Aku sampai belum sempat menceritakan tetang journey (seperti judul lukisan yang dipamerkan kemarin, juga pameran kenangan kita yang menjadi kembali terpampang mas). Sms yang tak juga dibalas (kemudian aku tahu jika ia sedang tidur) katamu siang tadi. Aku mungkin terlalu gengsi untuk menelfon, karena dulu pernah aku rijek. Apa-apaan gitu...
Sepupuku yang pacarnya ada di Perancis itu datang ke Jogja, ada perlu di UGM gitu. Jauh dari Semarang masa iya kau gak nemui, padahal saat itu kami ada dalam satu kota. Jam dua sampai di Kuningan. Ternyata keluarga yang masih sama seperti dulu, ramai, penuh tangis, manja, aleman dan sebaginya ributnya anak kecil. Ditambah sepupuku yang di Solo juga mampir (paling gila belanja). Dan semua itu dimulai. Memilih beberapa tas merek brended sampai berjuta-juta. Linknya ya pacarnya sepupuku yang di Perancis itu. Ngebayangin deh bulan Agustus nanti dia balik Indonesia dengan bawaan banyaaak banget titipan dari sodara-sodaraku.
“Mbak, aku mibta baju 3 biji sebagai oleh-oleh, gratis ya.”
“Baju apa?”
“2 hem, 1 kaos. Ya ya ya.”
“Wah, gak janji ya.”
“Ya udah 1 baju aja.”
“Iya, tapi gak janji.”
“Yo wis, GANTUNGAN KUNCI aja deh mbak!”
Pengennya itu dapat baju dari Perancis sana, cuman mbakku rada cerewet ribet dan gak tau lainnya. Makanya dari pada aku gak dapat satu benda pun, mending gantungan kunci aja gak apa-apa. Cukup lah. Asal dari PERANCIS gitu. Maunya sih nitip bawain menara eiffel. Iuuhhh (pasang sor sawo).
Kemudian aku pulang kemalaman. Jam 5 nunggu angkot udah gak ada yang lewat. Di lembah UGM itu...tik tok tik tok, niatnya jalan ke arah UNY nyari halte busway. Jreng jrengggg baru beberapa langkah gitu, ada bus jalur 4 lewat. Gilaaaaakkk pengen ku stopin deh, cuma telat.
Akhirnya kau jalan balik dari lembah UGM ke arah selatan lewati masjid Ugm, lewati penjual lukisan itu, belok kanan, jalan lurus, nyeberang dan bertemu dengan halte busway di depan rumah sakit Sardjito. Menurut el?
“Mbak ke Pramuka.”
“Siaga atau Penggalang?”
“Ha?”
“Hahhahaha.”
“Mbak aku serius.”
“Wah, gak ada yang sampai Pramuka. Cuma sampai SGM.”
“SGM itu yang mana?”
“Pabrik susu itu.”
“Ha?”
“Hahahah.”
“Aku serius mbak.”
“Atau yang Giwangan aja.”
“Ya deh.”
Mbak penjaganya itu ngajak rame sepertinya. Iuuh banget deh. Sebelum jalan sampai halte itu aku udah sms Daniar, dia lagi kerjain tugas di kos temennya deket Amplas, sms Widya nunggu sejam baru dibalas, katanya lagi pilok ini itu buat latihan lukis. Dia mau lomba ke Padang gituh. Dan aku merana badaiiii. Sebenarnya kalo dipikir dengan otak waras, nyampe SGM itu bisa minta jemput seseorang, cuma karena sms yang gak dibalas dan gengsi buat telepon itu tadi aku mala. Dan aku melupakan seseorang, ternyata mbakku ada di kos. NGANGGUR GAK NGAPA2IN. Siapa yang begok?
And then, otewe dari 2B ke 3B Banguntapan. Lewat sampe mana-mana gak jelas gitu. Jreng jreeeng kok aku tahu jalan ini, KOTA GEDE COOOIII. Kan gak jauh-jauh amir sama kos ku. Dan akhirnya aku turun di Tegak Gendu. Jalaaaaaaaaaaannnn sampai kos, lumayan ngos-ngosan. Awalnya aku kira bakalan berhenti di Giwangan, udah sms Daniar lagi dia belum pulang, juga sms Exotic yang balasnya telat. Udah gitu sampai kos makan pempek. Enak sih enak, Cuma perjuangan perjalanan dari jam 17.00-19.00-nya itu lhoooo. It’s journey coy!