Bertemu Al

Aku banyak sekali menyimpan cerita. Karena terlalu lama menyimpan, jadinya ia usang dan aku lupa mau menceritakan apa. Kemarin itu tetanggaku menikah. Teman masa kecil yang sering banget ku-bully. Kasihan sebenarnya, tapi itu dulu. Dan aku bahagia melihatnya menikah mendahuluiku dan mendapatkan pasangan yang ehem (gak mau nulis di sini pokonya).

“Kamu kapan Al?”

“Belum ada calon.”

“Lha kamu kapan Wi?”

“Belum ada calon.”

“Ya udah, kalau gitu sama-sama belum ada calon langsung nikah aja kalian.”


Dan kita tertawa bersama, tetapi lelakimu tidak. Entah apa alasannya aku tak tahu. Juga kecewa yang dibawa kedua orang tuaku. Ah biarlah, mungkin itu yang terbaik. Al, kemarin malam kita bertemu. Senyummu itu yang tak juga berubah, juga ingatan tentang masa lalu yang tak juga usang, mungin sakit hati yang juga masih meradang. Ya, mungkin saja.