Lelah


Jika kau tanya berapa banyak aku sakit hati, mungkin itu tak terhitung lagi. Untuk sekedar sampai meneteskan air mata, yah bisa dihitung lah. Beberapa hari lalu katamu aku tak punya kepentingan, dan malam tadi kau tanya alpa kedatanganku. Ah, entah apa maumu.

Sudah beberapa yang bertanya. Masihkah kita? Aku jawab dengan tertawa. Karena pasang surut hatiku yang tak menentu berlari kemana. Kadang aku menemukan dirimu, tapi lima menit kemudian aku menemukan orang yang berbeda. Apakah aku tergesa? Kukira iya.

Seperti sore tadi, sedikit saja obrolan yang menghancurkan moodku. Seperti tadi sudah berapa kali? Berkali- kali, hingga aku tak sanggup menghitung lagi. Hm, aku bisa goodmood dua hari, sedang 28 hari lainnya badmood. Ya ya ya, aku yang salah. Kamu benar, selalu benar. Sudah sudah, aku hanya berkeluh kesah. Tak perlu kau membantah, bahkan dengan ekspresi muka yang menyebalkan seperti biasanya. Huhhh, capenya seperti naek gunung di Dieng. Ngoook, emang pernah ke Dieng? Aku terlalu lelah sepertinya, hingga tak menyadari apa yang sudah kulakukan dan belum. Maunya sih kembali ke dua bulan lalu, atau bulan Oktober. Di bulan Oktober ada yang menanti cintaku.

Malam minggu entah keberapa kita tak bersama? atau bahkan kau lupa hari? Aku tak mempermasalahkan, karena memang aku yang selalu kabur di malam minggu. Maaf untuk saat ini aku menyalahkanmu, maaf sekali. Karena kaburku jga tak tanpa sebab. Karena malas denganmu, dengan tingkahmu, dengan kata-kata yang menohok hati!

Pertengahan Bulan Maret. Mungkin kalian lebih mengingat bulan ini. Ya, tak perlu kujabarkan. Setahun lalu aku melepaskan, sepertinya di bulan sama aku juga akan melepaskan. Entah itu melepaskan apa. Bisa melepas gigiku, melepas uang atau melepas...