Review Antologi Gadis Beraroma Kopi



 

 Jika aku mengatakan tentang CINTA PERTAMA, apa yang ada dalam benak kalian? Pasti warna putih abu-abu, atau putih biru, atau malahan putih merah? Ha ha ha, bisa juga ketika pertama kali mata terbuka. Itu juga bisa menjadi cinta pertama.

Antologi Cerpen Gadis Beraroma Kopi yang diluncurkan oleh Kreativitas Kita (Kreskit) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ini terdiri dari 19 cerpen terbaik. Masih tentang cinta, memang mengacu pada Cinta Pertama. Mereka ber-19 mempunyai pandangan yang berbeda dalam menceritakan cinta pertamanya.

Gadis Beraroma Kopi misalnya, bercerita tentang seorang lelaki mencintai perempuan yang setiap pagi berpas-pasan dengannya. Gadis itu menawarkan bau kopi dari setiap warna baju berbeda setiap harinya. Ya, lelaki itu menemukan cinta pertamanya, walau cincin yang dipersembahkan tak sempat mereka kenakan. Kenapa?

De Javuberkisah ketika dunia dalam pandangan mata masih dua warna, yaitu putih dan biru. Kenangan-kenangan menerbangkan masalah tak terduga yang sebenarnya sepele dan menuntut kejelasan. Kemudian kedua warna itu berubah setelah penantian selama lima belas tahun. Warna apa? 

Diorama Cinta Pertama memunculkan sebuah cinta dari masa putih merah yang membuat seorang gadis enggan melanjutkan cerita-cerita. Bisa itu karena terpaksa, mungkin itu ungkapan yang tepat. Terpaksa menggerakan tangan juga karena seseorang. Siapa?

Cahaya Terindah. Setelah tiga muka membaca baru sadar apa yang dimaksudkan dalam cerpen yang penuh kejutan ini. Selain cerpen-cerpen itu ada pulan Taman Mimpi, Pada Warnamu Aku Jatuh, Cinta Pertama Panji, Lelaki di Bangku Itu, Surat Ernita di Ujung Senja, Sang Perfeksionis, Ketika Cinta Berlabuh di Dua hati, Mungkinkah Masih sama?, It Started with a Love Song, Sepasang Merpati di Balik Jeruji, Bintang pun Bersinar Terang Setelah Hujan, Long Time No ‘Pacar’, Dia Benar Kekasihku, Ruang Spesial di Hati Keysa, Kisah Cintaku Memiliki Batas Waktu.

Tampilan buku ini menarik. Sampul berwarna merah yang sanggat menggoda. Di dalam buku juga terdapat sketsa-sketsa yang membuat seolah cerita itu nyata digambarkan. Namun sayangnya peletakan sketsa kurang sesuai dengan judul cerpen pada lembar berikutnya. Ada juga sketsa yang sangat menarik memakai kutipan dalam salah satu cerpen tetapi kutipan itu sedikit keliru dari isi cerpen. Pembaca yang ingin menikmati sampul antologi ini harus memutar-mutar buku terlebih dahulu karena peletakan gambar yang horisontal.

Ada beberapa cerpen yang penulis memilih mematikan tokoh pada akhir cerita, dan banyak juga yang berakhir bahagia. Misalnya penutup kisah yang seperti ini, “Dan akhirnya kita jadian.” 

Selamat menemukan cinta, walaupun bukan cinta pertama, juga selamat membaca...


Judul                  : Gadis Beraroma Kopi
Tahun Terbit      : 2013
Penerbit             : Kreativitas Kita (Kreskit)
Tebal                  : 13 x 20,5 cm
Tebal                  : 196 halaman
No. ISBN           : 978-602-17366-3-0
Harga                 : Rp25.000
Resentator         : Utami Pratiwi