Selamat Tahun Baru


Selamat tahun baru 2013 semua...
Penghujung tahun lalu bukanlah hari yang menyenangkan, HP tertinggal karena keteledoran membuat kesalahan menunggu datangnya ibu sampai sejam. Kekonyolan salah tempat, aku di luar dan ibu dengan muka marah-marah berada pada sisi yang berlawanan. Ibu, maafkan anakmu yang kurang ajar ini. Hehehe (sudah dimaafkan).
Itu belum seberapa, sehari sebelum itu terjadi tragedi pendiaman. Yeaah ujan-ujan gak jelas di warung makan yang menyebalkan. Hampir pulang sendiri dengan membawa helm dan hujan-hujanan. Tapi itu mengingatkan pada sinetron murahan, jadi kuurungkan saja. Autis, mungkin seperti itu, aku bisa menikmati kesendirian dengan caraku sendiri, walau saat itu sebenarnya dalam hati gondok banget dan otak berpikir siapa sebenarnya yang salah? Atau memang kedua-duanya salah?
Setelah itu, tragedi HP terjadi dan tanpa komunikasi sama sekali. Malam tahun baru hujan! Ya hujan sangat serius. Sejak di Jogja, baru sekali ini aku melihat tahun baru yang basah, mungkin ia menangis, belum mau beranjak untuk menuju 2013. Ya, langit menangis, kecewa mungkin dengan ramalan 2012 yang tak jadi kiamat (lho?)
Kemudian judulnya berubah menjadi: Nikmati Tahun Baru dengan Luluran. Hyaahhh, malam tahun baru itu dilalui dengan luluran di kos, setelah itu berteman dengan rintik hujan aku dan temen kosku (malang sekali dia karena LDR) memutuskan suatu kebijakkan untuk hal yang sedang meronta. Ya, dibawah tangis langit, hanya berpayung satu, kami berjalan untuk beli Mie dan telor. Perut meronta untuk segera diisi. Cuaca yang mendukung saat itu, hujan dengan semangkuk mie buatan temenku nan hot, serta tak ketinggalan secangkir teh panas. Lezaaaat, seolah kami adalah orang yang paling bahagia di luar dengan hati yang dongkol. Ya, kami merasakan hal sama saat itu. Hiksss
Dan selalu banyak kejutan yang menakjubkan, terima kasih untuk ia yang mengajaibkan hari-hari belakangan ini. Datang dengan basah kuyup, dengan muka tanpa berdosa, ya memang mukanya itu selalu mengisyaratkan semua baik-baik saja. Dan percayalah, itu sangat menyebalkan! Konsep tahun baru berubah, rencana yang awalnya ingin menikamati hangat kasur berselimut sambil melihat fim itu bubar.
Di luar memang hujan basah dan dingin, tapi dengan isyarat kehangatan semuanya luluh, maaf diterima. Setelah itu langitku yang melahirkan rintik, rintik kerinduan, maaf, tak tega meninggalkan teman dalam kesendirian hangat kos namun dingin dalam hati. Hm, aku membenci rintik ini, dengan sembunyi kusembunyikan. Sepertinya orang dengan muka tanpa berdosa itu tak perlu melihat.
Ini lah tahun baru! Tanpa HP sehingga tak tahu siapa saja yang menghubungiku. Ya, tahun baru kali ini sangat menakjubkan. Berbeda dengan yang lalu (di kos, di rumah jagain ibu, di sebuah jembatan yang menjadi kenangan). Pagi yang menakjubkan, dengan tempat-tempat yang belum pernah kukunjungi. Selamat sarapan!
Setelah itu banyak yang terjadi, tepanya setelah HP kembali ke tangan. Sms yang kembali mengusik, orang dari masa lalu dengan jelas mendatangi. Masih pentingkah? Aku ingin membelikannya cermin, agar ia bisa melihat sisi sama dalam dirinya dan memastikan bahwa aku sudah tak lagi mau di sampingnya.
Ya, dulu, memang dulu tahun baru adalah unniversary kita, tapi itu tinggal kenangan saja. Aku tak berniat mengulang. Sampai kemarin kamu masih setia mengirim sms, setelah sebelumnya sms menanyakan kabar. Aku meminta maaf, itu sudah kulakukan berkali-kali sepertinya biar kamu jera. Namun balasanmu malah jelas menyalahkan aku. Oke, sekarang siapa yang butuh siapa? Hah! Malas sangat jadinya. Harusnya matamu jangan terlalu jauh memandangku yang sekarang jauh meninggalkanmu, bukankah selama ini di sampigmu ada wanita dengan perasaan lembut setia menanti cintamu yang tulus. Menginginkan sebuah hubungan yang dibangun bersama, berjalan bersama. Ia, wanita itu agaknya sudah sedikit lelah menuntunmu terus menerus. Jangan sampai ia benar lelah.
Mungkin aku adalah orang yang suka nonton, tapi itu berbeda jika kulakukan dengan kamu. Itu namanya kurang kerjaan. Silakan kau tawarkan untuk orang lain saja. Aku masih bisa beli tiket sendiri, bahkan aku tak sungkan untuk nonton sendiri, bukankah di atas tadi aku sudah berkata kalau aku bisa menikmati kesendirianku dengan caraku sendiri, mungkin sedikit autis. Tak apalah.
Hmm, banyak yang harus dikerjakan. Intinya aku hanya ingin mengingat saja dulu tentang kita. Kamu harus tahu itu. Untuk ‘orang itu’ kenapa hati ini masih meletup-letup setiap kita bersama, kenapa matamu itu masih mengatakan kalau menginginkan aku, kenapa gerak gerik dan perkataanmu itu masih mengisyaratkan cinta, walau cinta yang kini tak seberani dulu. Untuk dia, bagaimana tahun barumu dengan wanitamu? Semoga bahagia, malu kita yang menunjukkan kebenaran biar kita saja yang tahu.
Selanjutnya untuk kekasihku, selamat pagi. Aku kini mengutip perkataanmu, ‘yang ragu jangan ditunggu’. Ya, mereka yang sempat ragu mingin kini menyesal. Melihat kita bersama. Percayalah, aku telah berubah tak nakal lagi.
Semangat mengerjakan thesis, mari lulus bersama J
gambar: mengawali tahun dengan sarapan bersama si lapangan basket jalan kaliurang. Doaku, semoga tahun-tahun selanjutnya kita bisa selalu seperti ini, kebersamaan yang ajaib.