Jadikan Rapat sebagai Kesempatan Aktualisasi Diri, di dalam Career Corner/ Make Opportunity Meeting as Self Actualization, in the Career Corner

Jadikan Rapat sebagai Kesempatan Aktualisasi Diri, di dalam Career Corner

(Sumber:Kurniawan, Jimmy Ellya.2013. Harus Aktif Urun Ide dan Tunjukkan Sikap Simpatik. Surabaya: Jawa Pos Edisi Sabtu 13 Juli 2013.)

Oleh: Jimmy Ellya Kurniawan, Psikolog, Pengajar Prodi Psikologi Ciputra

Rapat itu sama degnan boring. Padahal, jika mampu memanfaatkan momein ini, meeting bisa menjadi sarana untuk meraih kesempatan yang lebih baik di tempat kerja.

Kata rapat atu meeting sudah menjadi hal biasa bagi karyawan. Tidak jarang satu kata ini menjadi sangat menyebalkan jika didengar. Proses rapat yang terkadang lama dan membosankan memang potensial bikin jenuh. Belum lagi kalau ternyata rapatnya menemui jalan buntu serta tidak tecetus satu kesimpulan pun. Yang perlu dilakukan karyawan adalah melihat suasana dan mengambil tindakan dengan benar. Menurut Jimmy Ellya Kurniawan, psikolog, peserta rapat biasanya dapat dikelompokkan menjadi empat.
Petama, adalah apatis atau peserta yagn sekadar datang atau tidak niat ikut rapat.
Kelompok kedua termasuk aktif menentang yang sikapnya berseberangan dengan pimpinan rapat.
Kateogri ketiga adalah tipe ABS atau Asal Bapak Senang yang selalu menyetujui sikap pimpinan rapat. Tapi, itu belum tentu konsisten dan professional dalam pengaplikasian hasil putusan rapat,
Terakhir adalah sikap proaktif yang dapat memberikan pandangan dan masukan dari sudut padangnya.

“Nah, sikap proaktif inilah yang dapat memerbikan keuntungan kepada peserta rapat tersebut. Kalau pandangna menyempurnakan hasil rapat tidal berlebihan, pasti bakal mendapat nilai plus di mata pimpinannya,” paparnya. Peserta meeting yang baik tentu juga harus paham dengan agenda yang akan dibahas. Cari informasi tentang tema yang akan dirapatkan. Tujuannya karyawan bisa memberikan ide yang bagus guna menyelesaikan masalah yang dihadapi. Peserta rapat juga harus mengenali diri sendiri. :Maksudnya, memahami kapasitas dirinya di mata perusahaan. Misalnya, masih pengawai baru atau sudah berpengalaman dan dipercaya pimpinan,” kata Jimmy. “Hal ini penting karena dpat menentukan jenis tindakan yang bisa diambil ketika rapat berlangsung,” lanjut pengajar prodi pskologi di Universitas Ciputra tersebut. Meski masih baru, kata Jimmy, bukan berarti seorang karyawan tidak bisa memberikan kontribusi. Ingat, pasti ada yang diinginakn atau diekspetasikan dari orang yang diundang oleh penyelenggara rapat. “Kehadiran Anda di formum itu tentu memiliki peran,” tegasnya. Budaya meeting suatu perusahaan juga tidak boleh dilupakan. Sebab setiap kantor pasti punya gaya yang berbeda dlam menyelenggarkan rapat. Sikap simpatik lai yang bisa ditunjukkan adalah datagn tepat waktu dan peka dengan kondisi rapat. Misalnya, menawarkan bantuan ketika proyektor property rapat ngadat. Ini akan memberikan impresi baik di mata pimpinan atau pesrta rapat lainnya.