Dear Za,




Dear Za,

Pertemuan kita seperti sinetron FTV yang bikin galau itu. Serius deh, tapi ini bukan sinetron, juga kita bukan aktor di layar kaca. Ini layar nyata. 

Empat tahun lamanya tak bertemu, kemudian kita saling sapa. Pagi buta kamu tembus dingin untuk mengadiri sebuah acara. Datangmu demi acara itu atau demi aku? Ah aku terlalu banyak berharap, semoga tak banyak kecewa yang kudapat. Kamu tak ubahnya seperti yang dulu. Mungkin karena usia yang membuat dirimu terlihat lebih dewasa. Semoga aku mengimbangi dengan muka dewasa juga, bukan muka tua.

Kamu ingat? Waktu SMP dulu pernah kami ngerjain kamu. Dan kenapa lirikan matamu hanya tertuju padaku. Kan kita sama tersenyum malu-malu.

Ah Za..

Aku pernah malu. Sepertinya kamu tahu setiap perbincanganku mengenai jodoh. Ya, jodoh yang tak juga mendekat. Bagaimana dengan kamu? Eh ya, itu bapakmu sepertinya tertarik denganku. Kemarin bertanya sama ibuku. Hahahha apa kamu iya? Ini kali kedua Za, selain bapakmu, ada juga bapak teman kita yang tertarik denganku. Sayang, anaknya tidak. Malah menikah dengan orang lain. Ouow...

Za, ku tunggu suatu hari kamu mendatangiku.

Za, jika orang itu kamu, bagaimana?