JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA
(JARLOKAT)
2.1. Jaringan Lokal Akses Tembaga
Jaringan lokal akses tembaga (JARLOKAT) merupakan jaringan akses
dari sentral ke pelanggan dengan menggunakan tembaga sebagai media aksesnya.
Konfigurasi dasar jarlokat ditunjukkan seperti pada Gambar 2.1, dimulai dari RPU
(Rangka Pembagi Utama) sampai dengan KTB (Kotak Terminal Batas) pada
pesawat pelanggan.
Keterangan :
STO : Sentral Telepon Otomat
RPU : Rangka Pembagi Utama
KP : Kotak Pembagi
KTB : Kotak Terminal Batas
Pswt : Pesawat telepon
2.2. Struktur jaringan
Berdasarkan cara pencatuan saluran dari sentral ke pesawat pelanggan,
jaringan kabel lokal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu jaringan catu
langsung, jaringan catu tak langsung, dan jaringan catu kombinasi.
2.2.1. Jaringan catu langsung
Pada jaringan catu langsung ini, pesawat pelanggan dicatu dari KP terdekat yang langsung dihubungkan dengan RPU tanpa melalui RK seperti pada Gambar 2.2.
Jadi, pada jaringan ini, semua pasangan urat kabel dari KP tersambung secara tetap (permanen) ke RPU. Jaringan model ini, biasanya dipakai untuk wilayah :
- Kota kecil yang masih menggunakan sentral manual dengan jumlah pelanggan telepon sedikit .
- Pada kota besar, sistem ini untuk mencatu daerah sekitar sentral telepon ( radiu sampai dengan 500 meter).
- Pada kota besar, sistem ini untuk mencatu daerah sekitar sentral telepon (radiu sampai dengan 500 meter).
- Untuk daerah terkonsentrasi yang mempunyai kebutuhan telepon cukup tinggi dan komplek yang tidak memungkinkan dipasang RK.
2.2.2. Jaringan catu tak langsung
Jaringan catu tak langsung adalah jaringan kabel lokal dimana pesawat
pelanggan dicatu dari KP terdekat yang dihubungkan terlebih dahulu ke RK, baru kemudian dihubungkan ke RPU.Dalam hal ini, RK berfungsi sebagai titik sambung antara kabel primer dan kabel sekunder. Pemakaian jaringan catu tak langsung seperti terdapat pada Gambar di bawah ini.
Keterangan :
STO : Sentral Telepon Otomat
RPU : Rangka Pembagi Utama
RK : Rumah Kabel
KP : Kotak Pembagi
Pswt : Pesawat Telepon
Pemakaian jaringan catu tak langsung ini juga dipakai pada kota – kota sedang dan besar yang digunakan untuk mencatu daerah yang pelanggannya tersebar dan jauh .
2.2.3. Jaringan Catu Kombinasi
Jaringan catu kombinasi adalah jaringan lokal di mana pesawat pelanggan dicatu melalui dua cara, yakni sebagian dengan catu langsung, dan sebagian lagi dengan catu tak langsung. Pemakaian jaringan catu kombinasi digunakan hampir pada semua kota sedang dan besar, karena letak sentral telepon biasanya di pusat kota atau pusat kepadatan penduduk, sedang lokasi pelanggan menyebar mulai dari yang dekat
dengan sentral telepon, dan banyak juga yang berada jauh dari letak sentral tersebut. Pemakaian jaringan catu kombinasi seperti pada Gambar 2.4 dibawah ini.
Keterangan :
STO : Sentral Telepon Otomat
RPU : Rangka Pembagi Utama
KP : Kotak Pembagi
RK : Rumah Kabel
Pswt : Pesawat
2.3. RPU (Rangka Pembagi Utama)
Merupakan suatu ruangan yang letaknya dibawah sentral telepon (untuk
gedung STO bertingkat ) atau pada ruangan di depan / disamping ruang sentral
telepon (untuk gedung STO tidak bertingkat). Pada kantor telepon kecil (manual)
biasanya berupa papan lemari perkawatan, dan pada kantor telepon sedang / besar
sudah berupa kerangka besi vertikal dan horisontal (terminal blok vertikal dan
terminal blok horisontal).
2.3.1. Terminal Blok Vertikal
Dipasang pada RPU di sisi pelanggan, tempat diterminasikan kabel primer. Terminal blok vertikal mempunyai berbagai kapasitas :
- Terminal blok dengan kapasitas 25 pasang urat kabel.
- Terminal blok dengan kapasitas 50 pasang urat kabel.
- Terminal blok dengan kapasitas 100 pasang urat kabel.Dengan menggunakan jumper wire,terminal blok vertical dihubungkan dengan terminal blok horizontal.
2.3.2. Terminal Blok Horizontal
Terminal blok horisontal ini dipasang pada RPU disisi sentral dan mempunyai kapasitas 100 pasang urat kabel dengan jenis tekan sisip. Jenis yang digunakan adalah type K – 71.Terminal blok vertikal yang digunakan pada STO Simpanglima adalah terminal blok dengan kapasitas 100 pasang urat kabel, demikian juga dengan terminal blok horizontal sebanyak 100 pasang urat kabel.RPU berfungsi sebagai tempat penyambungan antara kabel primer dengan kabel dari sentral, dan sebagai tempat pengetesan dalam melokalisir gangguan.
Di dalam ruangan RPU terdapat peralatan yang dinamakan meja ukur yang digunakan untuk mengukur kondisi pesawat telepon pelanggan termasuk dan pesawat teleponnya, karena letaknya demikian, maka fungsi meja ukur adalah :
1. Mengukur kondisi saluran baik ke arah luar meupun ke arah dalam, sebagai contoh :
- Mengukur saluran a terhadap kemungkinan adanya tegangan asing.
- Mengukur isolasi saluran a terhadap saluran b dan sebagainya.
2. Mengukur dan mengetes kondisi pesawat telepon pelanggan, sebagai contoh diantaranya untuk mengetahui mutu mikrophone dan telepon set tersebut.
2.4. RK (Rumah Kabel)
RK merupakan salah satu bagian yang penting dalam suatu jaringan kabel
telepon antara sentral dengan pesawat pelanggan yang biasanya dipasang di tepi
jalan, trotoar, dan pada tempat yang tidak mengganggu lalu lintas dan aman. RK
terbuat dari beton ( type lama , sekarang tidak dipakai lagi ), dan ada juga yang
terbuat dari besi/fiber glass. RK mempunyai fungsi sebagai tempat penyambungan antara kabel primer dengan kabel sekunder, tempat melaksanakan pengetesan untuk melokalisir gangguan, dan tempat melaksanakan penjumperan antara terminal blok disisi primer dengan terminal blok disisi sekunder.
Kapasitas RK paling kecil 800 pasang, dengan arti jumlah pasangan primer dengan pasangan sekunder yang dapat diterminasikan adalah 800 pasang, sedangkan kapasitas RK paling besar 2400 pasang (dimensi RK dengan kapasita 2400 pasang sama dengan kapasitas 1600 pasang). Pada umumnya, perbandingan antara kapasitas kabel primer dan kabel sekunder adalah 2 : 3
2.5. KP/DP. (Kotak Pembagi/Distribution Point)
KP merupakan unit terminal kabel tempat penyambungan antara kabel
sekunder dengan kabel distribusi (penanggal) yang mempunyai fungsi sebagai
tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel distribusi, dan sebagai
tempat pengetesan untuk melokalisir gangguan. Gambar 2.5 merupakan gambar jaringan kabel sekunder dan saluran distribusi.
Keterangan :
RK : Rumah Kabel
KP : Kotak Pembagi
Pswt : Pesawat telepon
KP ada berbagai macam jenis, antara lain : Kotak Pembagi Tiang (KPT),
Kotak Pembagi Dinding (KPD), Tabung Pembagi / Terminal Post (TP).
2.5.1. Kotak Pembagi Tiang (KPT)
Mempunyai kapasitas 10 pasang yang kecil dan 20 pasang yang besar.
Digunakan untuk mencatu pelanggan yang terpencar dengan menggunakan
saluran penanggal.
2.5.2. Kotak Pembagi Dinding (KPD)
Dipasang pada dinding sebelah luar, biasanya digunakan untuk mencatu pertokoan/rumah yang letaknya berdampingan secara teratur. Dapat juga dipasang pada dinding sebelah dalam / biasanya digunakan untuk mencatu tiap tingkat pada gedung bertingkat/komplek industri, kampus, perkantoran. DP jenis ini mempunyai kapasitas lebih besar dibanding DP atas tiang dan biasanya kapasitas paling kecil 60 pasang dan paling besar 400 pasang.
2.5.3. Tabung Pembagi / Terminal Post (TP)
Adalah kotak pembagi yang dipasang di atas permukaan tanah/pelataran. Digunakan untuk mencatu pelanggan pada daerah permukaan yang sudah mapan seperti perumahan pada real estate. Pada STO Simpanglima menggunakan kotak pembagi tiang dengan kapasitas 10 – 20 saluran. Umumnya, dari 10 saluran, diambil 1 sebagai saluran cadangan dan dari 20 saluran diambil 2 sebagai saluran cadangan. Saluran cadangan ini berfungsi sebagai pengganti apabila dalam 1 KP tersebut ada saluran yang mengalami kerusakan atau sedang dalam perbaikan. Untuk lebih lengkapnya jumlah KP beserta kapasitasnya dapat dilihat pada lampiran.
2.6. KTB (Kotak Terminal Batas)
KTB merupakan tempat penyambungan antara kabel penanggal / distribusi
dengan kabel instalasi dalam rumah (indoor cable) yang mempunyai fungsi
sebagai pembatas antara IKR pada rumah pelanggan dengan saluran penanggal
pada jaringan kabel., tempat terminasi awal IKR pada rumah pelanggan, tempat terminasi akhir saluran penanggal dari jaringan kabel telepon local, tempat penyambungan antara IKR pada rumah pelanggan dengan saluran penanggal dari jaringan local, dan tempat pemeriksaan ada tidaknya dial tone (nada pilih). KTB biasanya dipasang pada dinding rumah pelanggan dengan ketinggian kurang lebih 170 cm dari atas tanah.
KTB mempunyai dua bagian, yaitu Sisi Telkom dan Sisi Pelanggan.
1. Sisi Telkom.Batasan sepenuhnya tanggung jawab TELKOM terhadap kondisi instalasi kabel. Pada sisi TELKOM terdapat terminal urat kabel yang berfungsi untuk menterminasikan kabel saluran penanggal, IKR, kabel yang terhubung ke utas konektor pada sisi pelanggan, dan kabel yang terhubung ke soket pada sisi pelanggan. Sisi Telkom dilengkapi dengan pintu yang hanya dapat dibuka dengan alat khusus /dirancang dengan menggunakan segel.
2. Sisi Pelanggan adalah batasan pelanggan diijinkan memelihara, memeriksa, dan memperbaiki IKR. Dalam kondisi normal (operasi), maka penyambungan saluran palanggal dengan IKR dilakukan dengan memasukkan utas konektor ke dalam outlet pasangannya di sisi pelanggan.
2.7. IKR (Instalasi Kabel Rumah)
IKR merupakan instalasi kabel yang digunakan dalam rumah yang meliputi kabel indoor, soket, dan pesawat telepon.
a. Kabel Indoor Kabel berisolasi dan berselubung PVC dengan warna abu-abu /hitam yang berfungsi untuk menghubungkan antara KTB dengan roset pesawat telepon.
b. Soket,merupakan terminal penyambungan antara instalasi kabel dalam rumah
(indoor cable) dengan perangkat terminal (misal pesawat telepon) sehingga
memudahkan menyambung dan memutuskan hubungnan antara terminal ke
instalasi kabel rumah.
c. Pesawat telepon,merupakan media untuk berkomunikasi sebagai akhir dari jaringan kabel akses tembaga.
2.8. Jenis-jenis kabel pada Jarlokat
2.8.1. Kabel Primer
Kabel primer adalah kabel yang fungsinya menghubungkan RPU suatu sentral telepon ke RK dan DP / KP pada daerah catuan langsung seperti terdapat pada Gambar 2.8
Keterangan :
STO : Sentral Telepon Otomat
RPU : Rangka Pembagi Utama
RK : Rumah Kabel
KP : Kotak Pembagi
Kabel primer mempunyai kapasitas maksimal 2400 pasang dengan diameter 0,4 mm dan 0,6 mm. Untuk STO kapasitas besar kabel primer ditanam langsung atau dipasang melalui pelanggan yang dicor beton (sistem duct).
2.8.2. Kabel Sekunder
Kabel sekunder adalah kabel yang menghubungkan RK dengan DP/KP. Kabel sekunder mempunyai kapasitas maksimal 200 pasang dengan diameter urat kabel bervariasi antara 0,4 s/d 0,8 mm seperti yang terdapat Gambar 2.9.
Kabel sekunder dipasang dengan cara ditanam langsung atau atas tanah
(kabel udara).
2.8.3. Kabel Distribusi (Penanggal)
Kabel distribusi adalah kabel distribusi pelanggan (penanggal) yang
fungsinya menghubungkan DP/KP ke tambatan akhir pada rumah pelanggan. Kabel yang digunakan adalah kabel penanggal. Kabel penanggal ada dua jenis, yaitu kabel dengan pengua dan tanpa penguat.
2.8.4. KTTL (Kabel Tanah Tanam Langsung)
Kabel tanah tanam langsung adalah kabel tembaga dengan kapasitas 200 pair dengan penghantar tembaga berdiameter 0,6 mm, berisolasi polyethene atau polyethene busa kulit, berisi petrojely, memakai elektris pita aluminium, berperisai pita baja, dan berselubung polyethene. Gambar 2.10 merupakan gambar kabel tanah tanam langsung.
2.8.5. Kabel Duct
Kabel duct adalah kabel tembaga yang dimasukkan dalam pipa. Kabel
tembaga mempunyai kapasitas 200 pair-1600 pair dengan penghantar tembaga
berdiameter 0,6 mm berisolasi polyethene busa kulit, berisi petrojely, memakai pelindung elektris pita aluminium dan berselubung polyethene. Gambar 2.11 adalah gambar kabel duct.
2.8.6.Kabel Udara
Kabel udara adalah kabel yang konstruksinya dibuat khusus untuk dipasang di atas tanah. Gambar 2.11 merupakan gambar kabel udara.
2.8.7. Indoor Cable
Kabel telepon dalam rumah (indoor cable) berisolasi dan berselubung PVC mempunyai kapasitas 2 s/d 100 pair penghantar dari tembaga lunak dengan diameter 0,6 mm. Gambar 2.12 merupakan gambar indoor cable.
Pada berbagai jenis kabel diatas, tiap-tiap kabel mempunyai beberapa
lapisan. Fungsi masing-masing lapisan tersebut adalah :
a) Urat kabel dengan isolasi PE/PVC Berfungsi sebagai penghantar yang menyambungkan terminal dengansentral.
b) Isolasi Polyethyline (PE) atau Poly Vinyl Chloride (PVC) berwarna.Berfungsi sebagai pembungkus dan isolator antar penghantar. Kode warna dalam perhitungan urat kabel.
c) Pita pelilit atau pengikat kode warna Berfungsi untuk mempermudahkan perhitungan urat kabel dan mengikat kabel agar sama.
d) Pembungkus inti kabel Berfungsi untuk membalut inti kabel supaya bulat, padat, sebagai bantalan antara urat kabel dengan lapisan alminium, dan sebagai pencegah lelehnya isolasi penghantar pada saat pembuatan kulit kabel.
e) Aluminium Foil Berfungsi sebagai pelindung elektris terhadap induksi tegangan asing dari luar.
f) Kulit Dalam (Pehitam) Berfungsi sebagai pelindung kemungkinan masuknya air dan sebagai bantalan antara lapisan armouring dengan lapisan alminium.
g) Armouring baja berfungsi sebagai pelindung mekanis terhadap benturan benda tajam / keras dan sebagai pelindung elektris terhadap indikasi tegangan asing.
h) Kulit luar kabel (PE hitam) Berfungs sebagai pelindung kemungkinan masuknya air dan sebagai bantalan pada waktu penarikan.
i) Kawat Telanjang Tembaga (Cu) Berfungsi sebagai penghubung ke tanah atau ground.
2.9. Konfigurasi Jarlokat
Infrastruktur jarlokat secara garis besar terbagi atas dua model jaringan. Pertama model jaringan primer-sekunder dan model jaringan catu langsung atau disebut dengan istilah DCL (Daerah Catuan Langsung).
Gambar 3.1 Model Infrastruktur Jarlokat Primer-Sekunder
Gambar 3.2 Model Infrastruktur DCL
a. MDF (Main Distribution Frame)
Berupa susunan rak/frame yang digunakan sebagai titik awal interkoneksi jaringan kabel antara sentral dengan jaringan kabel di luar (outside plant). Susunan rak MDF terdiri atas sisi horizontal dan vertikal. Sisi horizontal sebagai interkoneksi kabel dari sentral, sementara sisi vertikal sebagai interkoneksi menuju ke jaringan luar. Tujuan pemisahan interkoneksi ini adalah untuk kemudahan bila terjadi suatu gangguan atau kerusakan, disamping beberapa keperluan lain misalnya untuk kemudahan proses change over (pemindahan sentral layanan).
b. Cable vault/chamber
Berupa suatu ruangan di bawah MDF yang digunakan sebagai tempat meletakkan kabelkabel besar yang akan menuju ke luar. Kabel besar tersebut diatur pada rak-rak kabel agar urutan teratur dan proses pemeliharaannya menjadi tidak sulit.
c. Duct/conduit
Merupakan rute pipa yang ditanam dalam tanah sebagai tempat jalur kabel. Pipa duct juga melindungi kabel dari gangguan lingkungan dalam tanah.
d. Manhole
Manhole mempunyai bentuk semacam bak di dalam tanah sebagai tempat untuk proses penyambungan jaringan kabel dan sebagai titik pengukuran jaringan kabel bila terjadi gangguan atau kerusakan.
e. Handhole
Pada prinsipnya fungsi handhole sama dengan manhole. Hal yang membedakan adalah ukuran dari handhole lebih kecil jika dibandingkan dengan manhole. Proses penyambungan, pemeliharaan atau pengukuran jaringan pada handhole dilakukan di luar.
f. CCP (Cross Connection Point) atau RK (Rumah Kabel)
Merupakan kabinet interkoneksi jaringan kabel primer dengan jaringan kabel sekunder.
g. DP (Distribution Point)
Merupakan kotak interkoneksi antara jaringan kabel sekunder dengan kabel drop yang menuju ke rumah-rumah atau gedung. DP dapat terletak di tiang, di dinding suatu bangunan atau gedung.
h. Demarcation point atau KTB (Kotak Terminal Batas)
Merupakan titik terminasi yang digunakan untuk interkoneksi kabel drop dengan system perkabelan di dalam rumah atau dalam gedung.
2.10. Konfigurasi Jaringan Hybrid Jarlokat
Beberapa teknologi akses mengadopsi model infrastruktur hybrid (kombinasi) khususnya dengan jaringan fiber optik. Teknologi hybrid antara jarlokat dengan jarlokaf antara lain:
a. HFC (Hybrid Fiber Coaxial)
Teknologi berbasis TV-cable dengan menggunakan infrastruktur jaringan FO mulai sisi Headend sampai perangkat Fiber Node atau Distribution dan dikombinasikan dengan jaringan kabel koaksial sebagai jaringan distribusi ke pelanggan.
b. DLC (Digital Loop Carrier)
Teknologi OAN (Optical Access Network) yang dikombinasikan dengan jaringan kabel tembaga dari sisi remote untuk distribusi ke jaringan pelanggan.
c. MSOAN (Multi Service Optical Access Network)
Dapat dikatakan sebagai Next Generation DLC.
d. Remote DSLAM
Aplikasi teknologi xDSL dimana perangkat DSLAM berada pada cabinet outdoor atau cabinet indoor gedung. Perangkat remote DSLAM ada yang termasuk dalam kategori perangkat MSOAN.
2.10.1. Karakteristik dan Performansi Elektrikal Jarlokat
Salah satu faktor penting yang menjadi perhatian untuk memperoleh kualitas pengiriman dan penerimaan sinyal transmisi yang baik pada jaringan telekomunikasi adalah dengan menjaga nilai karakteristik elektris jaringan kabel sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Nilai ini akan mencerminkan baik atau buruknya kondisi dari jaringan kabel tersebut. Apa saja parameter dari karakteristik elektris yang dibutuhkan tergantung dari sistem transmisi apa yang digunakan, analog atau digital dan berapa kecepatan bit yang diperlukan, serta dengan melihat teknologi apa yang akan dilalukan pada jaringan kabel tersebut.
2.10.2. Parameter Elektris
Parameter elektris Jarlokat meliputi :
a. Kontinuitas
b. Tahanan Isolasi
c. Redaman Saluran
d. Tahanan Loop
e. Impedansi
f. Crosstalk (FEXT dan NEXT)
g. Tahanan Screen
h. Grounding
i. S/N
2.10.2.1. Kontinuitas
Pengukuran kelurusan urat-urat kabel (urat a dan b) pada suatu pair kabel. Memastikan bahwa secara elektris urat-urat kabel dari ujung ke ujung lainnya tersambung baik, tidak terputus baik untuk kabel yang belum diinstalasi, dalam tahapan instalasi maupun sesudah instalasi. Pengukuran kontinuitas dilakukan dapat dilakukan dengan perangkat pair checker atau multimeter dengan metode open dan short antar urat a dan b.
Ada dua metode pengukuran, yaitu:
a. Menggunakan Multimeter (AVO Meter)
Gambar 3.3 Pengukuran Menggunakan Multimeter
Apabila kita menggunakan Multimeter, maka kontinuitas kabel ditunjukkan dengan nilai tahanan tertentu atau dengan bunyi tone.
b. Menggunakan Pair Checker
Gambar 3.4 Model Pengukuran Kontinuitas dengan Pair Checker.
Kontinuitas saluran dicek dengan mengirim nada berfrekuensi 550 ± 100 Hz yang dibangkitkan dan dipancarkan oleh alat ukur dan dipasangkan pada ujung kabel yang satu. Nada tersebut dapat didengar dengan headphone melalui alat penerima pada ujung kabel lainnya.
2.10.2.2. Tahanan Isolasi
Pengukuran nilai tahanan isolator kabel (pembungkus konduktor kabel) terhadap kebocoran listrik yang terjadi antara urat yang diukur dengan urat lainnya maupun antara urat yang diukur dengan pentanahan (grounding). Transmisi sinyal informasi yang melalui konduktor kabel secara umum tidak terpengaruh terhadap nilai tahanan isolasi.
Gambar 3.5 Skema Kabel Terpotong
Gambar 3.6 Tahanan Isolasi antar Urat Kabel
Pengukuran tahanan isolasi dilakukan secara end-to-end jaringan. satuan/unit tahanan isolasi adalah Ohm (Ω).
Gambar 3.7 Model Pengukuran Tahanan Isolasi dengan Insulation Tester.
2.10.3. Redaman Saluran
Impedansi karakteristik merupakan suatu nilai redaman yang pasti ada pada semua media transmisi, termasuk kabel tembaga. Sementara pada frekuensi kerja sistem, kabel tembaga menghasilkan redaman saluran yang besarnya berbeda-beda tergantung frekuensi kerjanya. Redaman pada kabel tembaga disebabkan karena konduktivitas konduktor yang tidak sempurna dan juga disebabkan oleh resistansi dielektrik yang berhingga (idealnya tak terhingga). Redaman ini merupakan kerugian daya yang terjadi dalam saluran. Definisi redaman ialah nilai logaritma dari daya sumber dibagi dengan daya yang di dapat dari pengukuran. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kerugian daya yang terjadi dalam saluran.
Gambar 3.8 Prinsip Pengukuran Daya Redaman Kabel
Gambar 3.9 Konfigurasi Pengukuran
Pengukuran kemampuan konduktor kabel jika dilalui sinyal informasi pada frekuensi sinyal tertentu. Dalam kalimat lain mengukur redaman saluran adalah mengukur besarnya redaman/loss sepanjang kabel. Berbeda pada pengukuran kontinuitas atau tahanan isolasi dimana kabel tidak dilewati sinyal informasi, maka pada pengukuran redaman saluran, kabel akan dilewatkan suatu sinyal informasi. Pengukuran redaman kabel dapat menggunakan perangkat oscilator (generator sinyal) dengan level meter atau menggunakan alat ukur xDSL. Satuan/unit redaman saluran adalah Decibell (dB).
Redaman saluran = 10 log (Po / Pi).....................(Persamaan 3.1)
Pengukuran kemampuan konduktor kabel jika dilalui sinyal informasi pada frekuensi sinyal tertentu. Dalam kalimat lain mengukur redaman saluran adalah mengukur besarnya redaman/loss sepanjang kabel. Berbeda pada pengukuran kontinuitas atau tahanan isolasi dimana kabel tidak dilewati sinyal informasi, maka pada pengukuran redaman saluran, kabel akan dilewatkan suatu sinyal informasi. Pengukuran redaman kabel dapat menggunakan perangkat oscilator (generator sinyal) dengan level meter atau menggunakan alat ukur xDSL. Satuan/unit redaman saluran adalah Decibel (dB).
Gambar 3.10 Prinsip Pengukuran Daya dengan Menggunakan Oscilator dan level Meter
Contoh: Apabila dikirimkan sinyal sebesar 100 mW, kemudian setelah melalui saluran tersebut ternyata hanya diterima sebesar 10 mW. Maka pada saluran terjadi redaman sebasar : a = log 10 = 10 log 0,1 = -10 dB 100 artinya redaman saluran itu 10 Db atau pada oscillator di set pada +20 dBm (10 log 100mW) dan terukur pada level meter +10 dBm, maka loss yang terjadi adalah selisih level kirim dengan daya terima adalah 10 dB. Pada beberapa alat ukur yang ada saat ini, pengukuran redaman dapat langsung menunjukkan hasil nilai ukurnya tanpa harus dilakukan perhitungan secara manual seperti di atas.
2.10.2.4. Tahanan Loop
Pengukuran tahanan loop adalah untuk mengetahui nilai resistansi/tahanan murni kabel. Pengukuran tahanan loop adalah murni nilai resistansi konduktor atau urat kabel.Pada pengukuran tahanan loop, kabel tidak dilewati suatu sinyal informasi. Tahanan loop kadang disebut juga dengan istilah tahanan DC (DC Resistance). Pengukuran tahanan loop dapat menggunakan perangkat multimeter. Satuan/unit tahanan loop adalah Ohm (Ω). R = 2.ρ . L.1000 / A..........................(Persamaan 3.2)
Keterangan:
R = tahanan loop (Ω/km)
ρ = konduktivitas kabel tembaga = 0,0175 Ω mm2 /m pada 200 C
L = panjang saluran (m)
A = luas penampang kabel (mm2 )
Gambar 3.11 Prinsip Pengukuran Tahanan Loop.
2.10.2.5.Impedansi
Dalam setiap media transmisi yang digunakan sebagai saluran sinyal informasi, baik itu informasi layanan ISDN yang terdapat sifat-sifat induktif, kapasitif dan redaman yang apabila pada saluran tersebut dilewatkan sinyal dengan frekuensi tertentu atau tegangan bolak-balik dengan besar tegangan tertentu. Karena masing-masing bersifat berbeda-beda dan saling mempengaruhi, maka akan terjadi impedansi saluran. Suatu jaringan kabel tembaga, mempunyai karakteristik impedansi saluran tertentu, yang biasa disebut dengan impedansi karakteristik. Impedansi karakteristik tergantung pada parameter-parameter induktif, kapasitif, redaman dan juga frekuensi yang dirumuskan dalam persamaan:
Zo = Ohm.........................(Persamaan 3.3)
Keterangan:
R = tahanan saluran murni atau tahanan jerat (Ohm)
C = kapasitansi (Farad)
L = induktansi (Henry)
G = konduktansi = 1/R (Mho)
Parameter impedansi ini penting, terutama setelah saluran atau jaringan kabel berhubungan dengan sistem perangkat.Impedansi saluran atau jaringan harus bersesuaian dengan nilai impedansi perangkat untuk menghindari terjadinya sinyal informasi terpantul balik atau terbias (refleksi) yang akan mengurangi kualitas sinyal informasi yang dikirim atau terima.
Secara praktis ada tiga metode pengukuran yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Mengukur Zoc (Open Circuit Impedance)
Gambar 3.12 Pengukuran secara Zoc
2. Mengukur Zsc (Short Circuit Impedance)
Gambar 3.13 Pengukuran secara Zsc
3. Mengukur impedansi terhadap frekuensi
1. Untuk keperluan lain sering juga diadakan pengukuran impedansi karakteristik dengan berbagai frekuensi. Cara pengukuran maupun alat ukurnya sama dengan yang di pergunakan pada pengukuran diatas, namun frekuensinya diubah-ubah mulai 250 Hz sampai 4.000 Hz dengan kenaikan 250 Hz untuk jenis layanan POTS.Untuk jenis layanan lainnya dapat disesuaikan dengan frekuensi masingmasing.
2. Hasil ukurnya dibuatkan grafik, sehingga dapat diketahui pengaruh berbagai frekuensi terhadap impedansi karakteristik.
3. Pengukuran impedansi ini sangat perlu dilakukan terutama pada saluran-
saluran junction karena biasanya Junction akan dihubungkan dengan perangkat sentral atau transmisi, atau repeater transmisi.
2.10.2.6.Crosstalk
Croostalk adalah transfer energi elektromagnetik atau coupling dari satu saluran transmisi ke saluran transmisi lainnya yang letaknya berdekatan. Parameter ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh nilai ikut dengar suatu saluran bila saluran lain dalam jaringan kabel sedang berkomunikasi. Seperti halnya pada komunikasi telepon, kadang sering terdengar komunikasi dari pembicaraan lain atau suara dari pemancar radio, dan lainnya.
Ada dua jenis parameter cakap silang, yaitu :
a. FEXT (Far End Cros Talk), cakap silang ujung jauh.
b. NEXT (Near End Cross Talk), cakap silang ujung dekat.
Crosstalk = 10 log (Po / Pi) dB..........................(Persamaan 3.4)
Keterangan:
Po = Daya yang dikirim saluran 1
Pi = Daya yang diterima saluran 2
Dalam pengukuran crosstalk, yang diukur adalah interferensi antar pasangan kabel (pair kabel) dalam quad yang sama, antar pair kabel dalam quad yang bersebelahan (the adjoining quad), dan antar pair kabel dalam quad yang terpisah oleh satu quad lainnya (the next adjoining quad). Crosstalk antara dua pair saluran akan berbeda dengan crosstalk dua pair saluran lainnya yang terdapat dalam suatu kumpulan pair saluran, dengan kata lain crosstalk antara pair nomor 10-11 akan berbeda dengan crosstalk antara pair nomor 20-21 pada suatu kabel berisi 100 pair. Demikian pula jika total jumlah pair kabel dalam kabel berbeda. Crosstalk yang terjadi pada kabel berisi 100 pair berbeda dengan crosstalk yang terjadi pada kabel berisi 200 pair atau 1200 pair. Untuk panjang kabel yang berbeda memberikan crosstalk yang berbeda baik NEXT dan FEXT. Hal ini disebabkan karena semakin panjang kabel maka posisi kabel secara keseluruhan akan berubah, dan perubahan posisi kabel akan mengakibatkan crosstalk yang berbeda, baik untuk pair dalam quad yang sama, quad yang bersebelahan, atau quad yang berseberangan terhadap pair referensi. Secara umum crosstalk yang akan terjadi akan semakin kecil dengan semakin jauhnya jarak antar pair yang dilalui layanan.
A.FEXT (Far End Crosstalk)
Istilah lainnya cakap silang jauh.
Gambar 3.14 Prinsip Terjadinya FEXT
Gambar 3.15 Prinsip Pengukuran FEXT.
B.NEXT (Near End Crosstalk)
Istilah lainnya cakap silang dekat.
Gambar 3.16 Prinsip Terjadinya NEXT
Gambar 3.17 Prinsip Pengukuran NEXT.
2.10.2.7.Tahanan Screen
Isolator jaringan kabel tembaga dibuat dari bahan alumunium foil, berupa pita
alumunium yang dipasang secara tumpang tindih melilit sepanjang kabel, yang berfungsi sebagai pengaman urat-urat kabel dari gangguang tegangan luar (asing). Dalam penerapannya alumunium foil ini harus terhubung dengan baik ke grounding yang ada di setiap titik interkoneksi jaringan kabel, baik di MDF, RK dan DP. Setiap urat kabel harus mempunyai nilai tahanan screen terhadap grounding, maupun antar urat-urat kabel sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran besarnya resistansi screen (alumunium foil) di sepanjang kabel. Satuan/unit dari tahanan screen adalah Ohm (Ω).
2.10.2.8.Grounding
Semua perangkat aktif harus dihubungkan dengan grounding atau dikenal juga
dengan istilah pentanahan, yang tujuannya adalah untuk membuang arus/tegangan petir dan arus/tegangan asing. Satuan/unit dari grounding adalah Ohm (Ω). Parameter ini sebagai standar parameter sistem telekomunikasi dan juga berlaku untuk jaringan. Parameter ini untuk mengetahui nilai tahanan tanah dari jaringan dan kelengkapannya (misalnya RK, KTB, DP dan lain-lain) yang tujuannya adalah untuk membuang arus/tegangan petir dan arus/tegangan asing.
2.10.2.9.S/N
Definisi dari Signal to Noise Ratio, perbandingan antara level sinyal informasi
dengan noise yang mengganggunya. Satuan/unit dari S/N adalah dB. Makin besar nilai S/N maka makin baik performansi sistem yang ada. Perhitungan Signal to Noise Ratio akibat cakap silang self-FEXT adalah sebagai berikut :
S/N = S(f)/NF (f) = 1/(kxdxf2 ) ..........................(Persamaan 3.5)
Keterangan:
k = 8x10-20 , secara empiris diperoleh dari pengukuran FEXT
d = panjang loop (m)
f = frekuensi (Hz)