gravimetri


                                        
                

   BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Tujuan :
·         Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara menentukan kadar air dalam suatu makanan dengan metodi gravimetri 
I.2.Dasar Teori :
Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsure atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penetuan secara analisis gravimetri meliputi transformasi unsure atau radikal kesenyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Metode gravimetric memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu factor-faktor koreksi dapat digunakan (Khopkar,1990).
Zat ini mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya.Postpresipitasi dan kopresipitasi merupakan dua penomena yang berbeda. Sebagai contoh pada postpresipitasi, semakin lama waktunya maka kontaminasi bertambah, sedangkan pada kopresipitasisebaliknya. Kontaminasi bertambah akibat pengadukan larutan hanya pada postpresipitasi tetapi tidak pada kopresipitasi (Khopkar, 1990).
Analisis gravimetri ini merupakan salah satu teknik analisis kuantitatif yang menggunakan gravi / berat. Pada dasarnya, gravimetri dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu penguapan, elektrolisis dan pengendapan. Salah satu contoh penguapan metode gravimetri adalah dalam penentuan air / hidrat dalam Barium klorida dengan cara menghilangkan semua hidrat kristal di atas suhu 100oC (Anonim, http://duniainikecil.wordpress.com).
Pada prinsipnya penentuan kadar air dengan metode gravimetri yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan dengan sampai berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif mudah dan murah. Kelemahan cara ini adalah :
·         Bahan lain disamping air juga ikut menguap dan hilang bersama uap air misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri dan lain-lain. 
·         Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap, contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi, dan sebagainya. 
·         Adanya bahan yang dapat mengikat air secara kuat, sehingga sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
Untuk mempercepat penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang lain karena pemanasan maka dapat dilakukan pemanasan dengan suhu rendah dan tekanan vakum. Dengan demikian akan diperoleh hasil yang lebih mencerminkan kadar air yang sebenarnya.
            Untuk bahan yang telah mempunyai kadar gula tinggi, pemanasan dengan suhu ± 100º C dapat mengakibatkan terjadinya pergerakan pada permukaan bahan. Suatu bahan yang telah mengalami pengeringan ternyata lebih bersifat hidroskopis dari pada bahan asalnya. Oleh karena itu selama pendinginan sebelum penimbangan, bahan telah ditempatkan dalam ruangan tertutup yang kering misalnya dalam eksikator atau desikator yang telah diberi zat penyerapan air. Penyerapan air / uap ini dapat menggunakan kapur aktif, asam sulfat, silica gel, kalium klorida, kalium hidroksid, kalium sulfat atau barium oksida. 









BAB II
METODE PERCOBAAN
II.1.Alat dan Bahan :
·         Alat :
-          Cawan porselin
-          Oven
-          Eksikutor
-          Timbangan digital
-          Penjepit
·         Bahan :
-          Garam dapur  
II.2.Cara Kerja :
Ø  Penentuan Kadar  Air dalam garam :
-          Memanaskan oven
-          Memanaskan cawan porselin pada suhu 1050 selama 30 menit
-          Mendinginkan cawan porselin pada suhu kamar atau masukkan dalam eksikutor
-          Menimbang cawan porselin dan mencatat hasil sebagai berat cawan kosong
-          Menambahkan garam sebanyak 2-3g dan menimbang bersamaan dengan cawan, mencatat hasil sebagai berat cawan kosong + sampel
-          Memanaskan kembali cawan yang berisi garam dalam oven pada suhu 1050 selama ± 3 jam
-          Menimbang kembali cawan yang sudah dipanaskan, mencatat hasil penimbangan sebagai berat setelah dipanaskan
-          Memanaskan kembali cawan yang berisi garam bila berat masih belum mencapai titik konstan pada suhu 1050 selama ± 30 menit
-          Menimbang kembali hingga berat mencapai konstan.


BAB III
HASIL PERHITUNGAN
III.1.Penimbangan
·         Penimbangan cawan kosong
-          Cawan A = 24,0328
-          Cawan B = 23,6627
·         Penimbangan cawan kosong + garam

-          Cawan A = 24,0328
                     2,5           +
                  26,5328 berat hasil timbangan yang didapat ~ 26,5615 g

-          Cawan B =  23,6627
                      2,5          +
                  26,1627 berat hasil timbangan yang didapat ~ 26,1955 g

·         Hasil penimbangan setelah pemanasan pertama
-          Cawan A = 26,5553 g
-          Cawan B = 26,1904 g

·         Hasil penimbangan setelah pemanasan ke dua
-          Cawan A = 26,5551
-          Cawan B = 26,1901
III.2.Perhitungan Kadar Air dalam sampel
·         Kadar air dalam garam yang kami dapatkan
-          Sampel A
=  x 100%

=  x 100%
=   = 0,2530 %

-          Sampel B
=  x 100%

=  x 100%
=   = 0,2132 %
III.3.Tabel hasil praktikum semua kelompok
Kel
Berat cawan kosong
Berat cawan + sampel
Berat setelah pemanasan
Berat akhir
Kadar air
1a
1b
40,8856
42,0349
43,1559
44,2326
43,1509
44,2273
43,1530
44,2289
0,22%
0,28%
2a
2b
59,8939
58,2061
62,7661
58,2730
62,7553
58,2669
62,7549
58,2649
0,38%
0,31%
3a
3b
22,5589
22,7090
25,0190
25,3097
25,0145
25,3054
25,0129
25,3041
0,23%
0,21%
4a
4b
24,0328
23,6627
26,5615
26,1955
26,5553
26,1904
26,5551
26,1901
0,25%
0,21%
5a
5b
42,7713
36,4463
45,2148
38,8861
45,2094
38,8808
45,2048
38,8777
0,41%
0,34%
        
n/b : berat konstan selisih dari 2 kali penimbangan ≤ 0,2-0,5 mg


                                         BAB IV
                            PEMBAHASAN
            Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
            Pada percobaan kami diatas  dilakukan penetapan kadar air dalam garam beryodium dengan menggunakan metode garvimetri. Dan dihasilkan data sebagai berikut :
·         Pada kelompok 1 dari dua kali sampel dengan hasil penimbangan akhir sebesar 43,1530 & 44,2289 lebih besar dari pada penimbangan pertama setelah pemanasan yaitu sebesar 43,1509 & 44,2273 sehingga hasil tersebut sangat jauh dari keadaan konstan, tentu saja kadar air yang didapat dari garam yang kelompok satu uji sangat tidak akurat, hal ini bisa dikarenakan dari beberapa sebab yaitu : ketidak telitian pada saat peraktikum berlangsung, adanya kontaminasi udara sehingga mempengaruhi hasil penimbangan yang didapat dll. Sedangkan kadar air yang didapat sebanyak 0,22% & 0,28%.
·         Pada kelompok II dari dua kali sampel dengan hasil penimbangan pertama sebanyak 62,7553 & 58,2669 dan penimbangan akhir sebanyak 62,7549 & 58,2649 dan hasil penimbangan ini dinyatakan konstan karena selisih 2 kali penimbangan tersebut hanya berkisar 0,4 mg dan 0,2 mg dengan hasil kadar air yang didapat sebanyak 0,38% dan 0,31%. Pada percobaan kelompok ini kesalahan yang terjadi lebih sedikit sehingga kita masih bisa mempertimbangkan hasil yang didapat.
·         Sedangkan pada kelompok III didapatkan hasil penimbangan awal sebesar 25,0145 dan 25,3054, sedangkan hasil penimbangan akhir sebanyak 25,0129 dan 25,304. Selisih angka pada dua kali penimbangan ini sebanyak 0,16mg dan 0,13mg, kedua hasil diatas tidak menunjukkan hasil dalam keadaan yang konstan karna hasil selisih penimbangan pertama dan kedua lebih dari 0,2mg-0,5mg hal ini bisa dikarenakan tidak akuratnya praktikan pada saat penimbangan bahan dan terjadinya kontaminasi udara sehingga dapat mempengaruhi hasil penimbangan dari sampel yang digunakan.
·         Sedangkan untuk kelompok kami (kelompok IV) didapatkan hasil penimbangan pertama sebesar 26,5553 dan 26,1904 sedangan hasil penimbangan akhir sebesar 26,5551 dan 26,1901 didapatkan selisih penimbangan sebanyak 0,2mg dan 0,3mg hasil dari penimbangan kami dinyatakan konstan karena tidak melebihi batas selisih yang ditentukan untuk penentuan penimbangan konstan dan didapatkan hasil kadar garam yaitu sebesar 0,25% dan 0,21%.
·         Dan pada kelompok V didapatkan hasil penimbangan awal sebesar 45,2094 dan 38,8808 dan penimbangan akhir sebesar 45,2048 dan 38,8777 dengan selisih kedua penimbangan sebesar 0,49mg dan 0,31mg dengan kadar air dalam sampel sebanyak 0,41% dan 0,34%. sama halnya dengan kelompok  I dan III hasil penimbangan sangat jauh dari akurat melebihi batas selisih yang ditentukan hal ini bisa dikarenakan kurang telitinya pada saat penimbangan dan adanya pengaruh udara sehingga mempengaruhi hasil penimbangan yang didapat.
                Dari keterangan di atas dari semua hasil data kelompok penentuan kadar air yang didapat masih dapat dikategorikan rasional karena dari keterangan bungkus sampel yang kami gunakan, uji kadar air pada garam dengan merek dagang “Garam Meja Beryodium Cap Kapal BPOM RI MD 245713005113” mempunyai standar untuk uji kadar air yaitu sebesar 0,1-0,5% sedangkan hasil yang kami dapatkan dari semua kelompok jauh lebih kecil dari yang di tentukan, hingga tentunya dapat dinyatakan kalau garam yang digunakan sudah sesuai dengan hasil penilitian dan standar mutu sebelumnya dari produk itu sendiri.










BAB V
KESIMPULAN

      Dari data pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

·         Gravimetri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
·         Dari data diatas diketahui hanya kelompok II dan IV yang mendapatkan penimbangan konstan dengan jumlah selisih yaitu sebesar :
§  Kelompok II dari 2 kali penimbangan sampel sebesar :
- 0,4 mg (sampel pertama)
- 0,2 mg (sampel kedua)
§  Kelompok IV dari 2 kali penimbangan sampel sebesar :
- 0,2 mg (sampel pertama)
- 0,3 mg (sampel kedua)
·         Ada beberapa hal yang menjadi kemungkinan besar terjadi banyaknya selisih dalam penimbangan dan penentuan nilai konstan yaitu diangtaranya :
§  Proses penimbangan sampel yang kurang akurat
§  Proses praktikum yang tidak steril
§  Adanya pengaruh udara yang dapat mempengaruhi hasil dari penimbangan tersebut.
·         Kadar air dalam garam yang didapat pada percobaan kali unidak melebihi kadar air yang ada pada keterangana untuk semua kelompok dinyatakan masih sesuai karena tidak melebihi kadar air yang terdapat pada yang kemasan sampel yang kami gunakan yaitu tidak melebihi dari 0,1% - 0,5% kadar air.
                 








DAFTAR PUSTAKA

Ø  Anonim, ASLEP Lunar Gravimeter, http://soschem.com
Ø  Anonim, Gravimetri, http://duniainikecil.wordpress.com.
Ø  Anonim, Gravimetri, http://en.wikipedia.org
Ø  Gusdinar, 1998, Tutus, Dr., Analisis Gravimetri, Erlangga, Jakarta.
Ø  Nur, Andhika, Teknik Analisis Gravimetri, http://r3xr4ptor.wordpress.com.
Ø  Underwood, A.L. 1993, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.