Beruntunglah...


Kali ini aku ingin berterima kasih untukPpak Pramoedya Ananta Toer. Melalui seseorang (yang selanjutnya kusebut dia kekasih) aku berkenalan dengan tulisan-tulisannya. Berawal dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca yang tebalnya ya ampuun itu, sekaligus membuatku jatuh cinta. Selanjutnya aku telah menyelesaikanArok Dedes yang ternyata juga sebuah tetralogi dan aku sedang penasaran ingin membaca kelanjutannya. Namun apa daya tangan tak sampai, aku masih di rumah. Menunggu seminggu lagi untuk mengetuk sebuah pintu, sekedar bersalaman (tanpa menatap matanya-yang kutahu tangannya sekarang, mungkin juga dirinya terlihat semakin putih) memperhatikan rak, mengambil, bersalaman dan pulang.

Sekarang sedang membaca Cerita dari Blora. Sungguh waw!

Sebelumya mau minta maaf dulu sama Pak Pram. Pengetahuanku dulu, Pak Pram ini adalah komunis, anggota PKI karena di matakuliah sejarah sastra bunyi catatan ketika ujian seperti itu. Kemudian setelah aku membaca penghargaan yang ia peroleh, ketidakadilan ketika di penjara sehingga menulis dan bercerita tentang buku-bukunya, aku menyimpulkan anggapanku salah besar. Pernah aku mengutarakan pendapatku, dan orang itu menertawakan. Hss benci rasanya.

Di sela-sela membaca Pak Pram, aku mendapat sebuah tugas mendata penduduk se-RT 04 siang ini. Apa yang kulakukan? Sambil nonton film donk... 3 hati 2 dunia 1 cinta. Ha? Film Indonesia? Iya film Indonesia... kenapa? Masalah?

Ternyata mencintai orang yang berbeda keyakinan itu sangat sulit. Aku melihatnya dari fiml itu, bagaimana sebuah hati tersiksa karena perbedaan. Aku tidak membenarkan juga tidak menyalahkan jika hal itu terjadi. Bahkan di film tersebut akhir cerita tidak menyatukan kedua tokoh yang sakit hatinya.

Beruntunglah orang-orang yang mendamparkan hatinya pada pasangan dengan satu keyakinan, beruntunglah orang-orang yang dikelilingi keluarga dalam merestui sebuah hubungan. Mungkin beruntunglah juga aku mengenal kamu, membuatku bisa mengenal Pak Pram. Beruntunglah aku yang mendapatkan cinta besar dari kamu, beruntunglah aku menjadi perempuan yang kau uji hatinya, beruntunglh aku yang sampai saat ini mendendam rindu, beruntunglah aku yang pernah malam-malam menangisimu. Beruntunglah aku yang menunggu sebuah kata mantra berbunyi ‘komunikasi’.

Berutunglah kamu, yang sampai saat ini masih menerima cintaku, beruntunglah...