Jaringan Epitelium, di dalam Biologi/ Epithelium tissue, in the Biology

Jaringan Epitelium, di dalam Biologi

(Sumber: Pratiwi, D. A.2007. Biologi Kelas IX. Jakarta: PenerbitErlangga.)

Jaringan epithelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epithelium yang melapisi lapisan luar tubbuh disebut epidermis; jaringan epithelium yang membatasi organ dalam disebut endothelium; jraingan epithelium yang membatasi rongga disebut mesotelium. Sel jarignan epitel melekat pad amembran dasar yang terbuat dari jaringan ikat. Membrane dasar mengandung serat kolagen yang tertanam dalam matriks. Fungsi membrane dasar adalah untuk menyokong jaringan epitel.

Ciri jarignan epithelium

Jaringan epithelium memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan jaringan lain. ciri jaringan epithelium antara lain:

Ø  Sel tersusun rapat sehingga hampir tidak ada ruangan antar sel
Ø  Jaringan epithelium tidak mengandung pembuluh darah, tetapi mengandung ujung saraf. Sel epithelium mendapat makanan dari kapiler darah yang terdapat pada jaringan ikat.
Ø  Jarigan epithelium memiliki kemampuan regenerasi cukup tinggi. Ada epithelium yang rawan terhadap gesekan sehinggga permukaan sel akan aus. Ada pula yang dapat rusak akibat zat yang dihasilkan oleh bakteri, asam atau asap. Selama sel epithelium mendapat cukup nutrient, sel epithelium akan cepat mengganti sel yang rusak tersebut melalui pembelahan sel.

Klasifikasi epithelium

Epitelium diklasifikasika berdasarkan bentuk dan jumlah lapisannya. Berdasarkan lapisannya, epithelium dibedakan menjadi epithelium selapis dan epithelium berlapis. Epithelium selapis terdiri hanya satu lapis sel, sedangkan epithelium berlapis terdiri atas lebih dari satu lapis sel. Berdasarkan bentuknya, sel epithelium dibedakan menjadi epithelium pipih, epithelium kubus, dan epithelium batang. Bentuk nucleus sel epithelium sesuai dengan bentuk selnya. Epitelium pipih memiliki nucleus berbentuk cakram, epithelium kubus memiliki nucleus berbentuk bulat, dan epithelium batang memiliki nucleus berbentuk oval yang memanjang atas bawah. Bentuk nucleus penting diperhatikan untuk membedakan jenis epithelium. Epithelium selapis mudah dibedakan berdasarkan bentuk selnya karean semua sel memiliki bentuk yang sama. Pada epithelium berlapis, bentuk sel pada setiap lapis dapat berbeda. Sebagai kesepakatan, epithelium berlapis dinamai berdasarkan bentuk sel pada permukaan paling atas.

a) Epitelium selapis

epithelium selapis tersusun atas selapis sel yang sama. Epithelium selapis terdiri atas epithelium pipih selapis, kubus selapis, batang selapis, dan batang berlapis semu.

1) Epitelium pipih selapis

epithelium pipih selapis terdiri atas selapis sel berbentuk pipih. Epithelium tipe ini tipis dan bersifat permeable (dapat tembus) untuk dilalui molekul atau ion terlarut secara difusi. Pernananya adalh dalam pross difusi oksigen maupun karbondioksida serta filtrasi darah pada proses pembentukan urin. Epitelium pipih selapis terdapat pada dinding kapiler tempat terjadinya proses pertukaran nutrient dan zat sisa antar darah dan jaringan tubuh. Epithelium pipih selapis juga terdapat pada alveolus, tempat terjadinya pertukaran gas. Epithelium pipih selapis ada yang bersifat licin. Contohnya adalah endothelium yang licin untuk meminimalisasikan gesekan pada organ sirkulasi, seperti pembuluh darah, pembuluh limfa dan jantung. Contoh lainnya adalah mesotelium yang melapisi rongga perut, membrane paru-paru, dan membra jantung.

2) Epitelium kubus selapis

Epithelium kubus selapis terdiri dari selapis sel berbentuk kubus. Epithelium kubus selapis terdapat pada saluran kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan saluran pada ginjal. Berperan dalam sekresi dan absorpsi.

3) Epitelium batang selapis

Epithelium batang selapis terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang. Epithelium ini berfungsi dalam gerakan aktif molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transport ion. Epithelium batang selapis melapisi saluran saluran pencernaan mulai dari lambung sampai anus, serta pada kelenjar dan diselengi sel goblet di antaranya. Sel goblet adalah sel yang menghasilkan lendir atau mucus. Contohnya pada usus halus Epitelium batang selapis ada yang memiliki silia, misalnya yang terdapat pada lapisan sebelah dalam saluran rahim. Silia membantu ovum bergerak menuju rahim.

4) Epitelium batang berlapis semu

Tinggi sel epithelium jenis bervariasi. Semua sel melekat pada membrane dasar, tetapi hanya sel yang tinggi yang mencapai permukaan apical epithelium. Nucleus sel terdapat pada ketinggian yang berbeda sehingga tampak seolah epithelium tersebut berlapis. Sel ini terdapat misalnya pada bagian dalam saluran pernapasan dan berfungsi mengeluarkan debu yang terperangkap pad lendir dari paru-paru.

b) Epitelium berlapis

epithelium berlapis tersusun atas dua atau lebih lapisan sel. Sel tersebut beregenerasi di lapisan bawah; artinya bagian bawah membelah dan terdorong atas untuk menggantikan sel di bagian atasnya yang lebih tua. Umur epidermis berlapis lebih lama daripada sel epidermis selapis. Fungsi utama epithelium berlapis adalah sebagai pelindung. Ada berbagai epithelium berlapis, yaitu sebagai berikut.

(1) Epitelium pipih berlapis

Epithelium pipih berlapis terdiri dari banyak lapsian sel dan sel di permukaannya berbentuk pipih. Sel di lapisan yang lebih lama berbentuk kubus atau batang dari semua tipe epithelium, epithelium pipih berlapislah yang apling tebal dan paling sesuai untuk fungsi pelindung. Tpie ini membentuk epidermis kulit, bagian dalam mulut, esophagus, dan vagina.


(2) Epitelium kubus dan batang berlapis
Epithelium kbus dan batang berlapis jarang terdapat pada tubuh. Epithelium jenis ini haya ada di saluran besar dari beberapa kelenjar, misal kelenjar susu, kelenjar ludah, dan pangkal esophagus, dan berperan dalam sekresi.

(3) Epitelium transisional
Epithelium transisional merupakan jaringan epitel berlapis yang bentuk selnya dapat berubah. Epithelium jenis ini terdpaat pada organ urinary, misalnya ureter dan bagia ndalam ginjal. Beberapa organ, misalnya kantong kemih, akan mengembang jika berisi urin. Saat epithelium transisional mengembang, epithelium akan menipis; ketebalannya akan berkurang dari sekitar enam sel menjadi tiga sel, dan sel bagian atasnya akan memipih dari bentuk bulat menjadi bentuk pipih sehingga epithelium mengalami perubaahan bentuk (transisi bentuk). Epithelium ini juga membentuk penghalang impermeable (tidak dapat ditembus) sehingga urin tidak menembus dinding kantong kemih.

(4) Epitelium kelenjar
Epithelium kelenjar adalah epithelium yagn terdpaat pada kelenjar. Ada dua jenis kelenjar, uaitu kelenjar endoktrin dan kelenjar eksorin. Pada kelenjar endoktrin, sel epithelium yang menghubungkan antara kelenjar dan permukaan epithelium menghilang. Kelenjar endoktrik berhubugnan dengan kapiler darah sehingga hasil sekresi kelenjar ini masuk ke pembuluh darah dan mengalir bersama aliran darah. Contohnya adalah kelenjar tiroid. Hasil sekresi kelenjar eksokrin langsung menuju permukaan epithelium. Kelenjar eksorin ada yang uniselular dan ada yang multiselular memiliki saluran untuk menyalurkan hasil sekresi ke permukaan epithelium. Bentuk kelenjar ada yang seperti tabung lurus (tubular) dan ada yang membulat (alveolar). Strukturnya ada yang sederhana, yaitu apabila memiliki hanya satu saluran menuju ke permukaan epithelium. Ada pula yang majemuk, yaitu jika memiliki lebih dari satu saluran menuju ke permukaan epithelium. Berdasarkan betnuk dan strukturnya, kelenjar eksokrin dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Ø  Kelenjar tubular sederhana. Contoh adalah kelenjar Lieberkuhn pada usus vertebrata
Ø  Kelenjar tubular bergelung sederhana. Contoh adalah kelenjar keringat
Ø  Kelenjar tubular bercabang sederhana. Contoh adalah kelenjar di lambung
Ø  Kelenjar  alveolar sederhana, contoh adalah kelenjar mucus pada kulit katak
Ø  Kelenjar tubular majemuk, contoh adalah kelenjar Brunner di usus halus
Ø  Kelenjar alveolar majemuk, contoh adalah kelenjar susu

Ø  Kelenjar alveolar dan tubular majemuk. Contoh adalah kelenjar ludah.