Seksualitas dalam Kerangka Pikir Gender (Dixon-Mueller’s Framework)/ Sexuality in the Gender Framework (Dixon-Mueller's Framework)

Seksualitas dalam Rangka Pikir Gender (Dixon-Mueller’s Framework)
(Source/ Sumber:  Noname.2004.Kesehatan Reproduksi.Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.)
(Rewritten by Dimas Erda Widyamarta: www.ithinkeducation.blogspot.com)
Seksualitas bisa dipahami secara berbeda pada setiap orang. Mueller (1996) mengembangkan sebuah ekrangka pikir sederhana terdiri dari empat dimensi seksualitas dan perilaku seksual yang berbasis keadilan gender.
Perilaku seksual meliputi segala tindakan yang dapat diamati secara empiris. Perilaku ini bisa berupa tindakan seksual seseoragn terhadap orang lain atau dirinya sendiri, mengungkapkan diri secara seksual, cara berbicara dan cara bertindak.
Sebaliknya, seksualitas adalah konsep terpadu yang meliputi kemampuan fisik seseorang dalam menerima rangsangan dan kenikmatan seksual serta pembentukan identitas seksual dan gender yang melekat pada perilaku seksual yang dipahami oleh individu maupun masyarakat. Jadi, seksualitas tidak hanya meliputi kosep biologis saja, tetapi juga hubungan sosial. Misalnya, pada saat puberitas, seorang remaja tidak hanya terjadi perubahan fisik saja tetapi juga ada ketertarikan secara emosi dengan teman di sekitarnya.

Dua dimensi pertama dalam kerangka pikir ini adalah perilaku yang dipandang secara obyektif (pasangan dan tindakan seksual); dua dimensi lainnya terkait dengan fisiologis atau budaya yang bersifat subyektif. Setiap dimensi seksualitas saling terkait dan dipengaruhi oleh pengalaman peran gender; jadi, perbedaan dan persamaan gender dalam perilaku, arti dan dorongan seksual harus dianalisis dan program kesehatan reproduksi harus sesuai dengan permasalahan yang muncul pada setiap dimensi seksualitas.