Aku mencium wanginya. Kau tahu siapa? bayi. Kemudian aku menciuminya. Mengelus pipi lembutnya, juga rambut hitamnya. Aku tak berani menggendong karena aku belum bisa. takut ada yang patah nantinya. Lalu ibunya bercerita, jika suaminya susah dibangunkan saat malam. Perlu ditimpuk guling terlebih dahulu. Selanjutnya aku memikirkanmu. Membanyangkan kamu merengkuh bayi, anak kita nanti. Juga membayangkan kamu tertidur yang susah kubangunkan. Suara dengkurmu menganggu. Entahlah, memang sepertinya hatiku memilihmu, untuk menjadi bapaknya mereka kelak. Kapan itu?