BAB 2
LAPORAN KEUANGAN
BAB ini menjelaskan laporan keuangan. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuanganmenyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak (misalnya pemilik dan kreditor).
Laporan keuangan yang utama terdiri atas: neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal. Sebelum mempelajari masing-masing laporan keuangan tersebut, kita akan mempelajari lebih dahulu tujuan laporan keuangan.
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Tujuan laporan keuangan, menurut "Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan" (IAI, 2002), adalah sebagai berikut:
Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva, utang, dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu.
Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan.
Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi keuangan perusahaan.
Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.
Marilah sekarang kita beralih pada pembahasan masing-masing jenis laporan keuangan utama, yakni neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan modal.
NERACA
Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat (tanggal) tertentu. Neraca disebut juga laporan posisi keuangan. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan.
1. KLASIFIKASI INFORMASI DI NERACA
Di neraca, informasi diklasifikasi berdasarkan pos-pos yang sejenis. Pos-pos yang sejenis dikelompokkan dan dijumlahkan sehingga mempunyai makna tertentu untuk kepentingan analisis.
Tiga kelompok umum yang tersaji di neraca adalah aktiva, utang, dan modal pemilik.
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomik (economic resources) yang dikuasai oleh perusahaan dan masih memberikan kemanfaatan di masa yang akan datang.
Utang merupakan pengorbanan ekonomik (economic sacrifices) untuk menyerahkan aktiva atau jasa kepada entitas lain di masa yang akan datang.
Modal pemilik adalah hak residu atas aktiva setelah dikurangi dengan utang.
Tabel 2.1. berikut ini menyajikan format umum neraca:
NERACA | |
Aktiva Aktiva Lancar Investasi Jangka Panjang Aktiva Tetap Bewujud Aktiva Tetap Tidak Berwujud Aktiva Lain - lain | Utang dan Modal Pemilik Utang Lancar Utang Jangka Panjang Modal Pemilik |
AKTIVA LANCAR
Aktiva lancar meliputi kas dan sumber-sumber ekonomi lainnya yang dapat dicairkan menjadi kas, dijual, atau dipakai habis dalam rentang waktu satu tahun sejak tanggal neraca atau satu siklus kegiatan normal perusahaan. Termasuk dalam aktiva lancar, antara lain, adalah piutang usaha, surat-surat berharga, dan gaji yang dibayar di muka.
Siklus kegiatan atau siklus operasi (operating cycle) perusahaan adalah waktu rata-rata yang diperlukan dalam rangka menciptakan pendapatan, sejak perusahaan mengeluarkan kas sampai ia menerima kembali kas tersebut. Bagi perusahaan dagang yang membeli dan menjual barang secara tunai, siklus operasinya seperti gambar 2.1.
Gambar 2.1. Siklus Operasi Perusahaan Dagang dengan Pembelian dan Penjualan Tunai
Gambar 2.1. menunjukkan siklus operasi bagi perusahaan dagang yang pembelian dan penjualannya dilakukan secara tunai.
Aktiva lancar dilaporkan di neraca dengan mengurutkan likuiditasnya, yaitu cepatnya aktiva lancar untuk menjadi kas, dikonsumsi, atau dijual. Sebagai contoh cara penyajian aktiva lancar di neraca, sebagai berikut:
|
Dalam kelompok aktiva lancar di atas terdapat informasi cadangan piutang tak tertagih, yang dilaporkan sebagai pengurang piutang usaha.
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi jangka panjang merupakan penyertaan di perusahaan lain dalam jangka panjang baik untak memperoleh pendapatan tetap (berupa bunga), dan pendapatan tidak tetap (berupa dividen) maupun untuk menguasai perusahaan lain. Penyertaan jangka panjang biasanya dilakukan dalam saham atau obligasi.
|
Berikut ini contoh penyajian investasi jangka panjang di neraca.
AKTIVA TETAP BERWUJUD
Aktiva tetap berwujud adalah sumber-sumber ekonomi yang memiliki wujud fisik. Aktiva tersebut dimaksudkan untuk digunakan secara aktif dalam kegiatan normal perusahaan dan tidak untuk dijual dalam rangka memperoleh pendapatan. Termasuk dalam aktiva tetap berwujud, antara lain, .adalah tanah, gedung, dan peralatan. Kecuali tanah, aktiva tetap berwujud disusut setiap tahunnya. Aktiva tetap berwujud dilaporkan di neraca dengan mengurutkan sesuai kekekalannya. Tanah dilaporkan sebesar harga perolehannya sedangkan selain tanah sebesar nilai bukunya.
|
AKTIVA TETAP TAK BERWUJUD
Aktiva tetap tidak berwujud mencerminkan hak-hak istimewa atau kondisi dan posisi yang menguntungkan perusahaan dalam mencapai pendapatan. Aktiva tersebut dapat diperoleh dengan membeli dari pihak luar atau dengan mengembangkannya sendiri, misalnya hak paten. Sebagaimana aktiva tetap berwujud, aktiva tetap tidak berwujudjuga disusut, tetapi istilahnya adalah amortisasi, bukan penyusutan. Aktiva tetap tidak berwujud dilaporkan di neraca sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi amortisasi kumulatifnya.
AKTIVA LAIN-LAIN
Aktiva lain-lain adalah aktiva-aktiva yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap berwujud, dan aktiva tetap tidak berwujud. Misalnya gedung yang masih dalam proses pembangunan dan kendaraan yang belum digunakan
UTANG LANCAR
Utang lancar adalah utang yang akan dilunasi dalam rentang waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. Utang lancar akan dilunasi dengan aktiva lancar atau dengan menimbulkan utang lancar lainnya. Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan akan dilunasi dengan aktiva lancar atau menimbulkan utang lancar, diklasifikasi sebagai utang lancar. Termasuk dalam utang lancar, antara lain, adalah utang usaha, utang wesel, dan gaji yang masih harus dibayar. Utang lancar dilaporkan di neraca dengan mengurutkan mana yang paling cepat akan dilunasi. Dalam praktiknya, jatuh tempo utang dalam satu jenis utang tertentu itu bermacam-macam sehingga sulit untuk menentukan utang mana yang harus didahulukan melaporkannya. Praktik yang lazimnya digunakan adalah melaporkan utang wesel lebih dahulu berapa pun jumlah rupiahnya dan kemudian utang usaha.
|
UTANG JANGKA PANJANG
Utang jangka panjang disebut juga utang tidak lancar. Ini adalah utang yang pelunasannya atau jatuh temponya lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca. Utang jangka panjang tidak akan dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar. Termasuk dalam utang jangka panjang, antara lain, adalah utang hipotik dan utang obligasi.
|
MODAL PEMILIK
Modal pemilik adalah sisa hak pemilik atas aktiva neto perusahaan. Aktiva netto adalah total aktiva dikurangi total utang. Nama-nama spesifik modal pemilik bergantung pada jenis perusahaan ditinjau dari kepemilikannya.
|
Berikut adalah contoh penyajian modal pemilik di neraca untuk masing-masing jenis perusahaan.
|
B. 2. BENTUK NERACA
Neraca dapat disusun dalam format staffel (report form)
Setiap neraca harus mencantumkan informasi berikut: NAMA PERUSAHAAN, NERACA sebagai judul laporan, TANGGAL NERACA dan ISI NERACA (AKTIVA, UTANG dan MODAL PEMII.IK).
NERACA BENTUK STAFEL
|
3. MANFAAT NERACA
Manfaat neraca adalah pada aspek likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Likuiditas dan fleksibilitas keuangan merupakan kondisi tertentu yang harus dipelihara pada kapasitas yang mungkin untuk menghasilkan laba.
Likuiditas adalah suatu alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menunaikan utang-utangnya tepat pada waktu yang telah disepakati. Para pemasok dana jangka pendek sangat berkepentingan dengan likuiditas perusahaan. Sedangkan para pemasok dana jangka panjang lebih memantau fleksibilitas keuangan perusahaan. Fleksibilitas keuangan adalah suatu alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mendapatkan sumber dana.
LAPORAN RUGI-LABA
Laporan rugi-laba adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu tertentu. Laporan rugi-laba disusun untuk memenuhi tujuan laporan pada butir (b) sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Dengan demikian laporan rugi-laba menyajikan pendapatan selama satu perioda dan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut pada perioda yang sama. Di laporan rugi laba, dilaporkan juga untung (gain) dan rugi (loss). Definisi mengenai pendapatan, untung, biaya dan rugi akan diberikan nanti.
Pendapatan (revenue) adalah kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban atau kombinasi keduanya sebagai akibat penyerahan produk perusahaan kepada para pelanggan. Sebuah salon kecantikan, misalnya, menerima uang tunai (kas) dari pelanggan yang meminta untuk dipangkas rambutnya. Kenaikan kas yang diperoleh dari penyerahan jasa kepada pelanggan ini disebut sebagai pendapatan. Sebagai contoh lain, salon kecantikan di atas telah menerima uang muka dari pelanggan yang baru akan minta dirias ketika akan diwisuda sepekan lagi. Dalam contoh ini, salon tersebut sudah menerima uang tetapi belum menyerahkan jasanya. Jadi, ia mempunyai kewajiban untuk menyerahkan jasa rias sepekan lagi. Jika sepekan kemudian, salon tersebut jadi merias pelanggan itu, maka turun atau berkurang kewajibannya. Turunnya kewajiban sebagai akibat penyerahan jasa kepada pelanggan ini juga merupakan pendapatan.
Adapun biaya (expense) merupakan kebalikan dari pendapatan. Yakni, biaya merupakan penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban atau kombinasi keduanya sebagai akibat penyerahan produk perusahaan kepada para pelanggan. Dalam contoh salon kecantikan di atas, salon tersebut harus membayar kapster untuk memotong rambut dan merias pelanggan. Turunnya kas untuk membayar kapster tersebut merupakan biaya. Bisa juga terjadi bahwa salon tersebut membayar upah kapster sepekan sekali sehingga salon tidak membayar upah sesaat setelah kapster bekerja. Ini berarti, salon sudah menerima jasa kapster, tetapi belum membayar. Jadi, kewajibannya bertambah. Bertambahnya kewajiban sebagai akibat penyerahan jasa kepada pelanggan ini juga disebut sebagai biaya.
Untung adalah kenaikan aktiva netto yang berasal dari peristiwa insidental dan bukan dari penyerahan jasa kepada pelanggan. Misalnya, perusahaan menjual mesin produksinya yang sudah tua. Jika harga jual mesin bekas itu lebih tinggi daripada nilai bukunya, maka pelepasan mesin tersebut mendatangkan untung sebesar selisih lebih harga jual di atas nilai buku. Sebaliknya, jika harga jualnya lebih rendahdaripada nilai bukunya maka selisihnya diakui sebagai rugi.
Agar tujuan menyajikan laba-rugi periodik dapat terpenuhi, maka penyusunan laporan rugi-laba harus:
Memuat segenap pendapatan (revenue), untung (gain), biaya (expense),dan rugi (loss) pada perioda yang bersangkutan.
Laporan rugi-laba seyogyanya disusun dalam posisi vertikal, yaitu urut ke bawah dengan pendapatan menempati posisi paling atas, kemudian barulah biaya-biaya (bentuk laporan demikian disebut bentuk staffel).
Pendapatan dan biaya usaha dipisahkan dari pendapatan dan biaya di luar usaha.
Setiap laporan rugi-laba harus mencantumkan informasi berikut:
Nama perusahaan (dicantumkan paling atas pada kepala laporan rugi-laba). Dalam contoh, nama perusahaannya adalah Perusahaan Transportasi Wisanggeni.
Laporan Rugi-Laba sebagai judul laporan.
Periode Laporan (periode tertentu, dalam contoh adalah "Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 ").
Elemen-elemen rugi-laba (pendapatan, untung, biaya, dan rugi).
Laporan rugi-laba untuk perusahaan persekutuan dan perseroan tidak berbeda dari laporan rugi laba untuk perusahaan perseorangan. Hanya saja, karena laba perusahaan persekutuan dan perseroan menjadi objek pajak penghasilan badan maka setelah laba ada satu pos 'pajak penghasilan.` Seandainya laporan rugi-laba di atas adalah untuk pemisahaan perseroan atau persekutuan maka laba bersihnya diganti denganjudul'laba sebelum pajak penghasilan.' Di bawah judul ini ada satu pos pajak penghasilan yang jumlahnya menjadi pengurang laba sebelum pajak penghasilan. Baris terbawah adalah laba bersih (net income) yang sering disebut bottom line net income.
1. BENTUK LAPORAN RUGI-LABA
Dipandang dari segi cara penyajiannya, terdapat dua macam bentuk laporan rugi-laba. Dua macam bentuk tersebut adalah laporan rugi-laba bertahap dan laporan rugi laba satu tahap.
Laporan Rugi-Laba Bertahap (Multiple Step)
Laporan rugi-laba bertahap adalah laporan rugi-laba yang penyajiannya mengikuti tahap-tahap:
Penentuan laba-rugi dari aktivitas usaha.
Penentuan laba-rugi dari aktivitas di luar usaha.
Pertama-tama dilakukan penentuan laba-rugi dari aktivitas usaha dengan tujuan untuk menyajikan keadaan yang sesungguhnya mengenai kemampuan perusahaan dalam mencapai laba dari kegiatan utama. Sesudah tahapan penentuan laba-rugi usaha, baru diikuti dengan penentuan labarugi dari aktivitas di luar usaha.
|
Laporan Rugi-Laba Satu Tahap (Single Step)
Laporan rugi-laba satu tahap adalah laporan rugi-laba yang disajikan dengan satu tahap saja. Pos-pos pendapatan dikumpulkan tanpa memperdulikan sumber pendapatan tersebut dari kegiatan usaha atau pun di luar usaha. Demikian pula biaya-biayanya, tidak perlu dipisahkan antara biaya usaha dan biaya di luar usaha. Dengan demikian, laba-rugi periodik diperoleh langsung dengan menyelisihkan segenap pendapatan dengan segenap biaya.
Laporan rugi-laba satu tahap tahap sangat sederhana dan mudah disusun, namun tidak menunjukkan kemampuan sesungguhnya dalam mencapai laba dari kegiatan usaha. Agar lebih jelas, di bawah ini disajikan laporan rugi-laba Perusahaan Transportasi Wisanggeni dalam bentuk satu tahap yang secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
PERUSAHAAN TRANSPORTASI WISANGGENI LAPORAN RUGI - LABA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2003 |
Pendapatan Jasa angkutan 34.000 Bunga 50 Untung pelepasan surat berharga 25 Rp 34.075 Biaya Sewa garasi 3.000 Sewa kantor 2.000 Gaji 8.000 Bahan bakar 9.000 Pemeliharaan 1.000 Parkir 200 Penyusutan peralatan 1.200 Premi asuransi 450 Bunga 75 Rugi pelepasan alat kantor 15 Rp 24.940 Laba bersih Rp 9.135 |
C. 2. MANFAAT LAPORAN RUGI-LABA
Laporan rugi-laba menyajikan kesuksesan atau kegagalan perusahaan selama satu perioda tertentu, dan inilah daya tarik paling besar dari sebuah laporan keuangan.
Apabila pada suatu perioda perusahaan memperoleh laba, artinya pendapatan-pendapatan yang dicapai melampaui biaya-biaya yang digunakan untuk mencapainya. Bersama dengan laporan rugi-laba perioda perioda sebelumnya, secara simultan akan disusun sebuah kecenderungan untuk mengestimasi rugi-laba yang mungkin di masa yang akan datang.
Berikut ini beberapa manfaat laporan rugi-laba yang dapat diketengahkan:
Laporan rugi-laba merupakan tolok ukur keberhasilan perusahaan.
Dengan menganalisa laporan rugi-laba, para pengguna dapat menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber-sumber ekonomi perusahaan agar berhasil guna dan berdaya guna.
Laporan rugi-laba merupakan titik pangkal penaksiran keberhasilan perusahaan pada perioda berikutnya. Masing-masing pendapatan dan biaya dianalisa secara simultan bersama-sama pendapatan dan biaya pada perioda-perioda yang telah lalu. Dari situ dapat disusun kecenderungan pendapatan dan biaya pada perioda berikutnya.
Laporan rugi-laba merupakan media untuk menilai tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (rentabilitas ekonomi atau return on investment (ROI)).. Semakin besar laba yang diperoleh dari usaha utama perusahaan, maka semakin tinggi rentabilitas tersebut.
D. LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada satu perioda akuntansi tertentu.
Laporan Perubahan Modal Perusahaan Perseorangan
Pemilik perusahaan perseorangan adalah individu tertentu. Pada saat pertama kali perusahaan didirikan dan mulai beroperasi, modal perusahaan merupakan kontribusi dari pemiliknya. Tambahan modal dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu :
Laba bersih yang diperoleh.
Setoran tambahan dari pemilik
Sedangkan penggunaan sumber ekonomi perusahaan untuk membelanjai kepentingan pribadi pemiliknya (prive) merupakan pengurang modal. Berikut ini disajikan contoh laporan perubahan modal Perusahaan RAKHMAT.
|