Pengumpulan Spesimen, Keperawatan/ Specimen collection, Nursing

Pengumpulan Spesimen, Keperawatan
(Sumber/ source: Myers, Ehren.2009.Keterampilan Klinis untuk Perawat.Jakarta: Penerbit Erlangga.)
(Rewritten by Dimas Erda Widyamarta: www.ithinkeducation.blogspot.com)

A.     Sampel Darah (Pungsi Vena)
1.       Periksa apakah pasien alergi terhadap lateks, iodin atau zat adhesif.
2.       Tourniquet sebaiknya tidak dipasang lebih dari 1 menit.
3.       Area penusukan sebelumnya harus dihindari dalam 24-48 jam
4.       Spesimen tidak boleh di atas lokasi IV.

B.     Prosedur
1.       Persipan pasien: Jelaskan prosedur dan ebrikan keyakinan
2.       Peralatan: tourniquet, pembersih kulit, kasa steril 2x2 selang atau syringe untuk evakuasi darah, jarum dan needle dokter, dan plester.
3.       Posisi pasien: duduk atau berbaring dengan lengan diekstensikan dan disanggah
4.       Tourniquet: 8-10 cm di atas lokasi pungsi vena yang dituju
5.       Bersihkan lokasi: dengan cepat lepaskan tourniquet. Dengan swab alkohol, bersihkan lokasi dari tengah ke luar dengan gerakan melingar dan biarkan mengering selama 30-60 detik. Gunakan iodin untuk pemeriksaan kadar alkohol darah dan spesimen kultur darah.
6.       Lakukan pungsi vena: pasang kembali tourniquet. Jika diperlukan, bersihkan bagian ujung dari jari yang menggunakan sarung tangan untuk melakukan palpasi vena lagi. Masukkan jarum dengan kemiringan 15-30 derajat dengan menggunakan tangna yang dominan. Dengan tangan yang tidak dominan, dorong tabung pengumpul seluruhnya ke dalam needle holder atau tarik jarum suntik dengan tekanan yang konsisten dan perlahan.
7.       Lepaskan tourniquet: jika prosedur akan berlangsung lebihdari 1 menit, lepas tourniquet setelah darah mulai mengalir.
8.       Cabut jarum: lepas tourniquet jika masih terpasang. Letakkan kassa steril di atas lokasi penusukan, cabut jarum dan tekan.
9.       Buang peralatan: sesuai kebijakan fasilitas layanan kesehatan, terapkan pencegahan standar.
10.   Persiapan spesimen: jika menggunakan syringe, pindahkan spesimen ke dalam tabung yang sesuai. Campur bahan aditif dengan gerakan memutar perlahan. Tandai tabung spesimen dengan nama, nomor ID, tanggal, waktu, dan inisial Anda.
11.   Catatan: catat pengumpulan spesimen dalam rekam medis.
Ketentuan Laboratorium
a.       Kultur darah: Hijau, oranye atau kuning
b.      Tabung pembuangan: tutup merah tanpa bahan aditif. Digunakan ketika mengambil koagulasi dengan menggunakan jarum butterfly (atau mengeluarkan udara di dalam selang atau ketika menarik dari IV)
c.       Natrium sitrat: biru muda. Jika menggunakan jarum butterfly buang ke tabung pembuangan terlebih dahulu.
d.      Tabung serum: merah, merah bata atau emas (dengan atau tanpa pemisah gel atau pengaktif bekuan)
e.      Tabung heparin: hijau, hijau muda, atau hijau tua (dengan atau tanpa gel)
f.        EDTA: lavender, merah muda, putih, biru, hitam atau cokelat muda.
g.       Inhibitor glikolitik: abu-abu (natrium fluorida/ kalium oksalat)
h.      Tabung ACD: Kuning (larutan A, kemudian B).
(Order of Draw concept seizin dari CLSI disetujui standar H3-A6. Prosedur pengumpulan diagnostik spesimen darah dengan pungsi vena, copyright 2007. (www.cisi.org)

C.     Pungsi Arteri untuk Pengumpulan Gas Darah
1.       Lokasi yang disukai: arteri radialis. Pastikan pasien memiliki sirkulasi kolateral yang cukup. JANGAN PERNAH lakukan di ekstermitas dengan sirukulasi yang tidak cukup!
2.       Tes Allen: beri tekanan yang cukup pada arteri radialis dan ulnaris sampai menyumbat aliran darah. Instruksikan pasien mengencangkan dan mengendorkan genggaman; tangan akan memucat. Lepaskan tekanan pada arteri ulnaris; memerah/ kembalinya warna dalam 5 detik menunjukka sirukulasi kolateral yang cukup.
3.       Bersihkan lokasi: Gunakan alkohol (selalu ikuti panduan yang berlaku di fasilitas layanan kesehatan).
4.       Kumpulkan sampel: hiperekstensikan pergelangan tangan pasien menggunakan handuk yang digulung. Palpasi arteri radialis, masukkan jarum ke arteri (sudut 45-90 derajat, menghadap ke atas); syringe terisi secara spontan (diharapkan 3—5 mL); cabut jarum dan tahan tekanan 5 menit (15-20 menit jika pasien mendapat antikoagulan)
5.       Persiapkan spesimen: buang jarum sesuai pencegahan standar, tutup syringe (alat berujung tumpul dan keluarkan gelembung udara. Secara perlahan putar syringe untuk mencampur spesimen dengan heparin, tempatkan pada es dan kirim segera ke lab. Lembaran laboratorium harus mencakup pemberian oksigen (udara kaar jika tidak menggunakan oksigen) dan pengatur ventilator jika terpasang.

D.      Sampel Urin

1.       Acak
a.       Indikasi untuk pemeriksaan skrining rutin, dapat diambil setiap waktu.
b.      Instruksikan pasien untuk berkemih ke dalam penampungan spesimen

2.       Clean-catch (midstream, pancaran tengah)
a.       Diindikasikan untuk pemeriksaan mikrobiologi dan sitologi.
b.      Cuci tagan. Pria” bersihkan meatus, tarik kulit keluar; wanita: bersihkan labia dann meatus dari depan ke belakang.
c.       Kelaurkan sedikit urin ke toilet. Pria: tetap tarik kulit keluar; wanita: tahan labia berjauhan; lalu berkemihlah ke dalam penampungan spesimen tanpa meutus aliran kencing. Tutup dengan erat.

3.       Acak atau Clean catch dengan kateter
a.       pastikan selalu kosong; klem bagian distal dari port pengumpul selama 15 menit.
b.      Bersihkan port pengumpul dengan swab antiseptik dan biarkan mengering di udara
c.       Gunakan jarum dan syringe untuk menarik spesimen yang diper,ukan
d.      Ingat untuk melepaskan klem pada selang
Untuk Pertamama Pagi Hari
a.       Emberikan spesimen yang sangat terkonsentrasi untuk skrinin zat yang sulit terdeteksi pada sampel yang lebih encer.
b.      Instruksikan pasien untuk berkemih ke dalam penampungan spesimen segera setelah bangun.
Urin Kedua
a.       Instruksikan pasien untuk berkemih, minum segelas air, tunggu selama 30 menit, lalu berkemih ke dala penampungan spesimen
Urin 24 Jam
a.       Digunakan untuk menghitung zat di dalam urin dan untuk mengukur zat yang kadar eksresinya bervariasi setiap saat.
b.      Idealnya, pengumpulan harus dimulai antara jam 6-8 pagi
c.       Simpan penampung spesimen di dalam lemari es atau di dalam es selama periode pengumpulan
d.      Waktu mulai diawali dengan pengumpulan dan pembuangan urin pertama. Instruksikan pasien untuk membuang urin pertama di hari itu dan catat tanggal serta waktu pada penampung.
e.      Tambahkan setiap urin berikutnya ke dalam penampung. Instruksikan untuk berkemih pada saat yang sama setelah pagi hari dan tambahkan ke dalam penampung.
f.        Ini adalah akhir dari periode pengumpulan urin 24 jam.
g.       Catat tanggal dan waktu dan kirim spesimen ke laboratorium
Urin 24 jam: pasien dengan kateter
a.       Ikuti panduan yang sama seperti pengumpulan urin regular namun dimulai setelah kantung dan selang diganti. Ini adalah waktu mulai dan harus dicatat pada penampung.
b.      Penampung bisa diletakkan di dalam es atau spesimen dikosongkan setiap 2 jam ke dalam penampung, yang dimasukkan ke lemari es atau diletakkan di dalam es.
c.       Setelah 24 jam, urin yang tersisa dikosongkan ke dalam penampungan
d.      Ini adalah akhir dari periode pengumpulan 24 jam
e.      Catat tanggal dan waktu dan kirim ke laboratorium

4.       Kultur Sputum atau Tenggorok
Panduan umum
a.       Terapkan pencegahan standar saat mengambil atau memegang spesimen
b.      Kultur harus dilakukan sebelum memberi terapi antimikroba.
c.       Catat semua spesimen dalam rekam medik
Spesimen yang dikeluarkan melalui batuk (dibatukkan)
a.       Instruksikan pasien untuk menggosok gigi atau kumur-kumur sebelum pengumpulan spesimen untuk menghindari kontaminasi dengan flora oral normal.
b.      Bantu pasien ke posisi tegak dan sediakan meja di atas tempat tidur
c.       Instruksikan pasien untuk mengambil napas dalam, 2-3 kali kemudian batuk dalam
d.      Sputum harus dibatukkan langsung ke dalam penampung steril.
e.      Tandai penampung spesimen dan segera kirim ke laboratorium.
Kultur tenggorok
a.       Dikontraindkasikan pada pasien dengan epiglotis akut
b.      Instruksikan pasien untuk menengadah kepala dan membuka mulut
c.       Gunakan penekan lidah untuk mencegah kontak dengan lidah pada uvula.
d.      Gunakan culturette steril, swab batang tosil dan orofaring
e.      Tempatkan swab culturette ke dalam tabung culturette dan peras di bagian dasar untuk melepaskan medium transpor cair.
f.        Pastikan swab terendam dalam medium transpor cair.
g.       Tandai penampung spesimen- kirim ke laboratorium pada suhu kamar

5.       Sampel Feses
Panduan umum
a.       Terapkan pencegahan standar saat mengambil atau menangani spesimen
b.      Sampel yang paling segar akan memberkan hasil yang optimal
c.       Spesimen tidak bole kontak dengan urin atau air toilet
d.      Pengawet bersifat racun; hindari kontak dengan kulit.
Darah Samar (Hemoccult, Guaiac)
a.       Buka kartu pengumpul
b.      Ambil sedikit feses dengan stik pengumpul dari kayu dan oleskan ke area yang dilabel kotak A.
c.       Gunakan ujung lain dari stik pengumpul untuk mengambil sampel kedua dari area feses yang berbeda dan oleskan ke area yang dilabel kotak B
d.      Tutup kartu, balikkan, dan oleskan satu tetes larutan kontrol ke setiap kotak sesuai petunjuk
e.      Perubahan warna berarti positif, menunjukkan darah di dalam feses.
f.        Catatan: jika pasien akan mengumpulkan spesimen di rumah, instruksikan pasien untuk mengumpulkan jumlah spesimen yang jelas, simpan dalam suhu kamar, dan menyerahkan dalam waktu yang ditentukan.
g.       Catat hasil pada rekam medik pasien dan beritahu dokter jika terdapat indikasi.
Kista dan Spora-Telur dan Parasit
a.       Buka wadah penampung
b.      Dengan menggunakan sendok yang menempel pada tutup, letakkan bagian feses yang berdarah  atau keruh (berlendir) ke dalam setiap penampung
c.       Jangan mengisi penampung terlalu banyak
                                                         i.            Letakkan spesimen apda penampung yang bersih (vial bersih) sampai garis batas dan tutup dengan erat
                                                       ii.            Letakkan spesimen yang cukup di dalam penampung dengan pengawet cair (fiksatif) sampai cairan mencapai garis batas; tutup dengan erat
d.      Kocok penampung dengan pengawet sampai spesimen tercampur.
e.      Tulis informasi tentang pasien dan berikan tanggal serta waktu pengumpulan pada setiap penampung, simpan pada suhu kamar, dan kirim spesimen ke laboratorium segera setelah pengumpulan.
f.        Catatan: jika pasien akan mengumpulkan spesimen di rumah, instruksikan pasien untuk mengumpulkan spesimen dalam jumlah yang jelas, menyimpan pada suhu kamar, dan menyerahkannya dalam waktu yang telah ditentukan.

g.       Catat pengumpula spesimen dalam rekam medik.