas yang kompleks dan menyangkut bermacam-macam kegiatan. Pada dasarnya akuntansi harus:
a. Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil.
b. Memproses atau menganalisis data yang relevan.
c. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
C. AKUNTANSI SEBAGAI SUATU SISTEM INFORMASI
Akuntansi dilaksanakan baik dalam perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun dalam organisasi-organisasi yang tidak mencari laba. Salah satu penyebabnya adalah karena hal ini diharuskan oleh undang-undang. Namun demikian alasan utama mengapa akuntansi dilaksanakan dalam berbagai organisasi adalah karena semakin rumitnya variabel-variabel yang dihadapi, walau di dalam perusahaan kecil sekalipun. Keadaan ini menyebabkan para pengambil keputusan menjadi semakin tergantung pada data akuntansi. Dalam akuntansi, transaksi-transaski keuangan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi laporan yang siap digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen. Dengan demikian akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang sangat diperlukan oleh perusahaan modern dewasa ini.
Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak, baik dari kalangan intern maupun dari luar organisasi yang menyelenggarakan akuntansi tersebut.
Secara garis besar pihak-pihak tersebut adalah:
1. Manajer
Manajer perusahaan menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan perusahaannya, mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha mencapai tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan. Keputusan yang diambil oleh manajer berdasarkan informasi akuntansi, misalnya: menentukan peralatan apa yang sebaiknya dibeli, berapa persediaan yang harus ada di gudang, dan berapa kas yang harus dipinjam dari bank.
2. Investor
Para investor melakukan penanaman modal dalam perusahaan dengan tujuan untuk mendapat hasil yang sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu, sebelum melakukan penanaman modal, mereka mengevaluasi pendapatan yang diperkirakan akan dapat diperoleh dari investasinya, ini berarti bahwa para investor harus melakukan analisis atas laporan keuangan perusahaan yang akan dipilih sebagai tempat penanaman modalnya. Setelah menjadi investor, mereka melakukan monitoring terhadap perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan atau melalui berita-berita keuangan dalam berbagai surat kabar dan majalah. Sumber berita keuangan dalam surat kabar dan majalah ini adalah laporan-laporan akuntansi.
3. Kreditur
Kreditur hanya bersedia memberikan kredit kepada calon penerima kredit yang dipandang mampu mengembalikan bunga dan mengembalikan kredit tepat pada waktunya. Oleh karena itu, calon kreditur harus menilai kemampuan keuangan calon pengambil kredit. Untuk itu kreditur selalu meminta laporan keuangan calon nasabah untuk dinilai. Setelah itu kreditur masih meminta laporan keuangan para pengambil kredit, untuk menilai apakah kredit telah digunakan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati.
4. Instansi Pemerintah
Badan-badan pemerintah tertentu seperti badan pelayanan pajak atau badan pengembangan pasar modal (Bapepam), membutuhkan informasi keuangan dari perusahaan-perusahaan wajib pajak atau perusahaan yang menjual sahamnya melalui pasar modal. Informasi akuntansi merupakan sumber utama bagi badan pemerintah untuk dapat menetapkan pajak perusahaan atau mengawasi perusahaan.
5. Organisasi Nirlaba
Organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba seperti organisasi keagamaan, yayasan atau lembaga pendidikan juga membutuhkan informasi akuntansi seperti halnya organisasi yang bertujuan mencari laba. Walaupun organisasi semacam ini tidak mencari laba, namun mereka tetap berurusan dengan soal-soal keuangan karena mereka harus mempunyai anggaran, membayar tenaga kerja, membayar listrik dan sewa, serta urusan-urusan keuangan lainnya. Semua hal tersebut bersangkutan dengan akuntansi.
6. Pemakai Lainnya
Informasi akuntansi diperlukan juga oleh berbagai pihak lain untuk kepentingan-kepentingan tertentu, misalnya oleh organisasi buruh. Para buruh membutuhkan informasi tentang laba perusahaan dan kadang-kadang juga informasi keuangan lainnya. Informasi semacam ini penting bagi para buruh dalam rangka mengajukan kenaikan gaji atau tunjangan-tunjangan lain dari perusahaam tempat mereka bekerja. Di negara-negara yang sudah maju, informasi akuntansi juga sering dijadikan dasar oleh kelompok masyarakat tertentu untuk me!akukan tindakan-tindakan sesuai dengan kepentingan mereka.
D. PROFESI AKUNTANSI
1. Akuntan Publik
a. Pemeriksaan laporan keuangan (auditing) adalah bidang pekerjaan profesi akuntansi paling utama yang diberikan kepada publik (umum). Pemeriksaan laporan keuangan adalah pemeriksaan secara independen untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disusun manajemen bagi para investor, kreditur dan pihak luar lainnya. Laporan keuangan yang disusun oleh manajemen, seringkali tidak dipercaya oleh pihak-pihak luar karena adanya perbedaan kepentingan antara manajemen dengan pemakai laporan lainnya.
Hasil pemeriksaan akuntan publik dituangkan dalam sebuah laporan yang disebut laporan hasil pemeriksaan akuntan. Apabila akuntan publik yakin bahwa laporan keuangan menyajikan informasi secara wajar, maka ia akan memberikan pendapatnya bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi.
b. Akuntansi perpajakan adalah jasa akuntan publik yang banyak dibutuhkan masyarakat. Tujuan yang ingin dicapai dengan pemberian jasa ini adalah (1) untuk memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku, dan (2) untuk menekan pajak seminimum mungkin.
c. Konsultasi manajemen adalah pemberian jasa yang meliputi aspek yang luas. Biasanya jasa ini diberikan bersamaan dengan pemeriksaan akuntan. Sebagai pemeriksa, akuntan biasanya mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai operasi perusahaan yang diperiksanya. Oleh karena itu akuntan publik dapat memberikan berbagai pertimbangan dan saran kepada manajemen untuk memperbaiki hasil operasi perusahaan yang menggunakan jasanya.
2. Akuntan Intern
a. Akuntansi biaya menganalisis biaya perusahaan untuk membantu manajemen dalam pengawasan biaya. Biasanya akuntansi biaya ditekankan pada biaya produksi, tetapi akhir-akhir ini penekanan atas biaya pemasaran juga semakin meningkat. Selain untuk pengawasan, akuntansi biaya yang baik akan membantu manajemen dalam penetapan harga jual produknya sehingga diperoleh laba yang lebih besar. Selain itu, akuntansi biaya dapat memberi informasi kepada manajemen tentang produk mana yang tidak menguntungkan sehingga produksinya harus dihentikan, dan produk mana yang menguntungkan.
b. Peranggaran menetapkan sasaran penjualan dan laba, serta perencanaan yang terinci untuk mencapai sasaran tersebut. Penyusunan anggaran selalu memperhatikan data masa lalu yang dilaporkan dalam laporan akuntansi. Anggaran juga digunakan untuk mengawasi jalannya operasi perusahaan melalui perbandingan antara data. yang sesungguhnya dengan anggaran. Oleh karena itu perusahaan biasanya memandang kegiatan peranggaran sebagai aspek yang penting dari sistem akuntansinya.
c. Perancangan sistem informasi mengidentifikasi kebutuhan informasi untuk kepentingan intern maupun ekstern. Setelah kebutuhan informasi diketahui, selanjutnya dirancang dan dikembangkan sistem yang sesuai. Sistem informasi akuntansi sangat membantu dalam mengawasi jalannya operasi suatu perusahaan.
d. Pemeriksaan intern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan intern perusahaan. Perusahaan-perusahaan besar umumnya memiliki staf pemeriksa intern. Para akuntan intern bertugas untuk mengevaluasi sistem akuntansi dan manajemen. Tujuan pokoknya adalah untuk membantu manajemen dalam memperbaiki efisiensi operasi dan untuk menjamin bahwa para karyawan dan bagian-bagian perusahaan telah melaksanakan prosedur dan rencana yang ditetapkan manajemen.
E. BIDANG-BIDANG AKUNTANSI
Sebagai akibat perkembangan teknologi dan pertumbuhan ekonomi yang cepat, maka timbul berbagai bidang spesialisasi dalam akuntansi, seperti di bawah ini:
1. Akuntansi keuangan, ialah pencatatan transaksi, penyusunan laporan-laporan periodik yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi Indonesia. Laporan-laporan informasi-informasi ini akan berguna bagi manajer, pemilik, kreditor; lembaga pemerintah, dan masyarakat umum.
2. Auditing adalah bidang aktivitas yang menyangkut suatu pemeriksaan atas catatan-catatan akuntansi secara bebas. Pemeriksaan akuntan ini antara lain akan meliputi pemeriksaan terhadap sistem dan prosedur perusahaan, catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan serta memberikan pendapat mengenai "kelayakan dan kewajaran" laporan keuangan yang bersangkutan.
3. Akuntansi biaya, adalah bidang akuntansi yang penekanannya pada masalah penetapan dan pengendalian biaya, dari saat produksi siap diimulai sampai dengan barang selesai diproses/diproduksi. Hasil akhir dari akuntansi adalah "Laporan Perhitungan Harga Pokok Produksi".
4. Akuntansi manajemen, adalah bidang akuntansi ini mengolah soal-soal khusus yang dihadapi para manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi. Informasi yang diberikan dalam bidang ini akan sangat berguna bagi pihak intern perusahaan khususnya untuk pengambilan keputusan oleh pihak manajemen.
5. Akuntansi pajak, adalah bidang akuntansi yang mencakup penyusunan surat pemberitahuan pajak, mempertimbangkan konsekuensi perpajakan dari transaksi usaha yang direncanakan.
6. Sistem akuntansi, adalah bidang khusus yang menangani perencanaan dan penerapan prosedur-prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan data keuangan.
7. Akuntansi anggaran, adalah bidang akuntansi yang menyajikan rencana operasi keuangan untuk suatu periode tertentu: Kemudian membandingkan operasi yang sesungguhnya dengan rencananya sehingga dengan demikian operasi perusahaan dapat dikendalikan.
8. Akuntansi internasional, adalah bidang akuntansi yang khusus menyangkut masalah-masalah perdagangan internasional dari perusahaan-perusahaan multinasional.
9. Akuntansi lembaga Nonprofit, adalah bidang akuntansi yang mengkhususkan pada masalah pencatatan dan pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah dan organisasi nonprofit seperti, lembaga amal dan lembaga-lembaga pendidikan. Hal yang penting di dalam bidang ini ialah penyusunan sistem akuntansi yang sesuai dengan batasan-batasan yang sudah ditentukan.
10. Akuntansi sosial, adaiah bidang akuntansi yang mengukur biaya .dan manfaat sosial. Misalnya, mengenai masalah penggunaan dana kesejahteraan sosial dalam sebuah kota besar.
F. PROSES AKUNTANSI
Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi. Dalam definisi di atas disebutkan bahwa akuntansi merupakan suatu proses yang meliputi (1) pencatatan, (2) penggolongan (3) peringkasan, (4) pelaporan dan (5) penganalisaan data keuangan dari suatu organisasi. Kegiatan pencatatan dan penggolongan adalah proses yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan. Sedangkan kegiatan pelaporan dan penganalisaan biasanya hanya dilakukan pada waktu tertentu.
Kegiatan pencatatan dan penggolongan yang bersifat rutin dapat dilakukan dengan tulis tangan seperti yang dijumpai pada perusahaan-perusahaan kecil, dan ada pula yang dikerjakan dengan mesin-mesin otomatis seperti kita jumpai pada perusahaan-perusahaan besar. Perkembangan teknologi yang pesat akhir-akhir ini menunjukkan bahwa penggunaan mesin-mesin pembukuan dan komputer untuk mengolah data akuntansi semakin banyak digunakan baik dalam perusahaan besar maupun perusahaan menengah. Metode pencatatan akuntansi mana yang akan digunakan dalam suatu organisasi, apakah metode tulis tangan, mekanik atau elektronik tergantung pada berbagai faktor. Hal-hal penting yang harus dipertimbangkan antara lain besarnya organisasi, jumlah data yang harus diproses, dan jumlah biaya yang harus dikeluarkan dalam pemakaian setiap metode tersebut. Perusahaan kecil mungkin akan menganggap biaya pemakaian komputer elektronik terlalu mahal, sebaliknya dalam perusahaan besar penggunaan metode tulis tangan dipandang tidak mampu memenuhi kebutuhan informasi yang cepat dan sangat banyak jumlahya. Namun demikian tanpa memandang metode pencatatan akuntansi mana yang digunakan, semua metode tersebut sama-sama membutuhkan adanya konsep-konsep dasar akuntansi.
G. KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI
Menurut "Prinsip Akuntansi Indonesia 1984" konsep-konsep yang mendasari pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Kesatuan Akuntansi
Pada dasarnya perusahaan dianggap terpisah dari pemiliknya. Dengan kata lain, harta atau kekayaan perusahaan dipisahkan dari harta atau kekayaan pemilik. Semua setoran pemilik pada perusahaan dicatat sebagai tambahan modal perusahaan, sedangkan pengambilan kekayaan oleh pemilik dicatat sebagai pengurangan modal melalui perkiraan prive. Inilah yang dimaksud dengan konsep kesatuan akuntansi (Business Entity Concept).
Pemisahan tersebut merupakan faktor utama untuk membebani pada perusahaan, sebagai suatu kesatuan akuntansi, dengan kewajiban-kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keuangan perusahaan pada pihak-pihak yang berkepentingan.
Kesatuan akuntansi ini tidak perlu harus sama dengan batas hukumnya, sebagai contoh, perusahaan induk dan anak perusahaan merupakan entitas hukum tersendiri, tetapi penggabungan aktivitas perusahaan-perusahaan tersebut untuk tujuan akuntansi dan pelaporan tidak menyimpang dari konsep kesatuan ekonomi. Demikian pula suatu departemen atau divisi dapat dipandang sebagai entitas tersendiri, namun biasanya laporan yang dikeluarkan oleh unit tersebut hanya merupakan dasar untuk mengevaluasi prestasi masing-masing departemen atau divisi dan merupakan bagian dari laporan keuangan perusahaan yang lengkap.
2. Kesinambungan
Suatu kesatuan ekonomi diasumsikan akan terus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan, kecuali bila ada bukti sebaliknya. Asumsi ini memberikan dukungan yang kuat untuk penyajian aktiva berdasarkan harga perolehannya dan bukan atas dasar nilai kontan aktiva tersebut atau nilai yang dapat direalisasi pada saat likuidasi. Contoh yang jelas dari dianutnya konsep kesinambungan ini adalah dalam pelaporan aktiva tetap; aktiva dicatat menurut harga perolehannya dan disusutkan dengan cara yang sistematis tanpa adanya petunjuk mengenai nilai yang dapat direalisasi pada saat pelaporan. .
3. Periode Akuntansi
Ada dua alasan utama perlunya penerapan konsep ini. Pertama, gambaran yang lengkap dan tepat mengenai kesuksesan suatu perusahaan hanya bisa diperoleh pada saat perusahaan itu menghentikan kegiatannya dan mencairkan hartanya menjadi kas. Akan tetapi, banyak keputusan yang harus diambil selama berlangsungnya kegiatan perusahaan dan tidak mungkin menunggu sampai perusahaan itu menghentikan usahanya. Karena perusahaan dianggap selalu melaksanakan kegiatan usahanya (Going Concern), maka kegiatannya dibagi dalam periode-periode sehingga perkembangan perusahaan dapat dicatat secara periodik pula. Dengan penyajian laporan keuangan secara periodik, diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.
Alasan kedua, adalah perlunya informasi akuntansi secara periodik untuk maksud-maksud perencanaan perusahaan. Untuk itu diperlukan laporan keuangan yang tepat, dalam arti harus menyajikan data yang sesuai dengan periode laporan keuangan. Oleh karena itu, transaksi-transaksi perusahaan harus dicatat pada saat terjadinya. Misalnya, pada bulan Desember 1985 perusahaan berhak atas penghasilan sewa sebesar Rp.150.000, tetapi menurut perjanjian baru akan diterima pada tanggal 15 Januari 1986. Menurut konsep ini, penghasilan sewa tersebut harus dicatat sebagai penghasilan tahun 1985.
4. Pengukuran dalam Nilai Uang
Mengingat peranan khusus unit moneter sebagai alat pengukur/pertukaran di dalam perekonomian, akuntansi keuangan menggunakan uang sebagai denominator umum dalam pengukuran aktiva dan kewajiban perusahaan beserta perubahannya. Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa informasi nonmoneter tidak tercakup dalam sistem akuntansi perusahaan; ,informasi ini juga diikutsertakan, tetapi informasi utama pada laporan keuangan diukur dalam nilai uang agar memberikan dasar penafsiran yang universal bagi pembaca laporan. Di dalam akuntansi konvensional, daya beli uang (dalam hal ini rupiah) diasumsikan tidak berubah. Dalam periode di mana terjadi fluktuasi yang besar dalam nilai rupiah, harus diperhatikan bahwa informasi akuntansi yang tidak sensitif terhadap perubahan dalam nilai uang menjadi kurang relevan untuk berbagai tujuan pengambilan keputusan.
5. Harga Pertukaran
Akuntansi mengasumsikan bahwa harga yang disetujui pada saat terjadinya suatu transaksi ditentukan secara objektif oleh pihak-pihak yang bersangkutan serta didukung oleh bukti-bukti yang dapat diperiksa kelayakannya oleh pihak bebas (netral), dan karenanya merupakan dasar paling tepat untuk pencatatan akuntansi. Berdasarkan asumsi ini, transaksi keuangan harus dicatat sebesar harga pertukaran, yaitu jumlah uang yang harus diterima atau dibayarkan untuk transaksi itu. Misalnya, pada tahun 1980 perusahaan membeli kendaraan seharga Rp.15.000.000. Bila tidak ada perubahan-perubahan yang menyebabkan kapitalisasi biaya, maka sampai tahun 1985 harga kendaraan yang tercantum pada laporan keuangan tetap sebesar Rp.15.000.000.
Meskipun demikian, dengan dianutnya konsep ini tidak berarti bahwa seluruh aktiva yang diperoleh harus tetap menunjukkan jumlah harga semula selama jangka waktu hidup perusahaan. Sejalan dengan berlalunya waktu, harga aktiva yang tercantum dalam laporan keuangan mengalami perubahan, baik karena pengalokasian harga perolehan aktiva yang bersangkutan sepanjang masa manfaatnya, atau disebabkan oleh aktivitas tertentu dari perusahaan dalam rangka memperoleh pendapatan.
6. Penetapan Beban dan Pendapatan
Penentuan laba periodik dan posisi keuangan dilakukan berdasarkan metode akrual yaitu dikaitkan dengan pengukuran aktiva dan kewajiban serta perubahannya pada saat terjadinya, bukan hanya sekadar pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang. Penentuan laba periodik pada dasarnya menyangkut dua masalah, yaitu pengakuan pendapatan selama periode dan penentuan beban yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk menghasilkan pendapatan tersebut. Pendapatan dihitutng sesuai dengan prinsip realisasi, yaitu pada saat transaksi pertukaran telah terjadi. Pembebanan biaya sedapat mungkin dihubungkan dengan pendapatan dan dilaporkan dalam periode diakuinya pendapatan; namun untuk biaya tertentu-meskipun tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan, pelaporan dilakukan dalam periode terjadinya beban, karena beban tersebut memberikan manfaat untuk periode berjalan atau tidak memberikan manfaat lagi .untuk masa mendatang.