Dear Lelaki(ku)



-Sebuah catatan pagi Sabtu, 22/06/2013 0:29 WIB-
 
Lelaki(ku)
Beberapa hari ini kita memutuskan untuk kembali membangun sebuah komunikasi. Panggilang Exotic-Mulus tak lagi berarti ketika diganti dengan Lelaki(ku)-Wanita(ku). Menjadikan ingatan kembali pada setahun lalu. Bulan-bulan seperti ini juga bukan? Ketika kita memulai seseuatu yang sangat absurd. Kemudian kenyataan menghempaskan kita. Membuat mesra hanya ada dalam pesan saja. Coba kalau kita berjua, pasti olok-olok hina yang tertata keluar dari mulut-mulut kita.

Dear Lelaki(ku),
Memang tak begitu pantas aku memanggil seperti ini, kenyataan dulu yang berucap dari mulutmu langsung yang menjelaskan sebuah hubungan yang dengan jelas sudah kau rangkai persama yang lain, sedang kedudukanku adalah pagar cantik yang terbatasi. Oke, pagar ini pun tak selamanya berdiam.

Dan aku menemukan sebuah kenyataan lain beberapa menit yang lalu. Ternyata waktu satu tahun tak mengubah perangaimu. Salahkah mereka yang terpesona atau kah dirimu yang terlalu mengumbar pesona? Aku tak tahu mana yang pasti benar. Yang jelas Lelaki(ku), firasatku tak pernah salah. Jika suatu nanti terbukti, aku hanya akan bertepuk tangan dan mengucapkan selamat. Setidaknya Wanita(mu) harus benar-benar kau jaga. Bukan, bukan aku cemburu, hanya saja rentannya sebuah hubungan dalam satu atap rumah. Kamu sudah mengerti dengan tulisan ini? Baguslah.

Dear Lelaki(ku), firasatku memang tak pernah salah.