Selasa lalu.



Selasa lalu, apa yang terjadi pada jam segini? Masih mata yang menyimpan sesuatu untuk dikeluarkan.

Telepon memangil ‘Dulunya Oppa’

“Ada apa?”

“Oh, gak boleh telfon ya? ya udah deh.”

Kemudian ada tawa dan canda tiap derai bicara kita. Seolah tak terjadi apa-apa. Daftar perjalanan yang akan kita lalui pantai, bromo dan nonton film. Aku tunggu semuanya...

“Aku dulu awalnya mau ajak. Tapi kamu selalu mendiamkan aku.”

“Kenapa tak bilang.”

“Karena kamu cuek.”

Menyesal? Tidak. Setidaknya aku sudah mengujarkan apa keinginanku walaupun itu sudah dulu, dulu sekali.
Memang harus ya, seminggu baru dihubungi. Tapi di luar itu terima kasih... juga untuk luka yang makin mengering. Seperti luka tangan ini.