Ingatkah waktu itu? Ketika hujan mengguyur kota, kau dan aku-saat itu menyebutknya adalah kita- dan beberapa pejalan kaki serta pengendara motor diam bersama menikmati rintik hujan di depan sebuah gedung sekolah. Anak-anak di dalamnya sangat ribut, mungkin meributkan hujan, dan mereka yang ingin pulang harus tertunda.
Saat itu, masihkah kau ingat? Kita akan mengambil piala di jalan Mataram, ya, itu piala yang sekarang mejeng indah di kamarku. Dan untuk saat ini, itu adalah kenangan yang membawaku memengang piala lainnya. Terima kasih sudah menemaniku pada suatu sore dan melahirkan inspirasi ini. “Tyas, Tetes Hujan Pertama” sebuah cerpen yang berasal dari cerita kita setahun lalu.